15. Bela Diri [MIA'S POV]

1.8K 278 24
                                    

Aku masih jelas mengingatnya, kala Kyungsoo menghajar para kawanan lelaki jahat yang ingin mengangguku.

Saat itu aku belum terlalu kenal dengannya. Kami hanya tahu satu sama lain karena sempat berkenalan lewat teman kami. Aku oleh Mira, dan dia oleh Chanyeol. Kebetulan waktu itu Chanyeol sedang merayakan ulang tahunnya, dan Mira selaku kekasihnya datang.

Aku ikut merayakan, walau tak sedikit pun aku meminum soju di tempat yang Chanyeol sewa saat kami masih kuliah.

“Yak yak yak … Mia-ya~ minumlah! Aku sudah memesankannya untukmu!” seru Chanyeol yang sudah setengah mabuk. Aku hanya tersenyum dan memainkan gelas air putihku. Jujur, aku sangat lemah dengan alkohol.

Aku sudah memperkirakan, kalau malam ini aku minum sedikit saja … aku pasti akan mabuk saat pulang. Terakhir kali aku mabuk, eomma memarahi dan tak memberiku uang jajan. Alasannya mudah, aku berteriak bak orang gila di dalam kamar dan mengganggu semua orang tertidur.

Kulihat sudah cukup banyak yang mabuk. Yang sepertinya benar-benar sadar hanya aku dan Kyungsoo. Dia meminumnya sedikit dan memilih memainkan ponselnya dengan malas. Sebenarnya aku ingin mengajaknya mengobrol, karena di sini tidak ada yang benar-benar bisa aku ajak bicara.

Tapi rasanya pasti akan canggung. Aku tak mau jadi orang yang terkesan banyak bicara dengannya. Kyungsoo gituloh … selalu cuek dengan siapapun.

Beberapa kali mata kami bertubrukkan, aku hanya memberikannya seulas senyum. Dia hanya mengangguk lalu kembali ke kegiatannya yang membosankan itu.

Sampai akhirnya kami pulang. Memang ini sudah sangat malam, dan alangkah lebih baik kalau aku meminta jemputan atau setidaknya diantar pulang oleh temanku yang lelaki. Tapi … masa iya aku diantar orang mabuk? Heol, aku saja khawatir bagaimana mereka pulang.

Terpaksa aku pulang sendiri, karena Mira diantar oleh Chanyeol. Tentu saja menggunakan jasa supir supaya mereka tak celaka di mobil. Ck, padahal biasanya aku akan berceloteh dengan Mira agar di jalan tak terasa takut.

Aku naik bus sendirian, dan berjalan menuju rumah dengan keheningan. Sungguh, aku ini sangat penakut. Untuk keadaan seperti ini, aku tak takut dengan hantu atau mahluk halus lainnya. Justru aku takut pada manusia yang punya niat jahat.

Apalagi … sekarang aku merasa seseorang mengikutiku dari belakang. Ada bayangan dua orang di belakangku, sepertinya seorang lelaki.

Lantas aku segera memainkan ponselku, meminta bantuan.

Siapa yang harus aku telpon? Mark, adikku? Appa? Polisi? Atau …

“Halo?”

“Kyungsoo …?”

Sial, kenapa jariku menelpon dengan acak?

“Ya, kenapa? Ini siapa?”

“Ini aku, Mia. Aku punya nomormu dari Mira,” Bodoh, kan? Kenapa aku harus menjelaskan itu? “ah! Daripada itu, apa aku bisa minta tolong?”

“Minta tolong apa?” tanyanya dingin. Dari nadanya saja, aku khawatir dia tak akan mau. Mungkin saja sekarang dia berpikir aku begitu merepotkannya.

“Aku sepertinya diikuti oleh dua orang asing. Aku takut, kau bisa datang menolongku?” tanyaku pelan. Kyungsoo tak menyahut dan memilih mematikan sambungan. Sudah kuduga, dia takkan mau menolongku.

Ya tuhan, aku benar-benar takut. Apalagi aku mulai memasuki kawasan gang-gang gelap. Mau bagaimana lagi? Jalan itu memudahkanku untuk segera sampai rumah dan memberikan peluang besar untuk selamat jika benar aku ingin dicelakai.

D.O's FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang