*3 MONTHS LATER*
"bella... aku ada jadwal konser dengan one direction di x faktor hari ini. kau mau ikut?" tanya niall sambil memakan panekuk buatanku, "sepertinya tidak usah.. aku ingin kerumah mom.. aku rindu padanya.." tolakku.
ohya, aku dan niall sudah pindah rumah dua bulan yang lalu, aku dan niall membeli sebuah rumah yang tidak begitu jauh dari rumahku. tidak terlalu besar tapi cukup untuk kami berdua. rumah dua lantai yang berada disebuah bukit, berkamar tidur 3 plus balkon, satu ruang tamu, ruang tv dan keluarga, dapur, dan halaman depan yang cukup luas.
"kau yakin?" tanya nya sekali lagi, aku berhenti mencuci piring bekas membuat panekuk ku dan menatapnya, "iyaaaa niall.. kau pulang lewat tengah malam tidak?" jawabku sekaligus bertanya padanya lagi.
"sepertinya sih iya..." dia masih sibuk memakan panekuk nya, "yasudah kalau begitu, aku akan menginap dirumah mom malam ini.. tak apa kan?"
"baiklah.. aku juga akan menginap dirumah zayn saja kalau begitu.. besok siang aku jemput ya!" ucapnya. aku pun hanya mengangguk saja.
hari ini aku sibuk membersihkan kamar, mencuci baju, memasak, dan lain lain. inilah resiko menjadi seorang istri. dan seperti inilah keseharianku.
entah memang aku yang terlalu lelah atau apa, tapi sudah dua minggu ini aku selalu merasa sering pusing, dan lemas. bahkan aku sering kehilangan nafsu makanku.
"sayang... kau tidak mau menemaniku sarapan?" tanyanya tepat saat aku selesai mencuci piring. akupun tersenyum lalu duduk disebelahnya, "ini aku temani.." jawabku
"kau kenapa? tidak enak badan? wajahmu sedikit pucat..." niall langsung menempelkan punggung tangannya kedahiku. aku menepis tangannya pelan, "aku baik baik saja.. mungkin h=karna belum sarapan.." elakku. aku tidak ingin dia merasa khawatir.
"baiklah kalau begitu ini sarapan untuk mu.. aku sudah memperdiapkannya untuk mu!" niall menyodorkan sepiring panekuk yang menjulang tinggi dengan banyak topping yang dia taruh diatasnya.
aku membelalakkan mataku tak percaya. bagaimana bisa aku menghabiskan panekuk sebanyak ini?
"ini terlalu banyak, ni.. ini bukan porsiku, ini porsimu.." ucapku.
"kau itu istriku, aku tidak ingin kau sakit. jadi makan lah! kalau tidak kau habiskan aku akan marah!" ancamnya. ya Tuhan... dengan pelan pelan aku memakan nya. sepotong demi sepotong aku menyuapka kedalam mulutku.
"kau itu makan panekuk atau permen sih? lama sekali?" protesnya. karna selama 10 menit aku belum juga menghabiskan 1 lembar panekuk.
"sini aku suapi.." dia mengambil alih piringku dan memotong potongan besar panekuk dan menyuapkannya padaku. belum habis yang ada dimulutku, niall sudah menyuapkannya lagi.
tapi saat suapan kelima, aku menghentikannya dengan memberikan isyarat tangan. diapun menghentikannya lalu menatapku yang sedang penuh dengan panekuk dimulutku, mungkin pipiku sangat terlihat menggembung dan aku sulit mengunyah nya.
dan sepertinya wajahku aneh sampai sampai dia memfotoku yang sedang kesussahan mengunyah lalu tertawa, "wajah mu lucu sekali!!" katanya lalu dilanjut dengan tawanya yang renyah. dengan sekuat tenaga aku menelan nya lalu minum air putih untuk mendorong panekuk yang masih menyangkut ditenggorokanku.
"coba aku lihat!" kataku sambil mencoba merebut i-phone dari tangannya, tapi dia malah menjauhkan nya dari ku.
"nanti dulu! aku post ke instagramku dulu!" aku langsun berusaha merebutnya. tapi niall malah berlari dan aku mengejarnya, demi apapun, dia cepat sekali larinya tapi bukan berarti dia pintar. saat dia berlari kearah ruang keluarga, aku berlari kearah pintu keluar satunya lagi dan mencegatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Over Again [COMPLETED // Niall's]
De TodoSequel Of: NO! Perjalanan kisah cinta Niall dan Bella baru saja dimulai dalam ikatan pernikahan. Semua orang bilang bahwa tahun pertama pernikahan adalah fase tersulit dalam pernikahan. Mungkin itu memang benar. Berbagai ujian terus menimpa keluar...