SORRY

36 21 118
                                    

Sean Rex POV

Aku berdiam diri sambil menatap dinding putih di ruang kesehatan. Sudah tiga hari aku di sini. Aku bersyukur karena petugas medis Shadow sangat hebat sehingga aku tidak perlu merasakan sakit terlalu lama. Tapi tetap saja hatiku merasa tak enak. Bagaimana jika Rashlee melihat Cecil menciumku?

"Jangan lupa makan itu." Aku mengalihkan pandanganku saat Mrs.Mary mengingatkanku. Aku pun mengangguk mengerti membuat dia melangkah keluar ruangan. Mrs.Mary adalah kepala laboratorium. Wanita itu bertubuh besar dan agak pemarah. Selama aku tinggal di sini aku tak pernah melihatnya tersenyum sedikit pun. Sepertinya aku tahu apa alasannya. Apalagi selain mengurus orang sakit,dia juga yang menyuntikan chip di tengkuk kami.

"Hei Sean,aku tak percaya kau bisa membunuh tiga orang sekaligus. Kudengar kau menyelamatkan nyawa Cecil dan membunuh pria yang hampir membunuhnya." Aku menatap datar ke arah Sam. Aku tersenyum miris sambil menunduk. Aku tak pantas menerima pujian itu,seharusnya Rashlee yang menerimanya.

"Ada apa denganmu?" Tanyanya membuatku tersadar. Aku hanya menggeleng lemah sambil kembali menatap dinding.

"Tak ada." Ucapku. Dia pun menghembuskan nafasnya perlahan lalu bersandar di kursi.

"Biar ku ceritakan padamu sebuah cerita pendek yang mungkin bisa membuatmu merasa sedikit lebih baik." Aku hanya menaikkan kedua alisku untuk menanggapi perkataan Sam.

"Dulu aku memiliki hubungan yang cukup dekat dengan seseorang. Dia orang yang sangat hebat dan aku mengaguminya." Aku mengalihkan pandanganku ke matanya saat mendengar hal itu.

"Apa orang itu RC?" Ucapku memastikan.

"Sudah kuduga Cecil pasti menceritakannya. Baiklah,aku akan mengatakan yang sebenarnya padamu. Aku tak ingin kau tertipu dengan perkataannya. Gadis itu adalah gadis terhebat di Shadow. Dia adalah panutan semua orang. Dia adalah segalanya bagiku. Tapi kami harus terpisah karena sesuatu. Suatu hari dia mengambil keputusan tanpa mengatakan apapun padaku. Dia mengambil keputusan besar tanpa mengatakan apapun..." Aku tertegun saat Sam mengepalkan tangannya. Dia menggertakkan giginya dengan wajah merah padam.

"Dia pasti punya alasan." Ucapku cepat. Saat mendengar perkataanku dia pun mengangkat wajahnya dengan cepat.

"Hah?" Ucapnya tak percaya.

"Dia pasti punya alasan kenapa dia tidak bisa mengatakan secara langsung padamu." Ucapku meyakinkannya.

"Dia bisa... Dia seharusnya bisa mengatakannya padaku... Dia hanya tak ingin." Balas Sam berusaha menyanggah perkataanku.

"Kau salah,setelah mendengar ceritamu aku menyadari betapa berartinya dia untukmu. Aku yakin dia juga merasakan hal sama padamu. Dia tak mungkin mengambil keputusan sebesar itu tanpa pemikiran matang. Kau harus bersabar. Aku yakin dia akan kembali untuk menjelaskan semuanya padamu." Ucapku tulus. Aku berharap tak ada keraguan lagi di hatinya. Sehingga dia bisa mengerti apa yang ada dipikiran Rashlee

"Dia sangat percaya padaku. Tapi aku tak bisa percaya padanya. Bagaimana jika dia meninggalkanku?" Ucap Sam.  Aku pun tersenyum ke arahnya.

"Aku yakin dia tidak akan meninggalkanmu tanpa alasan. Kau hanya perlu bersabar." Ucapku padanya.

"Jujur saja,keputusanmu untuk bergabung di Shadow ini sangat bodoh. Kau tidak akan pernah bisa keluar dari lingkaran setan ini." Ucapnya sambil tersenyum hambar.

"Saat aku bisa keluar dari lingkaran ini,maka kalian semua akan keluar bersamaku." Janjiku padanya. Dia hanya tersenyum tipis tanpa menjawab.

***

Aku memasuki pusat kota yang cukup sepi dengan perlahan. Aku yakin dapat menghabisi targetku dengan cepat tanpa melibatkan satu orang pun karena sekarang sudah menunjukkan pukul satu malam. Aku berusaha untuk fokus karena pikiranku sedang kacau. Aku benar-benar kacau setelah kejadian itu. Aku bingung harus bagaimana. Karena sejak saat itu Rashlee meninggalkanku. Dia tidak bisa dihubungi. Apalagi aku belum menjalankan misi selama beberapa hari karena semua orang memintaku untuk tetap istirahat. Tapi hari ini pak tua itu mengirimkan untuk menjalankan misi sendiri. Aku tak tahu apa yang harus kulakukan nanti. Aku bahkan tak bisa membayangkan membunuh orang lain dengan tanganku sendiri.

DESIRE TO SAVE 1- THE CRUEL WORLD (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang