"FREAK!" Aku tersenyum tipis mendengar cibiran Chloe. Perlahan aku melangkahkan kakiku menuju loker dan mengabaikannya. Chloe tersenyum sinis diikuti kedua temannya. Ck,kerja Sam sangat lambat. Seharusnya gadis di sebelah Chloe itu sudah mati. Tapi apa boleh buat,karena aku meminta bantuannya maka aku harus bersabar. Aku berbalik dan mendapati banyak tempelan menghina di lokerku. Ya seperti biasa.
"Really? Kau menghinaku hanya karena laki-laki bernama Sean? Astaga,kau pikir aku bahkan peduli dengannya?" Ucapku jijik sambil melemparkan kertas itu padanya. Dengan penuh amarah Chloe menarik rambutku dengan kuat. Aku berusaha menahan tangannya. Tapi tiba-tiba Jade memegangi tanganku dengan cepat. Aku pun mendorong tubuh Jade hingga dia menabrak Grace.
"Gadis sialan!" Geram Grace. Dia mulai mendekatiku yang masih berusaha melepaskan tangan Chloe dari rambutku. Tapi Chloe langsung mencekik leherku. Ck,para bedebah sialan ini! Dengan cepat aku menarik tubuh Chloe. Lalu kudongakkan kepalaku hingga menghantam dagunya.
"Aargh!" Erangnya sambil melepaskan tangannya dari rambutku. Grace datang untuk memukul perutku. Tapi aku lebih cepat. Kutangkap tangannya sebelum berhasil memukulku.
BRUK!
Kuhempaskan kepalanya ke loker hingga dia jatuh ke lantai. Mereka bertiga terkapar di lantai tanpa seorang pun membantu.
"Ada apa ini!" Aku mengalihkan pandanganku ke arah laki-laki yang baru saja datang. Itu adalah Sean. Dia menatapku marah sambil mendekati Chloe.
"Dia memukuli kami!" Adu Jade. Aku tak mengatakan apapun dan berusaha mengatur nafas.
"Bukankah ini sudah keterlaluan?" Perkataan Sean dengan suara beratnya membuatku sedikit terluka. Dia tidak percaya padaku?
"Kau tidak lihat penampilanku yang berantakan?" Balasku sarkas. Tapi tiba-tiba dia melotot padaku.
"Tapi kau tidak terluka!" Geramnya sambil menunjuk wajahku. Aku berusaha mengatur nafasku sambil menatapnya tak percaya.
"Kau sudah gila." Ucapku sambil tersenyum miris.
"Minta maaf padanya." Aku membelalakkan mata mendengar perkataannya. Dia sudah keterlaluan!
"KAU SUDAH TIDAK WARAS YA! APA KAU SELAMA INI BUTA DAN TIDAK MELIHAT PERLAKUANNYA PADAKU!" Geramku sambil menunjuk wajah merahnya. Dia benar-benar tak percaya padaku.
"SIKAPMU INI! SIKAPMU INILAH YANG MEMBUAT SEMUA ORANG BERPIKIR KAU ADALAH PEMBUNUH!" Bentaknya lagi. Tapi tiba-tiba seseorang datang melayangkan tendangannya ke arah Sean.
DUK!
Sean terjatuh sambil memegangi perutnya. Orang itu adalah Zack. Tiba-tiba aku merasa seseorang mengelus tanganku. Ternyata itu adalah Nic.
"Berani sekali kau mengatakan itu pada Rashlee tanpa bertanya apa yang terjadi! Ada banyak saksi di sini dan kau bisa bertanya. Tapi kenapa kau langsung membentaknya!" Perkataan Zack membuat Sean terdiam. Aku yang mulai mual karena menjadi pusat perhatian pun memutuskan untuk pergi. Kulangkahkan kakiku menuju parkiran dan meninggalkan semua keributan yang memusingkan tadi. Sial! Ada apa dengan si bodoh Sean itu? Kenapa tiba-tiba dia begitu marah padaku? Sebaiknya aku pergi untuk menghirup udara segar sebentar. Kulajukan mobilku menuju tempat yang tertulis di catatanku. Sebenarnya aku ingin ke tempat ini dari beberapa hari yang lalu. Hanya saja aku tidak sempat melakukannya. Mungkin sedikit melakukan kebaikan akan membuat perasaanku membaik. Kuparkirkan mobilku saat aku sampai di tempat tujuan. Perlahan kulangkahkan kakiku memasuki lobby rumah sakit. Aku punya sedikit urusan di sini. Tiba-tiba seorang suster mendekatiku perlahan.
"Silahkan ambil nomor antrian untuk melakukan pengobatan. Sepertinya lukamu tidak terlalu parah." Ucap wanita itu dengan ramah. Aku tersenyum tipis mendengarnya
KAMU SEDANG MEMBACA
DESIRE TO SAVE 1- THE CRUEL WORLD (Revisi)
Mystery / ThrillerSeorang gadis terikat kontrak dengan pemimpin sebuah organisasi gelap setelah kematian ayahnya. Keadaan ini memaksanya menjadi seorang S-Shadow. Kesulitan demi kesulitan terus dilalui. Perlahan-lahan cahaya kehidupannya mulai redup. Semakin redup hi...