#NIALL's POV#
satu minggu bella meninggalkanku dan rumah ini terasa sunyi. sangat sunyi. tidak ada yang memarahiku, memanggil namaku, dan tidak ada yang memberikanku semangat saat aku terbangun dari tidurku.
debu dirumah ini sudah cukup tebal, juga kamar ku berantakan akibat barang barangku yang tidak pada tempatnya. soal makanan, aku selalu pergi keluar untuk makan. atau datang ke rumah the boys yang lain.
jam sudah meunjukkan pukul 8 malam. sudah 3 film yang kuputar, tetapi tidak berhasil membangitkan gairah hidupku.
setiap kali aku pergi kerumah barbara untuk menemui bella, pintu nya tidak pernah terbuka untukku. barbara berkata bahwa ini permintaan bella. dan aku tidak bisa berbuat lebih banyak lagi.
TINGTONG!!!!
suara bel membangunkan ku dari lamunan ku tentang bella. dengan segera aku berlari keluar dan berharap bahwa bella akan datang malam ini.
kubuka pintu dengan hati gelisah. kubuka pintu rumahku dan seorang wanita langsung memelukku. dia menangis sesegukan dalam pelukanku.
tapi, dia bukan bella...
"selena? are you okay?" tanya ku sambil mengelus punggungnya. kubalas pelukannya bukan berarti aku mencintainya. aku hanya menyayanginya selayaknya seorang sahabat.
tapi, selena tidak menjawabku. dia masih menangis, "ayo masuk.. cuaca diluarcukup dingin.." aku menariknya masuk. kududukan di sofa dan kubuatkan teh hangat untuknya.
"jadi? apa yang terjadi?" tanyaku. dia meneguk tehnya, "kami berpisah.." lirihnya.
"maksudmu?" tanyaku tidak mengerti.
dia menghapus air matanya kasar, "ini pakailah.." aku menyulurkan sekotak tissue kepadanya. dia mengambil dan menghapus air matanya cepat.
"kau tahu kan bahwa aku dan justin berpacaran.. dan tadi tiba tiba justin.." dia mulai menangis lagi. aku menepuk nepuk pundaknya pelan.
"dia memutuskan ku.. dia.. dia bilang bahwa.. ak--aku ti--tidak cukup ba-baik untuknya.." dia kembali meneguk teh nya.
"sudahlah selena.. mungkin dia butuh waktu untuk dirinya sendiri dulu.. kau tahu kan bahwa dia seorang justin bieber? artis besar.. dan mungkin dia sedang sibuk dengan jadwal konsernya.." kataku mencoba menenangkannya.
"mungkin kau benar niall.. seharusnya aku juga lebih bisa mengerti keadaannya.. aaahh niall.. aku tidak tahu harus kemana lagi... jadi aku langsung kerumahmu.. kau adalah sahabat terbaikku.." selena memelukku.
aku tahu bahwa saat wanita sedih, dia pasti menginginkan seseorang untuk bersandar, sebuah pelukan untuk menenangkannya juga sebuah kalimat yang membuat nya kembali bangkit dan ceria.
---------------------------------------=o0o=----------------------------------------------
#BELLA's POV#
"kau yakin ingin pulang malam ini?" tanya mom saat aku sedang menyeret koper ku dari kamar, "yes, mum... pikiranku sudah jernih dan sepertinya kami hanya salah paham dan aku yang salah karna tidak memberikan niall kesempatan untuk berbicara.. dan yahh.. aku akan meminta maaf kepadanya.." jelasku.
mom memelukku erat sebelum aku keluar rumah, juga mencium pipiku. aku memasukkan koperku kedalam taxi dan aku akan segera bertemu dengannya.
aku tahu ini sudah malam, tetapi biasanya niall ada dirumah saat malam hari. semoga dia tidak ada jadwal malam ini.
"sudah sampai, nona.." ucap supir taxi tersebut. aku mengambil uang untuk membayar ongkos taxi dan segera menyeret koperku ke dalam.
sepertinya niall tidak pernah mengurus rumah ini, rumput dihalaman depan sudah mulai tinggi, dan kotak surat juga sudah tertutup debu. dan satu hal yang dia sering lupa, menyalakan lampu depan rumah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Over Again [COMPLETED // Niall's]
RandomSequel Of: NO! Perjalanan kisah cinta Niall dan Bella baru saja dimulai dalam ikatan pernikahan. Semua orang bilang bahwa tahun pertama pernikahan adalah fase tersulit dalam pernikahan. Mungkin itu memang benar. Berbagai ujian terus menimpa keluar...