#BELLA's POV#
sinar terang memaksa masuk melalui celah celah dimataku, begitu terangnya hingga aku membuka mataku perlahan. menyesuaikan cahaya yang terlalu terang dengan mataku yang terbiasa dengan keadaan gelap gulita.
mataku telah terbuka, dan menemukan aku sedang berbaring dibawah plafon putih, selang infus ada diseblah kiriku dan aku bernafas menggunakan tabung oksigen.
"niall.." panggilku lirih, tiba tiba sebuah tangan menggenggam erat tangan kananku, dan sebuah wajah yang sangat kurindukan berada tepat diatas wajahku, menyisakan beberapa centi saja. mata biru itu.. sangat kurindukan..
"you're alive, sweetheart.. oh god.. thanks.. i love you so much, bella.." tapi mata biru itu kini berwarna kemerahan dan dibawahnya terdapat warna yang lebih gelap di kelopak matanya.
"i love you too, ni.. am i in hospitall?" tanyaku, niall membantuku melepaskan penutup yang menutupi mulut dan hidungku, juga membantuku duduk dan berseder diranjang ini.
"yes, you're hunny.." niall lalu memelukku erat, bagaikan kami sudah lama tidak bertemu, "i miss you.. so much.." lirihnya, suaranya sedikit parau. dan bahuku sedikit merasakan basah.
"kau menangis?" tanyaku, dia melepaskan pelukannya dan menatapku sambil tersenyum, "kau jelek sekali berwajah seperti itu.. dan sudah berapa lama kau tidak tidur?" lanjutku.
"bagaimana aku tidak menangis kalau aku mencemaskan keadaanmu.. dan entah aku akan bisa kembali bertemu denganmu atau tidak selama 144 jam.." dia mengelus puncak kepalaku.
aku terbelalak endengar jawabannya, "selama itukah aku tidur?" tanyaku, aku kembali memeluknya, dan sekarang giliranku yang menangis, "niall.. maaf aku telah membuatmu khawatir.." kataku.
"hahaha.. sudahlah.. bella, apa kau lapar?" tanya niall, aku mengangguk.
"kau mau makan disini atau di taman?"
"ditaman.. aku benci bau obat.." jawab ku langsung.
niall tersenyum dan mendekatkan kursi roda yang awalnya berada disudut ruangan menjadi disamping ranjang. lalu aku digendongnya lalu didudukkan dikursi roda. niall mendorong kursi roda dan aku memegang ampan berisi makanan ku.
aku begitu merindukannya. aku makan disuapi olehnya dan aku menceritakan semua yang kualami selama aku tidak sadarkan diri. niall mendenarkan semua ceritaku dengan seksama.
dan aku mengeluh tentang baju yang kupakai ini, baju rumah sakit. dia hanya tertawa sambil mengelus rambutku.
"niall... terimakasih telah datang menyelamatkanku.." ucapku. dia tersenyum dan berjongkok dihadapanku sehingga tinggi kami sama.
"kau adalah salah satu kenapa aku masih ingin hidup didunia ini.. dan kau juga salah satu cinta yang wajib aku perjuangkan.." bukan karna aku sedikit tomboy lalu aku tidak meleleh dengan kaliamt romantis yang terlontar dari bibirnya. aku hampir meneteskan air mata saat dia berkata seperti itu.
"lalu, maksud dari diperjuangkan itu apa?" tanyaku, dia menggenggam erat tanganku dan menatap lurus kedalam manik ku.
"Perjuangkanlah cinta yang berhak diperjuangkan.. Seseorang yang membuatmu merasa kurang disaat dia tidak ada, karna dia adalah belahan jiwamu, yang melengkapi dirimu.. Seseorang yang menjadi alasan kau harus tetap hidup, untuk terus bisa mencintainya, melidunginya, dan menjaganya dengan sepenuh hati.. Dan seseorang itu adalah kau..."
________________________________________________________________________________________________
halowww~~~
duh maap ya aku lama update, lagi sibuk tugas sebenernya, dan baru ada 'sedikit' inspirasi.. hehehe:)
maaf ya, ini chap salah satu chap yang jelek dan boring.. maaf ya~~
tapi tetep VOMENT lho ya?? thanks, before..
Loveya, Mrs. Horan
PS:
baca ceritaku yang lain dan TINGGALKAN JEJAK aka VOMENT ya!! xxx
KAMU SEDANG MEMBACA
Over Again [COMPLETED // Niall's]
RandomSequel Of: NO! Perjalanan kisah cinta Niall dan Bella baru saja dimulai dalam ikatan pernikahan. Semua orang bilang bahwa tahun pertama pernikahan adalah fase tersulit dalam pernikahan. Mungkin itu memang benar. Berbagai ujian terus menimpa keluar...