BAB 8

16.5K 1.3K 18
                                    

Hinata terduduk dikursi meja makan. Persendian kakinya mendadak terasa lumpuh. Wanita itu bingung atas fakta yang baru saja dirinya ketahui. Kenapa bisa begini? Pikirnya frustasi.

Sementara Naruto yang melihat ekspresi Hinata yang terlihat begitu tertekan merasa heran. membuat lelaki tampan berusia 21 tahun itu semakin mengusap kasar surai pirangnya.

"Ku tanya sekali lagi padamu! Apakah kita pernah bertemu sebelum ini? Karena aku tak pernah ingat kapan aku tidur denganmu!" Ucap Naruto frontal.

Hinata tidak menjawab pertanyaan itu. Dia masih terlalu kaget saat ini.

"Hey! Hyuuga kau itu tuli hah! "

Habis sudah kesabaran Naruto. Suaranya begitu kencang membuat Hinata terlonjak kaget dan hampir membuat tubuhnya terjatuh dari kursi yang dia duduki.

"Kau ini kenapa sih!? Jangan membentakku! Aku ini belum pernah berhubungan sex dengan siapapun tahu".

Hinata balas membentak dengan sedikit rona di wajah. Naruto mendecih dan memandang sinis mata perak Hinata didepannya. Apa Hinata sedang mencoba membodohi dirinya? Berani sekali perempuan ini.

"Kau kira aku ini idiot!? Tes ini menunjukkan bahwa kau adalah ibu dari Boruto. Kau masih akan mengelak, Begitu!?".

Kesabaran Naruto benar-benar habis. Perempuan ini selalu membuat emosinya meningkat. Naruto melempar kertas lain yang menunjukkan hasil DNA Hinata dan juga Boruto. Mulut Hinata menganga karena Naruto melempar kertas itu tepat kewajahnya.

"Aku memang ibunya! Lalu apa maumu dasar kuning sialan! Aku juga tidak tahu kalau sperma busukmu yang membuahi sel telurku!".

Naruto sedikit syok karena ada orang yang berani memanggilnya kuning sialan. Wanita ini benar-benar minta dihajar. Apa wanita ini tidak sadar sedang berhadapan dengan siapa. Untuk kali ini saja Naruto akan mengalah. Dia berusaha meredam Emosinya serendah mungkin. Dia harus mendapatkan penjelasan tentang ini, Harus.

"Jelaskan!"

Perintah mutlak telah diberikan dan Hinata tidak mempunyai pilihan lain selain menceritakan kisah keluarganya. Kisah yang membuat simpul rumit diantara dia dan juga Kuning sialan itu.

"Dulu aku mempunyai seorang kakak lelaki.." Hinata memulai menceritakan Kisah masa lalu keluarganya.

"Aku tidak butuh kisah keluargamu!" Seru Naruto yang sudah kembali kepada mode datarnya. Naruto segera melirik ada seluruh pekerjanya dan memberi perintah meninggalkan ruangan.

Boruto yang sudah tertidur dibawa oleh salah satu maid atas izin Hinata.

"Diam! Ini semua berhubungan"

Setelah memastikan Naruto tidaknmenyelanya, Hinata menjelaskan seluruh kisah Hidupnya dan juga keluarganya. Dimana dia tinggal dulu dan ketidakmampuan kakak dan kakak iparnya untuk mempunyai keturunan. Bahkan keputusannya mendonorkan sel telur miliknya demi memenuhi permintaan sang ayah.

"Aku memutuskan memnyumbangkan sel telurku karena ayahku ingin keturunan kakak memiliki darah klan Hyuuga. Semua proses berjalan lancar. Neji-nii juga mendapatkan sperma milik seseorang. Bayi tabung itu sukses ditanan ke rahim Tenten Nee-chan".

"Dan Sperma itu milikku!" Naruto menyela.

Hinata mendelik di tengah ceritanya. Dia sungguh tidak menyukai wajah Tampan pria didepannya ini. Sudah sombong, tukang marah-marah, sialannya dia juga kaya. Hinata benci kesempurnaan yang dimiliki Namikaze Naruto. 

"Mana aku tahu kalo sperma jelekmu yang membuahi sel telurku dan menciptakan Boruto! Neji-nii tidak mengatakan apapun. Waktu Boruto lahir aku kira dia terlahir dari benih seorang warga asing. Dan ternyata benar. Walau Bule itu sepertimu".

YUME O TSUZUKITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang