Sean POV
Tak terasa kini sudah tiga bulan aku berada di sini. Aku beruntung semuanya berjalan lancar. Aku menatap cermin di depanku yang menampilkan tubuh shirtlessku. Setidaknya ada sedikit sisi positif yang kudapatkan dari tempat ini. Oke cukup mengaguminya. Aku segera mengambil kaos hitamku dan berjalan keluar Shell.
"Masuklah." Ucap laki-laki yang menatapku tajam. Siapa lagi jika bukan Sam? Dia memerintahku untuk memasuki grimm car. Aku pun segera menurutinya. Tidak ada pembicaraan di antara kami. Hingga akhirnya benda ini berhenti di depan laboratorium. Aku pun menghembuskan nafas kasar sambil melangkahkan kakiku memasuki tempat itu. Aku merasa sangat gugup karena hari ini tengkukku akan di tanami sesuatu.
"Apa yang terjadi padamu saat pelacak itu di tanamkan pada tengkukmu?" Bisikku pada Sam sambil berjalan memasuki ruangan putih yang cukup besar dan canggih ini.
"Rasanya cukup menyakitkan. Tubuhku demam selama satu minggu. Bahkan tengkukku bengkak." Ucapnya santai. Aku pun meneguk salivaku mendengar perkataannya.
"Tapi sekarang para medis bisa menyembuhkannya dengan cepat. Jadi kau beruntung." Entah kenapa perkataannya sama sekali tidak berpengaruh untukku. Aku tetap merasa gugup. Kualihkan pandanganku saat seorang wanita berpakaian putih mendekatiku. Dia memintaku untuk masuk ke dalam ruangan. Tanpa pikir panjang aku pun mengikutinya. Saat pintu ruangannya terbuka tercium bau obat khas rumah sakit yang tidak terlalu kusukai. Ruangan itu hanya terisi oleh kami berdua dan beberapa rak obat. Dia tersenyum dan mengisyaratkanku untuk duduk. Dia pun mulai mengolesi alkohol di tengkukku.
"Tahan sebentar." Ucapnya.
Dep!
"Arghhh!" Geramanku memenuhi seisi ruangan. Aku menyentuh tengkukku yang terasa panas. Sial! Rasanya kepalaku akan terbakar. Penglihatanku,pendengarankan bahkan penciumanku rasanya telah rusak. Aku tak bisa mendengar apapun. Kepalaku sakit sekali! Aku terjatuh dari kursi sambil terus menggeram. Tiba-tiba dia kembali menyuntik tengkukku dengan cairan lain. Entah kenapa cairan ini terasa sangat menenangkan. Rasa dingin yang memasuki tengkukku mengalahkan rasa panas tadi. Seketika rasa sakit itu menghilang,diikuti dengan kesadaranku yang juga menghilang.
***
Aku mengerjapkan mataku perlahan dan mendapati ruangan putih di sekelilingku.
"Akhirnya kau bangun." Aku menatap Sam yang duduk di sampingku dengan kesal. Perlahan aku mencoba untuk duduk.
"Sialan,kau bilang aku beruntung." Umpatku padanya. Dia menatapku datar.
"Itu benar,sekarang sakitnya sudah tidak ada." Aku mengernyitkan dahi mendengar perkataannya. Aku pun menggerakkan bahuku untuk membuktikan.
"Kau benar. Tapi tadi itu sungguh sangat menyakitkan." Yap,sekarang sakitnya benar-benar hilang.
"Ya aku tahu." Balasnya singkat. Aku terdiam selama beberapa saat begitu pula dengannya.
"Apa yang akan kita lakukan setelah ini?" Tanyaku membuka suara.
"Aku punya misi jadi kau akan ikut bersamaku." Aku mengernyitkan dahi mendengar perkataannya.
"Kita melakukannya bersama?" Ucapku memastikan.
"Tidak,kau hanya perlu melihat saja." Jelasnya. Aku pun mengangguk tanda mengerti. Ya setidaknya aku bisa melihat dunia luar setelah tiga bulan. Rasanya aku sedikit merindukan Rashlee. Apa yang dilakukan gadis itu sekarang?
"Baiklah,antar aku pulang sekarang." Pintaku pada Sam. Sam mengernyitkan dahi mendengar perkataanku.
"Kau yakin sudah baik-baik saja?" Ucapnya memastikan. Aku pun mengangguk yakin.
KAMU SEDANG MEMBACA
DESIRE TO SAVE 1- THE CRUEL WORLD (Revisi)
Mystery / ThrillerSeorang gadis terikat kontrak dengan pemimpin sebuah organisasi gelap setelah kematian ayahnya. Keadaan ini memaksanya menjadi seorang S-Shadow. Kesulitan demi kesulitan terus dilalui. Perlahan-lahan cahaya kehidupannya mulai redup. Semakin redup hi...