NOT TRUE

53 24 133
                                    

Sean Rex POV

Aku bersembunyi di semak-semak sambil menunggu Rashlee datang. Mataku terus tertuju pada laki-laki yang sedang duduk di salah satu bangku. Kurasa dia adalah William. Jika iya,kemungkinan Elle akan datang sebentar lagi. Kuharap Rashlee datang lebih cepat.

"Persembunyian yang terlalu mencolok." Aku segera berbalik saat mendengar suara Rashlee dari belakang.

"Kau tidak tahu ini jam berapa?" Ucapku sarkas. Gadis ini selalu saja menyebalkan.

"Tentu saja." Balasnya santai. Dia memang tidak pengertian. Dia benar-benar tidak merasa bersalah.

"Ck. Berhenti bermain sekarang,waktunya kembali bekerja." Perintahku sambil berdiri. Aku pun memeriksa situasi sebelum melangkahkan kakiku keluar dari persembunyian.

Srek!

"Apa yang kau lakukan?" Ucapku saat Rashlee menarik paksa pisau di pinggangku.

"Tentu saja bekerja,bodoh." Balas Rashlee. Aku memutar bola mataku dan membiarkan dia membawa pisau itu. Bagaimana bisa aku lupa dia harus menggunakan pisauku? Rashlee pun berjalan memasuki taman yang sudah gelap itu. Aku berusaha memperhatikan pergerakan Rashlee. Hingga akhirnya tiba-tiba mataku menangkap sosok mencurigakan di balik salah satu pohon besar. Aku berusaha memberi sinyal pada Rashlee tapi dia tidak menyadarinya. Aku pun langsung merogoh jasku untuk mencari senjata. Tapi aku tidak menemukannya. Ck,aku lupa Rashlee membawa pisauku. Aku pun mencoba melangkahkan kakiku perlahan menuju pohon itu. Hingga akhirnya aku semakin dekat. Ternyata aku tidak salah. Ada seorang pria memegang sniper. Apa ini sama kasusnya dengan misi Sam? Sepertinya misi ini hanyalah umpan untuk menghabisi anggota Shadow? Sial,sekarang kami harus lebih berhati-hati saat menjalankan misi. Aku membuyarkan lamunanku saat melihat dia mengarahkan snipernya pada Rashlee. Aku pun dengan cepat aku mengambil tindakan.

"RASHLEE PERGI!" Teriakkanku membuat semua orang menatapku. Targetku,Rashlee bahkan si sniper.

Dor!

Dengan cepat si sniper menembakkan pelurunya kepadaku yang ada di bawahnya tanpa dia sadari. Tapi aku langsung menghindar dengan cepat. Rashlee yang menyadari ada yang tidak beres langsung berlari keluar taman. Dia tanpa ragu berlari meninggalkanku.

Dor!

Aku membelalakkan mata saat gadis yang kuyakini bernama Elle menembakkan peluru. Beruntung Rashlee berlari dengan kencang hingga peluru itu tidak dapat mengenainya. Aku pun langsung berlari dengan cepat untuk mengejarnya. Peluru demi peluru mereka tembakkan ke arah kami. Tapi kami beruntung karena tidak ada satu pun peluru yang mengenai kami. Aku pun terus berlari tanpa melihat ke belakang.

"Aarghh!" Aku meneguk salivaku saat mendengar teriakan seseorang. Apa mereka menembak salah satu warga tak berdosa? Mereka gila!

"RASH!" Teriakku sambil memberi isyarat untuk berbelok di salah satu gang. Saat dia masuk ke sana aku pun langsung mengikutinya.

"Nyaris saja,apa kau terluka?" Ucap Rashlee sambil mengatur nafasnya.

"Apa yang terjadi?" Tanyaku sambil bersandar.

"Mereka pasti sengaja membayar jasa Shadow untuk memancing S-Assassin dan membunuhnya." Perkataannya sama persis dengan kata-kata Sam.

"Aku pernah bertemu dengan orang seperti itu sebelumnya." Ucapku padanya. Dia menatapku selama beberapa saat lalu mengalihkan pandangannya.

"Sam mengatakan hal yang sama denganmu saat kami menghadapinya." Sambungku. Perkataanku membuat Rashlee tertawa tipis.

"Tentu saja,dia adalah diriku." Balasnya bangga. Aku tersenyum tipis melihatnya. Dia pasti sangat bangga pada Sam. Tunggu,aku baru ingat jika ada sesuatu yang belum kukatakan pada Rashlee.

"Oh iya,karena kita sedang membahasnya ada yang ingin kutanyakan." Ucapanku membuat Rashlee menatapku tak suka.

"Kau bercanda? Kau tak bisa melihat situasi?" Balasnya sarkas. Aku pun menghembuskan nafas kasar.

"Sam sangat kehilanganmu karena insiden ini. Bagaimana jika kuberitahu misi rahasia kita pada Sam?" Ucapanku membuat Rashlee amarahnya memuncak. Dia menatapku dengan tatapan yang sangat tajam. Aku meneguk salivaku melihat reaksinya.

"KAU GILA? Jangan pernah membahas soal ini padanya!" Geram Rashlee padaku. Dengan segenap keberanian aku mulai bicara lagi.

"Tapi dia sangat menghormatimu. Karena kau tidak memberitahunya,dia jadi salah paham denganmu." Jelasku jujur. Ya,Sam menjadi salah paham soal Rashlee. Walaupun dia sangat marah jika seseorang mengatakan hal buruk soal Rashlee tapi aku tahu ada sesuatu yang membuat Sam kecewa padanya

"Itu tidak penting." Perkataan Rashlee membuatku sedikit kesal. Kenapa dia tetap keras kepala?

"Rash..." Ucapanku dipotong dengan cepat olehnya.

"Sean,kita tidak tahu bagaimana pola pikir seseorang. Bagus jika dia bisa membantu kita. Tapi bagaimana jika sebaliknya? Bagaimana jika dia tidak mengerti dan melaporkanmu pada pak tua itu? Bukan hanya rencana kita yang gagal tapi kau juga akan mati. Tidak semua orang bisa berdiri di pihak yang sama dengan kita. Aku tidak ingin membahas hal ini lagi." Penjelasan mutlak Rashlee membuatku menutup mulut. Tidak ada gunanya aku berdebat dengan gadis keras kepala seperti dia. Dia tidak akan pernah mendengarkan orang lain.

"Gadis itu belum mati." Ucap Rashlee. Aku menggelengkan kepalaku perlahan sambil menatap ke tanah.

"Lupakan saja dia." Ucapku padanya. Aku mengernyitkan dahi sambil melihatnya saat dia tertawa tipis.

"Tak bisa,kita harus membunuhnya agar peringkatmu stabil. Jika tidak,kau tidak akan mendapat misi lagi." Perkataannya membuatku melirik ke arahnya. Ternyata dia masih memikirkan hal ini.

"Apa yang kau lakukan?" Tanyaku saat melihat dia membuka hoodienya. Benda itu dia buang ke tong sampah dan menyisakan T-shirt merah bergambar kungfu panda. Iya,KUNGFU PANDA!

"Pembunuh macam apa yang menggunakan pakaian norak seperti itu?" Ucapku sarkas smabil tersenyum tipis. Dia selalu saja melakukan hal tak terduga. Dia tersenyum miring menanggapi perkataanku.

"Kau tidak mengerti yang namanya menyamar." Balasnya. Aku terkekeh kecil mendengar perkataannya.

"Seleramu jelek sekali." Ucapku kembali. Rashlee pun menatapku dengan tatapan tajam.

"Berisik." Balasnya sambil berjalan keluar gang.

"Sebaiknya tutup mulutmu dan jaga aku dari belakang." Ucapnya padaku. Aku mengangguk mengerti dan membiarkan dia keluar dari gang. Aku pun segera melepaskan hoodie hitamku dan membiarkan tubuhku shirtless. Aku terbiasa tidak menggunakan kaos di balik hoodieku. Setelah itu aku pergi keluar mengikuti Rashlee dengan jarak yang cukup jauh. Aku berpura-pura jogging tanpa peduli. Mataku menangkap beberapa orang di sisi jalan yang berbeda. Gadis bernama Elle berada di antara beberapa pria. Mereka berusaha mengedarkan pandangan sambil mencari orang-orang mencurigakan. Saat aku melihat Rashlee berhenti aku pun berusaha mengalihkan perhatian mereka. Aku pun berteriak dengan kencang. Tapi apa kata-kata yang bisa menarik perhatian mereka?

"BOTAK!" Semua mata langsung tertuju padaku saat aku berteriak. Wajar saja karena mereka semua tak memiliki sehelai rambut pun. Sepertinya mereka tersinggung. Beberapa dari mereka langsung berlari ke arahku. Saat itulah Rashlee melancarkan serangannya.

TRASH!

Semua pergerakan para pria yang ingin mengejarku terhenti saat ujung pisau combat berhasil menembus tengkorak gadis bernama Elle itu.

"EL!" Teriak salah satu dari mereka. Rashlee pun berlari dengan kuat ke arah depan. Sedangkan aku kembali berlari menuju gang tadi untuk pergi sejauh mungkin.

##
Tbc?
-Life For Dance
.COLD.

DESIRE TO SAVE 1- THE CRUEL WORLD (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang