BROKEN

60 32 78
                                    

Sammy Matthew POV

Kutatap gedung besar di depanku dengan seksama. Hari ini aku akan menghapus seseorang demi Rashlee dan ibu. Aku menjadi S-Assassin karena aku harus melindungi ibu. Hanya ibu yang kumiliki setelah kematian ayah dan ibu hanya memilikiku. Sebenarnya aku benci menjadi S-Assassin. Aku benci pada diriku sendiri. Aku benci kenapa aku harus memiliki takdir mengerikan ini! Aku benci alasan aku harus menjadi Sammy Matthew. Aku menghembuskan nafas kasar dan memasuki gedung itu lewat pintu belakang dengan hati-hati. Perlahan aku melangkahkan kakiku memasuki koridor. Kulirik kiri dan kanan untuk mencari ruang laboratorium kimia. Perlahan aku menaiki lantai dua untuk mencari ruangan itu. Saat aku sedang berjalan aku melihat papan nama ruang kelas Rashlee. Setelah aku menemukan laboratorium itu aku harus kembali ke sini. Tak jauh dari ruang kelas Rashlee aku menemukan laboratorium itu. Aku beruntung karena ruangan itu kosong. Aku pun segera mengambil beberapa larutan untuk membuat sedikit ledakan. Aku sudah mengetahui tata letak tempat ini karena Rashlee telah mengatakannya. Kebetulan di sini ada alat pendeteksi api untuk melindungi ruangan ini. Itu akan jadi kejutan yang terbaik. Dengan cepat aku menumpahkan larutan itu dan melemparkan korek api. Saat larutan itu melahap api tersebut. Dengan cepat api itu semakin besar. Semakin besar api itu semakin tebal pula asapnya. Tak perlu waktu lama hingga alarm pendeteksi kebakaran terdengar.

"PERHATIAN! SELURUH MURID DIHARAPKAN TURUN KE LAPANGAN SECARA PERLAHAN!" Ucap suara seseorang yang keluar dari speaker ruangan ini. Oke,semuanya telah siap. Aku pun segera keluar dari ruangan ini saat semua orang berlarian di koridor. Walaupun berdesakkan aku harus menemukan gadis itu. Beruntung ruang kelas Rashlee tak jauh dari laboratorium jadi aku bisa lebih cepat sampai. Saat jarakku dengan ruang kelas itu semakin dekat akhirnya mataku menangkap seorang gadis yang kucari. Grace. Aku menghembuskan nafas kasar dan berusaha mendekatinya.

Grep!

"Eh..." Ucapnya terkejut saat aku menangkap tangannya.

"Ikuti aku,aku akan melindungiku,Grace." Ajakku. Dia menatapku bingung. Tapi aku segera menariknya ke arah berlawanan. Dia tidak melawan dan tetap mengikutiku. Jantungku rasanya berdegup kencang karena rasa takut. Setiap langkahku adalah langkah mengantar kematian gadis ini. Aku takut. Aku sangat ketakutan.

"Kau ingin membawaku kemana?" Pertanyaannya membuyarkan pikiranku. Aku tak sanggup menjawabnya.

"Aku akan mengantarkanmu ke tempat yang indah." Ucapku sambil menahan diri. Ya,aku akan mengantar gadis ini kepada kematian.  Apalagi dia sangat percaya padaku dengan mengikutiku. Aku melangkahkan kakiku menaiki tangga dan mengajaknya naik ke atas hingga kami sampai di rooftop.

"Kenapa kita tidak melarikan diri ke bawah? Kenapa kau tutup pintunya? Kitakan sedang dalam keadaan bahaya." Ucapannya membuat hatiku sakit. Dia sangat baik. Kenapa aku harus membunuh gadis seperti ini? Kenapa aku harus membunuhnya? Kenapa ayah? Rasanya tenggorokanku terasa kering. Nafasku tercekat dan keringat dingin keluar dari keningku.

"Itu hanya ledakan kecil." Ucapku sambil mengunci pintu rooftop hingga dia tidak bisa keluar.

"Apa yang kau inginkan?" Tanyanya takut sambil mundur beberapa langkah. Aku berjalan mendekatinya secara perlahan.

"Aku adalah anggota Shadow." Ucapku sambil mengambil pisau dari balik jaket hitamku.

"Mundur... Jangan mendekatiku!" Teriaknya padaku. Aku meneguk salivaku melihat reaksinya. Rasanya dadaku terasa sangat sesak. Dia sangat ketakutan melihatku. Aku tidak bisa melakukan ini.

"Ketahuilah ini bukan salahku. Ini juga bukanlah kesalahanmu. Ini adalah kesalahan orang yang membayar kami." Dia menatapku tak percaya dengan air mata yang terus keluar dari matanya.

"TOLONG! TOLONG!" Teriaknya frustasi disela isak tangisnya. Hatiku rasanya hancur saat mendengar tangisan itu.

"Maaf tapi tidak akan ada yang mendengar teriakanmu. Mereka semua ada di bawah." Ucapku dengan nada rendah. Rasanya air mataku ingin keluar sekarang. Ibu,aku takut!

"Apa yang kau inginkan?" Ucapnya dengan wajah ketakutan.

"Maafkan aku,aku harus membunuhmu di sini. Karena seseorang telah membayar kami. Jadi berdirilah di sana." Ucapku sambil menyuruhnya berdiri di atas dinding. Dia terus menangis sambil mengikuti perintahku. Aku bahkan tak bisa menahan air mataku. Aku menarik nafas kasar sambil berusaha menenangkan diri.

"Tolong maafkan aku,biarkan aku hidup..." Pintanya sambil terus berjalan. Aku tidak menjawab perkataannya karena aku tidak sanggup. Dengan tubuh bergetar dia menaiki dinding pembatas.

"Aku sangat takut dengan ketinggian." Gumamnya sambil berdiri dengan tegak. Aku meneguk salivaku sambil mengeluarkan suntikan.

"Kau tidak akan takut lagi. Aku berjanji kau tidak akan merasakan apapun." Ucapku sebelum menyuntiknya.

"Misi ini dari Mrs.Jade." Ucapanku membuat tangisnya pecah. Aku tak tahu apa dia mengenal nama itu atau tidak. Aku mendorong tubuhnya perlahan hingga dia terbang menuju kebebasan. Aku berusaha mengatur nafasku perlahan karena dadaku terasa sakit. Perlahan aku bertumpu pada dinding. Sial,kenapa aku selalu merasakan ini setiap membunuh seseorang? Hatiku rasanya patah berulang kali setiap kali melakukan ini. Tidak! Aku tidak boleh lemah! Aku menghembuskan nafasku kasar. Aku harus pergi sekarang. Dengan cepat aku berdiri dan pergi ke arah pintu rooftop. Setelah berhasil kembali ke dalam sekolah aku pun menuruni tangga dengan cepat. Aku harus pergi sebelum orang lain menyadari keberadaanku. Aku terus berlari menuruni tangga dengan cepat. Setelah aku berhasil sampai di lantai dasar aku langsung berlari menuju jalan aku masuk. Semuanya telah selesai. Kuharap setelah ini tak ada yang mencurigai Rashlee lagi.

##
Tbc?
-Life For Dance
.COLD.

DESIRE TO SAVE 1- THE CRUEL WORLD (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang