Sudah menjadi mitos yang ada sejak lama dipercaya. Kalau anak lebih dulu bisa berjalan, maka bicara akan sedikit lama prosesnya. Begitupun sebaliknya. Dan Gio, masuk ke dalam kategori lebih cepat berjalan daripada berbicara dengan jelas.
Hari ini, Mia sedang memperhatikan Gio yang sedang melempar-lemparkan dua pasang bajunya secara bergantian sambil tertawa. Dia telanjang dada, dan Mia sudah sangat lelah untuk memakaikannya baju, karena Gio akan melepaskannya lagi.
Itu semua terjadi karena kemarin Kyungsoo mengajari anaknya mengancingkan baju. Hal lumrah bagi setiap anak untuk belajar hal dasar seperti itu.
“Gio, pakai bajunya sekarang. Dingin nak, nanti masuk angin,” ujar Mia sambil mencoba memakaikannya baju, dan Gio dengan gestur yang semangat mengancingkan bajunya.
“Gio, salah nak. Kancingkan sesuai urutannya.”
“Masa yang atas jadi ke bawah?”
“Jangan dulu dilepas bajunya, katanya mau belajar?”
“Gio~”
Terus saja Mia mengoceh sampai Gio sepertinya enggan belajar dengan ibunya. Karena anak itu langsung menjauh apalagi saat mendengar suara motor ayahnya yang baru saja terparkir di depan rumah.
“Papapapapapa~”
“Gio ...” panggil Mia memberi intruksi karena anaknya berlari begitu saja.
CKLEK!
“Aku pula-”
“Aaaajing!” seru Gio tertawa lebar, membuat Kyungsoo kaget bukan main. Mia juga membulatkan matanya saat anak pertama mereka menyambut dengan sedikit ambigu.
“Hei, kau bilang apa?” tanya Kyungsoo sambil menggendong anaknya. “Mia, kau ajari apa dia? Kenapa bisa bicara begitu?”
“Maksudnya kancing, Kyungsoo. Bukan yang lain!” ralat Mia sambil mendekat dan mengambil tas suaminya. Mendengar itu, Kyungsoo menghela napas dan tak jadi kesal karena ternyata anaknya mencoba mengatakan ‘kancing’.
Kyungsoo mencium kening istrinya lalu duduk di sofa yang tadi sempat Mia tempati. Sesekali bertanya pada anaknya dan Gio hanya menyahut tidak jelas. Sementara Mia sendiri sedang menyiapkan air untuk mandi sang suami, disusul rencana memasak makan malam. Menyibukkan diri seperti biasa.
“Kyungsoo, airnya sudah siap. Mandi dulu setelah itu makan!” teriak Mia yang baru saja keluar dari kamar mandi dan sedikit berlari kecil ke dapur untuk mengecek sup. Tak lama Gio pun berlari dan memeluk kakinya sambil tertawa. “Aduh, Gio ... pakai bajumu, nak.”
“Biarkan saja, kami mau mandi,” sahut Kyungsoo juga bertelanjang dada. Mia menghela napas sambil mengalihkan pandangannya. Walaupun sudah beberapa kali melihat pemandangan itu, rasanya aneh saja kalau melihat Kyungsoo terang-terangan melakukannya apalagi sambil jalan-jalan di rumah.
Tak banyak ulah seperti biasa, Kyungsoo langsung menggendong putranya dan berseru untuk segera mandi dengan heboh, apalagi saat Gio ikut berseru dan tertawa.
Waktu berjalan, sampai Mia selesai dengan kegiatannya. Tapi ia masih belum menemukan suami serta anaknya di ruang tengah. Apa mereka masih mandi? Pikirnya.
“Kyungsoo, Gio, kalian sudah selesai mandi belum?” tanya Mia sambil masuk ke dalam kamar. Ia langsung memasang raut datar tatkala melihat suami dan anaknya malah asik bercermin di meja rias dan sok-sok mencukur kumis.
Mia segera saja menepuk lengan suaminya dan menggendong Gio. Tak lupa mengomel untuk segera mengganti pakaian karena takutnya masuk angin. Sambil mengganti baju, Kyungsoo mengatakan kalau anaknya ingin mencoba apa yang Kyungsoo lakukan. Yaitu mencukur kumis.

KAMU SEDANG MEMBACA
D.O's Family
FanfictionKisah keseharian keluarga kecil Do Kyungsoo dan Do Mia. Yang seiring dengan berjalannya waktu, berubah menjadi keluarga besar. 🌻07 Agustus 2017 - 01 November 2018