Kerap kali ku kecap manisnya madu.
Merasakan dan memuji, jika ia sangat lembut.
Secara tak sadar ku tanam dalam memori.
Faedahnya tak dapat ku lukis.
Cukup untuk dirasa tanpa dirangkai dalam kata.
Karena aku hanya memohon, untuk bahagia.
Rasa ku khianat, dan berdusta.
Karena yang kudapat hanya, percikan api yang hina.Senin, 30 Oktober 2017
KAMU SEDANG MEMBACA
KLASIK √
Poesía❲𝗽𝗲𝗺𝗲𝗻𝗮𝗻𝗴 𝘄𝗮𝘁𝘁𝘆𝘀 2017 𝗸𝗮𝘁𝗲𝗴𝗼𝗿𝗶 𝗡𝗲𝘄𝗰𝗼𝗺𝗲𝗿𝘀❳ Aku diterpa angin malam. Telingaku kalut, tertampar suara gagak hitam. Hingga aku tak dapat bermalam. Dalam hatimu yang tentram. © copyright 2017 R I N I...