UNPREDICTABLE

36 24 112
                                    

Back To Rachel POV

Aku menatap pintu bar di depanku dengan malas. Ck,kenapa aku harus ke tempat menjijikkan seperti ini? Tapi aku harus bertemu dengan Cecil sekarang. Dia berjanji untuk menemuiku di sini karena dia sedang dalam misi. Kebetulan bar ini ada di apartemen Sean. Mungkin setelah ini aku akan menemuinya sebentar.

"Selamat datang nona." Aku tersenyum tipis mendengar sambutan pria besar di depan pintu. Aku pun melangkahkan masuk sambil melirik kiri dan kanan. Dimana gadis itu?

"Halo nona manis,apa kau mau minum?" Tawar bartender. Aku tersenyum tipis lalu duduk di salah satu kursi bartender.

"Aku sedang menunggu seorang teman." Ucapku padanya. Dia mengangguk mengerti dan kembali bekerja. Aku kembali mengedarkan pandanganku mencari gadis itu. Aku tak mungkin salah tempat. Aku yakin gadis itu kemari. Tapi dimana dia?

"Halo manis,apa kau hanya seorang diri?" Ucap salah satu pria gendut dengan tatapan mesumnya. Aku menatapnya tajam sambil menunjukkan cincin di tanganku. Sebenarnya itu hanyalah cincin yang kubeli untuk menghindari orang-orang sepertinya.

"Jadi kau sudah menikah?" Ucapnya sambil duduk di sebelahku. Ck,apa itu tidak menghentikan niat busuknya?

"Pernikahanmu pasti tidak berjalan baik ya,buktinya kau malah pergi ke tempat ini di malam hari. Apa kau kurang puas dengan suamimu?" Aku membelalakkan mata saat dia mulai mengelus tanganku. Sial,pria ini harus diberi pengertian.

"Ya kau benar,karena suamiku bertubuh gendut dan baunya sangat busuk. Apalagi aku sangat frustasi melihat wajah bulatnya,hidung bulatnya dan tubuh bulatnya. Semua yang dia miliki berbentuk bulat. Bahkan kejantanannya juga! Bentuknya bulat dan sangat kecil. Sepertinya itu karena dia gendut. Apa milikmu juga?" Ucapku dengan wajah sepolos mungkin. Dia menatapku tajam sambil berusaha menahan amarahnya. Semua orang yang mendengar percakapan kami langsung tertawa kecil. Pria itu menatapku tajam lalu berlalu pergi.

"Kau sangat kasar untuk ukuran seorang gadis." Aku berbalik saat mendengar seseorang bicara. Mataku bertatapan dengan mata dingin yang menatapku tajam. Tatapan itu bukanlah tatapan menginginkanku tapi tatapan lain. Siapa pria ini?

"Benarkah?" Sahutku sambil menaikkan kedua alisku.

"Kau sangat menarik. Persis seperti yang dia katakan." Aku mengernyitkan dahi mendengar perkataannya.

"Jadi kau anggota Shadow? Tapi untuk apa anggota Shadow mengajakku bicara bukannya menangkapku? Apa kau pikir aku akan ikut secara sukarela?" Ucapku sarkas. Bukannya terintimidasi dengan perkataan tiba-tiba dia tertawa keras. Dia tertawa keras sambil menatapku tak percaya. Aku pun mengernyitkan dahi tak suka. Apa-apaan pria ini.

"Kau memang persis seperti yang dia katakan padaku." Ucapnya sambil mengusap air matanya yang keluar karena dia tertawa terlalu keras. Aku pun mengernyitkan dahi sambil menatapnya tajam. Pria ini meremehkanku.

"Tunggulah dia." Ucapnya sambil tersenyum tipis. Aku mengernyitkan dahi mendengar perkataannya. Dia berjalan meninggalkanku sambil tersenyum. Tiba-tiba aku menyadari sesuatu. Aku berdiri dari kursiku dan berusaha untuk mencarinya. Tapi kemanapun aku berlari aku tak dapat menemukannya dari tempat ini. Aku pun berusaha keluar dari ruangan ini. Saat aku berada di luar aku tak dapat melihatnya dimana pun. Sial! Siapa pria itu! Cloud apa itu kau? Aku mengusap wajahku frustasi. Perlahan kuhembuskan nafasku sambil berusaha tetap tenang. Jika dia adalah pesan yang ingin disampaikan Cloud maka aku hanya harus melakukan tugasku. Kupejamkan mataku perlahan sambil berusaha tenang. Saat kurasa aku sudah sedikit tenang,aku pun kembali masuk ke tempat itu. Aku harus segera bertemu dengan Cecil.

"Ambilkan aku segelas air putih." Ucapku pada bartender. Dia pun mengangguk dan menyediakan pesananku. Aku menundukkan kepalaku sambil berusaha menenangkan diri.

DESIRE TO SAVE 1- THE CRUEL WORLD (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang