INTERMEDIARY

69 49 134
                                    

Aku memijat pelipisku perlahan sambil mengendarai mobilku. Pikiranku benar-benar campur aduk sekarang. Aku bahkan tak yakin apakah aku bisa fokus saat ini. Apalagi aku tidak bisa tidur nyenyak kemarin karena mereka memberi ide yang aneh. Ya ide untuk bergabung dalam misi khusus. Aku bahkan tidak tahu caranya. Membayangkannya saja tidak pernah. Maksudku itu adalah misi tingkat 3,misi yang nyaris tidak mungkin diberikan pada S-Shadow rendahan. Walaupun aku pernah bilang bahwa tidak menutup kemungkinan S-Shadow bisa mendapatkan misi itu. Tapi masalahnya FOM bahkan tidak pernah mengatakan apapun. Dia jelas tidak tertarik untuk memberiku misi itu. Dia pasti berpikir masih banyak anggota lain yang lebih pantas untuk bergabung dalam misi itu. Aku benar-benar tidak percaya diri. Tapi setidaknya aku harus berhasil dalam misiku kali ini.

SREK!

Aku menuruni mobilku setelah menyembunyikannya di pinggir rawa. Akhirnya aku sampai di Republic Bank. Kulangkahkan kakiku untuk memasuki gedung besar itu. Saat aku berada di depan cctv,aku pun menunjukkan Shyfku pada mereka.

Tit... Tit...

Perlahan pintu besi bank mulai terbuka. Aku tak habis pikir tentang pemilik bank ini. Maksudku bagaimana  dia bisa tahu tempat ini menjadi sasaran perampokan? Selain itu jika dia tahu,kenapa harus menyewa Shadow bukannya menghubungi polisi? Oke cukup memikirkan itu,saatnya mencari tahu dimana letak brankas mereka. Aku pun segera mengeluarkan alat pelacak dari dalam sakuku. FOM memberiku alat ini untuk menunjukkan keberadaan brankas. Dengan cekatan aku melajukan kakiku menuju brankas itu. Sesampai di sana aku langsung memutar kode brankas

Tit... Tit... Tit...

Tak butuh waktu lama untuk bisa memasukinya. Jangan tanya kenapa aku bisa mengetahuinya. Dengan cepat aku memasuki tempat itu dan melihat ruangan kosong yang dipenuhi kamera cctv. Wah,mereka sudah menyimpan uangnya. Mereka benar-benar berniat untuk menyingkirkannya.

Krek...Krek...Krek...

Aku mendengar suara dari arah luar. Dengan cepat aku pun mencari tempat persembunyian. Entah apa yang digunakan wanita itu untuk memaksa masuk ke dalam sini. Yang jelas tidak ada bunyi alarm yang menandakan adanya benda tajam yang merusak dinding ini. Aku berani taruhan dia cukup lihai.

Tap...Tap...Tap...

"Kau akan menyesal telah membuatku menunggu." Ucapku dengan nada rendah. Dia terdiam sejenak lalu berbalik untuk melihatku.

"Biar kutebak. Shadowkan?" Ucapnya yakin. Aku tersenyum tipis dan mulai mendekatinya.

"Mari kita buat ini lebih sederhana." Ucapku santai.

Srek!

Tiba-tiba dia melemparkan sebuah pisau ke arahku. Beruntung aku berhasil menghindar.

"Sepertinya kau sudah memilih kuburanmu." Ucapnya. Aku menatapnya intens sambil berusaha memberinya pengertian.

"Aku ingin bicara." Balasku merendah sambil berjalan mendekatinya pelan.

"Berhenti di sini atau kutembak kepalamu!" Ancamnya sambil mengeluarkan pistolnya. Sial! Sepertinya dia gadis yang cukup nekat. Bagaimana jika dia benar-benar melakukannya? Aku tidak ingin mati konyol.

"Kau harus mendengarkanku." Balasku sambil mengisyaratkannya untuk menurunkan pistolnya.

"Pembunuh ingin didengar?" Balasnya sinis sambil tetap menegakkan pistolnya.

"Kau benar-benar ingin membunuhku?" Tanyaku kesal sambil merentangkan tanganku pasrah. Dia mengernyitkan dahi mendengar perkataanku.

"Sebenarnya apa maumu?" Tanyanya.

"Biasanya aku selalu membunuh orang dengan cepat agar dia tidak merasakan kematian. Tapi sepertinya kau lebih suka menyiksa dengan menembaki mereka." Ucapku sambil merentangkan tanganku.

"Kau bicara apa gadis gila!" Geramnya sambil tetap menodongkan pistolnya. Aku pun menghembuskan nafas kasar dan mulai menjelaskan.

"Aku tidak berada di pihak Shadow." Ucapku jujur. Tapi dia malah tertawa sinis.

"Tidak dipihaknya? Dengan penampilan seperti itu?" Ucapnya sarkas sambil menatapku jijik. Ck,seandainya aku tidak penasaran bagaimana caranya terlepas dari Shadow mungkin aku akan melayangkan tinjuku di wajahnya. Tapi aku tetap harus merendahkan diriku untuk mendapatkan informasi.

"Sulit dipercaya bukan? Aku butuh bantuanmu. Kau pasti sudah menemui banyak anggota Shadow yang ditugaskan untuk membunuhmu. Bisa beri aku saran bagaimana caranya lepas dari Shadow?" Tanyaku. Aku butuh jawabannya untuk tahu sesuatu.

"Aku bahkan tidak terjerat di dalamnya." Balasnya singkat. Aku pun menggeleng pelan. Bukan itu jawaban yang kuinginkan.

"Kau masih hidup sampai sekarang walaupun kau sudah ditargetkan oleh beberapa anggota Shadow. Itu artinya kau selalu lolos dari Shadow." Jelasku. Dia menurunkan pistolnya lalu menatapku tajam.

"Seseorang melindungiku." Balasnya singkat. Perkataannya membuat aku terkejut.

"Siapa? Siapa yang melindungimu? Kenapa dia melindungimu?" Ucapku tak sabar. Jangan bilang...

"Dia akan berhenti melindungiku saat aku menemukan apa yang dia inginkan." Nafasku terasa berat mendengar perkataannya. Rasanya aku tak sanggup mendengar apapun.

"Aku sudah curiga siapa dirimu. Kau terdengar seperti prediksinya." Dia kembali melontarkan perkataan yang membuatku semakin tertegun.

"Apa kau Arche?" Perkataannya membuat lututku terasa lemas. Aku menghembuskan nafas tak percaya.

"Astaga..." Ucapannya membuatku menatapnya. Dia menatapku tak percaya sambil menggeleng.

"Pria itu... Pria yang kutemui malam itu. Pria dengan jubah hitam panjang dan senyuman mengerikan di wajahnya. Dia datang padaku beberapa tahun yang lalu. Dia memperkenalkan diri bahwa dia adalah anggota Shadow. Itu adalah pertama kalinya aku merasa akan mati. Entah kenapa tatapan tajamnya serasa bisa menyayat kulitku. Dia tidak bersenjata tapi aku merasa ditodong. Dengan mendengar suaranya saja kurasa nafasku tercekat. Dia memberiku sebuah pesan. Pesan yang harus kusampaikan pada Arche. Aku tak mengenalnya bahkan Arche. Tapi entah kenapa dia sangat yakin aku akan bertemu dengan Arche. Aku tidak mengatakan apapun sampai akhirnya dia pergi." Aku meneguk salivaku mendengar penjelasannya. Gila... Pertemuan ini benar-benar gila. Bagaimana bisa gadis ini adalah perantara aku dan dia.

"Aku punya pesan untukmu." Aku masih diam ketika dia mulai berjalan mendekatiku perlahan. Entah kenapa aku tidak mencoba membentengi diriku sama sekali. Padahal gadis itu sedang mendekat sambil menggenggam pistol di tangannya. Tiba-tiba dia membisikkan sesuatu yang membuatku tak sanggup berdiri.

"Dia hampir selesai."

Bruk!

Aku jatuh terdiam sambil menatapnya tak percaya. Bagaimana bisa?

"Bagaimana Cloud tahu kita akan bertemu?" Ucapku bingung sambil menggelengkan kepala. Bagaimana Cloud yakin Letty akan bertemu denganku? Bagaimana bisa dia bertemu dengan Letty? Bagaimana dia tahu pesannya akan tersampaikan?

"Aku bahkan tak percaya kau benar-benar Arche. Sepertinya dia bisa meramal masa depan." Aku menyadari sesuatu saat mendengar perkataannya.

"Tunggu,kau bilang kau sudah membunuh banyak anggota Shadow bukan?" Ucapku mengingatkan. Dia pun mengangguk ragu.

"Cloud yakin aku akan mendapatkan misi untuk membunuhmu karena kau telah membunuh banyak anggota Shadow." Ucapku dengan penuh keyakinan.

"Kenapa dia seyakin itu?" Tanyanya bingung. Aku pun tersenyum tipis sambil menggeleng. Cloud memang gila. Dia benar-benar meninggalkan beban yang sangat berat untukku.

"Karena aku harus menjadi kuat." Balasku sambil tersenyum masam.

##
Tbc?
-Life For Dance
.COLD.

DESIRE TO SAVE 1- THE CRUEL WORLD (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang