6. Gio Si Tukang Makan (KYUNGSOO'S POV)

2.9K 390 35
                                    

Hari ini aku libur kerja. Dari semalam, aku berencana untuk tidur lebih banyak karena akhir-akhir ini pekerjaanku banyak. Tapi pagi-pagi Mia berlari ke kamar dengan suara nyaringnya yang hampir mirip dengan Gio kalau mengoceh.

Dia menubrukkan diri ke kasur dan menggoncang tubuhku dengan tidak manusiawi.

“Kyungsoo!!! Bangun! Kau tahu tidak, sih? Drama Gio sudah tayang!!!” pekiknya yang aku acuhkan. “Tadi Mira memberitahuku, Gio lucu sekali di sana!”

Walau aku penasaran, mataku masih enggan terbuka. Ah, ya! Gio memang ditawari main di salah satu drama, mungkin karena dia sudah mulai terkenal menjadi hunnam. Bahkan sampai ditawari tampil di layar kaca.

“Tapi … aku belum lapor soal ini padamu.”

“Nanti saja, aku mengantuk.” Aku berbalik supaya bisa memunggungi Mia. Nah, bahkan saat aku memejamkan mata pun dia masih asyik mengoceh.

Lama-lama mungkin Mia kesal, dia melemparkanku bantal dan pergi begitu saja.

“Malu sama Gio! Ini sudah jam berapa, coba? Masih saja tidur!”

“Hmm …”

Nyatanya, hari libur pun aku habiskan waktu untuk tidur lama. Ah~ maafkan appa, Gio. Appa lelah sekali hari ini dan telat mengajakmu bermain …

***

Sekitar pukul sembilan, aku bangun dan mendapati Gio tengah makan camilan di ruang tengah. Sementara Mia, kulihat dia masih mencuci. Melihat Gio makan, aku jadi lapar. Sarapanku tertunda tadi pagi.

Mumpung Mia tak ada, aku bawa sarapanku dan duduk di dekat Gio yang sedang memirsa TV. Ini memang jam-jamnya tayang kartun. Mia memilih Pororo untuk anakku tonton.

“Gio, kau sedang makan apa?” tanyaku dan dia mengacungkan camilannya. Aku mengangguk dan ikut larut dalam tontonan. Sampai mataku menangkap beberapa bekas camilan di atas meja. Dan jumlahnya cukup banyak. “Gio, kau yang memakan itu semua?”

“Kyungsoo, kenapa makan di situ? Jadi untuk apa kau membeli meja makan? Untuk dikoleksi?” tanya Mia sambil membawa cuciannya ke luar, mungkin mau dijemur. Aku menatapnya sekilas dan kembali makan. Walau setelahnya Mia menyentilku dari belakang.

Akh! Sakit Mia!”

Mia melengos pergi, sedangkan aku kembali ke kegiatan awal.

“Gio, kau belum menjawab pertanyaan appa.” Gio menoleh dan kembali memasukkan camilannya ke dalam mulut. Ya tuhan, kenapa dia mengabaikanku? Belajar darimana dia seperti itu?

Tanpa ingin memaksa supaya Gio menjawab pertanyaanku, aku segera menghabiskan sarapan dan pergi ke dapur untuk cuci piring dan membuang beberapa sampah camilan. Saat kembali, Mia sudah duduk di samping Gio dan mencoba membujuk agar dia menghentikan acara makannya.

“Biarkan saja,” ujarku sambil duduk di sofa. Mia mendongak dan menggeleng. “kenapa?”

“Kau tidak mendengarkan aku tadi pagi?” tanyanya dan aku hanya memainkan bola mata, tanda mengelak. Mia mencubit betisku dan merenggut.

Untungnya lucu.

“Gio jadi makan banyak setelah dia selesai shooting drama.” Kalimatnya membuatku heran sesaat, lalu memintanya supaya menunjukkan beberapa adegan yang Gio perankan di dramanya. Aku tak bisa menonton langsung dari TV karena malas.

Mia menunjukkan beberapa scene di mana Gio muncul. Dan … putraku itu terus makan.

“Kau tahu sendiri aku mencoba tidak memberinya makanan mahal atau sekiranya yang sangat enak bagi Gio terlalu sering. Karena keadaan keluarga kita,” jelas Mia sambil menompang dagu di pahaku.

D.O's FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang