Pagi kemarin Mia muntah-muntah tak jelas. Kepalanya pusing bukan main dan wajahnya memucat. Sayang sekali, Kyungsoo sedang keluar kota dan tak bisa menemaninya. Mia sebenarnya tak memberitahukan hal itu, tapi Gio yang membocorkannya.
Keadaannya kemarin memprihatinkan, tapi hari ini adalah puncaknya. Mia bahkan tak bisa bangkit dari kasur saking lemasnya, ia hanya menghubungi ibunya agar mau direpotkan. Bagaimanapun juga, Gio harus makan dan butuh teman bermain. Biarlah cucian dan yang lainnya menyusul, kalau dia sudah sembuh.
Beberapa kali Kyungsoo mengiriminya pesan, karena ia khawatir. Walau di sisi lain ia mulai menduga-duga sesuatu. Apa Mia hamil?
Jika iya, dia sungguh akan sangat senang. Kabar itu membahagiakannya.
Rencana kepulangannya lusa, tapi ia sudah sangat ingin pulang. Demi memastikan apa yang sudah diduganya.
***
Malam harinya, Kyungsoo menelpon Mia. Untuk beberapa panggilan Kyungsoo tak mendapatkan jawaban, tapi ia tak menyerah dan terus menghubunginya. Barulah saat diterima, senyumnya mengembang tanpa diminta.
“Kau kenapa?” tanya Mia sambil mengerutkan keningnya. Wajah Kyungsoo tampak memenuhi layar, jujur ia sangat merindukan suaminya. “Ada berita membahagiakan?”
“Aku harap begitu.”
“Apa maksudnya jawabanmu itu?” tanya Mia heran. Tapi ponselnya segera direbut oleh Gio yang tanpa permisi menghambur ke kasur sambil tertawa.
“Appa~!!!”
“Kemana saja? Appa sudah menelpon eomma daritadi,” ujar Kyungsoo yang dihadiahi decakkan dari Mia. Daritadi? Ckckck, sejak kapan Kyungsoo jadi tukang bohong?
Lalu Gio bercerita jika ia sedang bermain dengan neneknya. Ia menceritakan segala hal sampai Kyungsoo yang ingin menanyakan dugaannya terus tersendat di tenggorokan. Mia yang memperhatikan mereka pun tak sedikit pun berniat untuk menghentikan pembicaraan. Ia masih lemas dan malas untuk menegur.
Barulah setelah beberapa menit berlalu, Kyungsoo dengan terpaksa menghentikan ocehan Gio. Kemudian memintanya agar menyerahkan ponsel ke sang istri. Mia keheranan dan bertanya-tanya, sedangkan Kyungsoo to the point menanyakan tanggal datang bulannya.
“Hmm, terlambat sih …”
Mendengar itu saja membuatnya tersenyum senang, ia segera menyarankan agar istrinya membeli tespack untuk mengetahui apakah Mia hamil atau tidak. Wanita itu menyanggah sambil terkekeh ragu, ia benar-benar tak mengira bahwa dirinya sedang hamil.
Hanya karena muntah-muntah dan lemas, bukan berarti dia hamil, kan? Baiklah, beberapa hari kemarin dia memang sempat ingin mangga muda.
Tapi dia hanya mengangguk pasrah kala Kyungsoo memaksanya. Ia berniat membelinya besok, semoga saja sudah kuat untuk pergi ke apotek.
“Semoga kau benar hamil,” ucap Kyungsoo sambil pamit. Mia terkekeh dan melambai.
“Apa kau begitu menginginkannya?” tanya Mia dan Kyungsoo mengangguk. Lalu panggilan terputus.
***
Lusa menjemput, tiba harinya Kyungsoo pulang ke rumah dengan perasaan yang teramat antusias. Ia bahkan tak memberitahukan kapan tepatnya Kyungsoo sampai di rumah.
Ini masih siang, sekitar pukul setengah sebelas. Tapi Kyungsoo sudah ada di depan rumahnya sambil menenteng koper. Ia tak mengetuk pintu atau memberi salam. Langsung masuk dan mengendap-endap ke rumah yang keadaannya sepi.
KAMU SEDANG MEMBACA
D.O's Family
FanfictionKisah keseharian keluarga kecil Do Kyungsoo dan Do Mia. Yang seiring dengan berjalannya waktu, berubah menjadi keluarga besar. 🌻07 Agustus 2017 - 01 November 2018