Kisah keseharian keluarga kecil Do Kyungsoo dan Do Mia. Yang seiring dengan berjalannya waktu, berubah menjadi keluarga besar.
🌻07 Agustus 2017 - 01 November 2018
Jangan lupa, kalian adalah tokoh utama dalam cerita ini ...
❤❤❤
Seorang wanita belia dengan wajah cantik dan bertubuh mungil itu mengendap-endap ke luar dari sebuah ruangan yang sudah ia redupkan penerangannya. Matanya sendu dan terlihat sangat mengantuk. Pun kering di tenggorokannya sungguh tak bisa diajak kompromi walau jam sudah menunjukkan pukul 11 malam.
Dengan piyama berwarna pink itu, ia berjalan menuju dapur untuk mengambil minum. Barangkali rasa hausnya akan tuntas dengan air bening yang tak ada habisnya di dunia itu.
“Ahh, kenapa dingin sekali airnya?” tanyanya sendiri sambil mengambil botol minuman yang sengaja ia ambil dari kulkas. Perlahan ia menuangkan air putih ke dalam gelas dan meneguknya dengan pelan.
“Haaahh~” Setelah kegiatannya selesai, wanita itu menuangkannya segelas lagi untuk ia bawa ke dalam kamarnya. Namun, saat ia berbalik …
“Sedang apa?”
“Waa!!!”
Dan yaaaa!!! Air dalam gelasnya tumpah bersamaan dengan kekagetannya saat mendapati ternyata ada orang lain di depannya.
“Kyungsoo, jangan mengagetkanku!” pekiknya tertahan sambil mencoba membersihkan kameja lelaki tadi.
“Ahh, dingin sekali,” gumam lelaki bernama Kyungsoo itu sambil mencoba melepaskan kemeja yang ia kenakan dengan sedikit buru-buru.
“Ahh, jangan! Ganti saja di kamar,” ucap wanita tadi sambil menyimpan gelasnya.
“Di kamar?” tanya Kyungsoo tiba-tiba menggoda. “Mia, lagipula kenapa semalam ini kau belum tidur?”
“Kau pikir aku akan tidur di saat suamiku belum pulang?” tanya wanita bernama Mia tadi sambil mendelik kesal. “Cepat Kyungsoo! Nanti masuk angin!”
Mia mendorong dada bidang suaminya dengan khawatir dan mencoba untuk membawanya ke dalam kamar. Walaupun Kyungsoo berjalan dengan enggan karena masih ingin menggoda istrinya itu.
“Aku sudah masuk angin, ayo kita berbagi kehangatan,” bisiknya tepat di samping telinga Mia.
“Ayolah, berhenti menggodaku!” pekik Mia kesal sendiri, juga malu karena perkataan suami tampannya itu. Kyungsoo berusaha untuk merangkul sang istri dan mencari celah untuk mendapatkan setidaknya sebuah ciuman sambutan ketika ia pulang, sedangkan Mia sibuk menghindari serangan lelaki pendek itu.
“Hei … hei,” panggil Kyungsoo mulai geram.
“Hentikan, ih!” balas Mia.
Lalu …
“Huweeee …” Keduanya tersentak saat mendengar jeritan itu. Dengan terburu-buru mereka masuk ke dalam kamar yang cukup besar dan sedikit banyak barang itu.
“Ck, sudah kubilang jangan buat keributan! Lihat! Gio jadi bangun karenamu,” tuduh Mia menunjuk Kyungsoo dan lelaki itu hanya melongo tak terima.
“Kau sendiri yang terus memekik, aku kan hanya ingin-“
“Apa?” tanya Mia memotong sambil memangku anak semata wayangnya itu. “Aigoo~ cup cup ... Jangan menangis, ini sudah malam.”
Kyungsoo menghela napas lalu mengganti pakaiannya begitu saja dan bergegas tidur. Seakan omelan Mia sering ia terima setiap malam dan ia sudah terbiasa.
“Selamat tidur,” ucapnya enteng.
“Wah … dia sungguh kejam,” gerutu Mia tak habis pikir pada suaminya si pekerja kantoran itu.
Namun akhirnya, ia tak melanjutkan omelannya. Beruntung ia masih punya hati saat melihat wajah lelah yang terpampang jelas di raut suaminya setelah seharian bekerja.
Ia kembali fokus pada kegiatan ‘tiba-tiba’-nya itu. Menggendong seirama dengan alunan dari mulutnya. Namun tak lama, ia merasakan sebuah tangan mengusap kedua pundaknya. Tangan Kyungsoo…
“Twinkle, twinkle, little star how i wonder what you are up above the world so high like a diamond in the sky
Twinkle, twinkle, little star how i wonder what you are
When the blazing sun is gone when he nothing shines upon then you show your little light
Twinkle, twinkle, all the night twinkle, twinkle, little star how i wonder what you are”
Suara merdu yang berasal dari suamiya itu menjadi pengantar tidur Gio, anak pertama mereka. Dalam sekejap bayi lelaki itu kembali tertidur di pangkuan Mia. Perlahan tapi pasti, wanita itu kembali meletakkan sang anak ke atas kasur yang mereka sediakan.
Setelah selesai, satu kecupan di pucuk kepala, Mia dapatkan dengan manis. Wanita itu tersenyum hangat pada suaminya, tak lama menggenggam tangannya lembut.
“Ayo tidur, sudah malam,” ajaknya disertai anggukan dari Kyungsoo.
“Selamat tidur, superhero-ku,” bisik Kyungsoo sambil mengusap lembut pucuk kepala Gio, lalu membawa Mia ke atas kasur.
“Emm, selamat tidur …” gumam Mia menyamankan posisinya di pelukan Kyungsoo. Tak dapat Mia sanggah bahwa suaminya memang yang terbaik dari yang terbaik!
Lalu keduanya memejamkan mata ...
“Ah, hentikan! Jangan peluk pinggangku begitu Kyungsoo~”
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.