#BELLA's POV#
pria itu... dia semakin dekat kearahku. jarum itu sudah menepel dilengan atas kanan ku. dengan sekali dorongan, jarum itu masuk kedalam daging ku, menembus pori poriku.
"AAAHHH!!!!" teriakku, aku memang tipe yang tidak suka dnegan apapun yang berbau dengan kedokteran.
aku makin menangis. cairan itu sekarang sudah berada didalam tubuhku, mengalir didalam darahku, dan menyebar keseluruh tubuh.
terlihat bahwa ariana sedang tersenyum puas kearahku. lalu pria itu mengambil suntikan terakhir berisi cairan biru. lebih sedikit dibanding yang pertama tadi.
"please.. don't... let me go.." rintihku, ariana bangun dan mendekatiku. tiba tiba dia menampar ku sangat keras. matanya memancarkan penuh rasa benci kepadaku.
"let you go, huh?!" dia menamparku lagi, perih menjalar di kedua pipiku yang telah ditamparnya. tangis ku makin memecah kesunyian digedung ini.
dia tersenyum sinis kearahku degan gerakan tiba tiba nya dia menjambak rambutku kebelakang dengan keras. kulit kepalaku terasa sangat sakit, wajahnya sangat dekat dengan wajahku.
"BUNUH SAJA AKU!!" teriakku didepan wajahnya, dia melepaskan genggamannya dengan keras. lalu tertawa hambar, "membunuhmu? kau kira segampang itu? TIDAK BELLA!! kau akan menikmati kesakitan terlebih dahulu!!" jawabnya lalu meninju perutku.
"AAARRRGGHH!!!!!" aku berteriak melampiaskan rasa sakit yang diakibatkan tinju yang dilayangkan oleh ariana keperutku.
ariana tidak berhenti hentinya menyiksaku, dia menampar, memukul dan meninju. semua dia lakukan dengan senang hati kepadaku. bahkan dia membuat banyak luka menggunakan belatinya dileher, juga wajah dan bagian tubuhku yang lain.
niall... aku mencintaimu... datang dan selamatkan aku, niall.....
----------------------------=o0o=-----------------------------------
#NIALL's POV#
ternyata mobil tadi bukan lah yang dimaksud. bukan pria yang seperti bella deskripsikan. mobil mulai menjauh dari pusat kota london. gedung gedung tinggi sudah mulai menghilang, hanya beberapa saja yang ada.
"untuk apa sebuah mobil memasuki gedung tua itu?" celetuk perrie sambil menunjuk sebuah cahaya mobil yang masuk kedalam lahan parkir yang berada dibelakang begund tua. jaraknya cukup jauh, jadi kami tidak bisa melihat itu mobil apa.
"mana aku tahu... mungkin dia ada urusan disana.." jawab zayn. perrie memanyunkan bibirnya kembali menghadap kearah kanan jendela.
"ya tuhan.. dimana bella..." gumamku. hatiku semakin tidak karuan. bergemuruh tidak jelas, khawatir juga cemas.
lima belas menit berlalu. hening menyelubungi kami bertiga. tiba tiba handphone zan berbunyi. dengan sigap dia menjawabnya.
"hallo, li? ada apa?" wajah zayn menyiratkan kebingungan, dia mendengarkan dengan seksama.
"apa?! baik! kirimkan alamatnya!" lalu zayn tiba tiba terlonjak dari kursinya. kami semua kaget, bahkan aku yang sedang menyetir sampai oleng ke kiri akibatnya.
"baiklah.. bagaimana dengan yang lain?"
"oh ok! sepertinya lokasinya dekat.. baik baik! kami akan segera kesana! thanks li!" zayn menutup telfonnya.
"ada apa zayn?" tanyaku.
"ariana grande..." aku menatapnya bingung, "kenapa dengan ariana?" tanyaku.
"dia yang menculik bella..."
aku langsung menginjak pedal rem sedalam dalamnya. semua terdorong kearah depan, zayn bahkan menabrak dasbor mobil, juga perrie yang mengelus elus dahinya yang mencium jok depan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Over Again [COMPLETED // Niall's]
RandomSequel Of: NO! Perjalanan kisah cinta Niall dan Bella baru saja dimulai dalam ikatan pernikahan. Semua orang bilang bahwa tahun pertama pernikahan adalah fase tersulit dalam pernikahan. Mungkin itu memang benar. Berbagai ujian terus menimpa keluar...