"Nghh... apa ini?"
Hinata meraba sesuatu yang melilit perutnya. Matanya yang terpejam terbuka sedikit. Mengintip, mencari tahu apa yang sedang disentuh oleh jarinya. Sebuah tangan Tan dan Hinata sudah tau siapa pemiliknya. Sang suami Namikaze Naruto. Hinata tidak berteriak juga tidak lagi mendorong Naruto. Wanita itu sudah menduga kalau suaminya yang mantan Playboy ini pasti ada disampingnya. Walau jika wanita itu tidur dikamar mandi sekalipun.
Naruto sendiri juga menyadari bahwa ke-absenan tubuh beraroma lavender disampingnya akan membuat pemuda itu susah tidur dengan nyenyak.
Hinata menyingkirkan lengan Tan dan kaki panjang yang melilit tubuhnya seperti Anaconda itu dengan pelan. Hinata membenahi selimut yang dikenakan Naruto lalu pergi keluar meninggalkan pemuda itu memeluk gulingnya. Wanita itu harus memasak sarapan. Mulai sekarang urusan dapur akan dia pegang demi menghindari keborosan bahan makanan. Walau wanita itu juga tahu hal itu tidak akan membuat harta suaminya habis.
Hinata sedikit kaku saat memikirkan kata suami. Apalagi itu adalah Naruto seorang pria kaya raya yang pamornya sudah melegenda dikalangan wanita. Tak pernah terbayang bagi wanita sepertinya menjalin hubungan dan berakhir menikah. Hinata tau Naruto menikahinya agar memberi kejelasan status untuk Boruto saja. Karena memang statusnya sedikit rumit disini.
Kulkas sebesar lemari pakaian itu terbuka. Isinya sungguh lengkap Dan terlihat semuanya adalah kualitas terbaik dan tentunya mahal. Hinata menghela nafas iri.
sialan mereka memang kaya' .
Hinata mengeluarkan beberapa bahan Makanan seperti sayur daging dan beberapa ikan. Dia belum memutuskan akan memasak apa. Tapi tangannya sudah bergerak lincah mengolah bahan didepannya.
"Masak apa?"
Hampir saja penggorengan itu terjatuh dan menumpahkan minyak panas ketangan Hinata . Menoleh cepat, Hinata menemukan sosok paruh baya yang sangat cantik. "Kenapa?" tanya wanita itu. Hinata menggeleng. "Kau menantuku kan Hyuuga ah! tidak maksudku Namikaze Hinata" Hinata mengangguk dan menebak bahwa wanita cantik ini adalah ibu Naruto.
"Anda.."
"Aku ibu Naruto. Namaku Kushina. Kau harus memanggilku ibu ya menantu!"
Hinata merona kerena panggilan menantu dari Kushina. Dan kepalanya mengangguk "Baik bu!" Hinata melanjutkan acara memasaknya dibantu oleh sang ibu mertua.
"Hn"
Gumaman datar itu hanya berasal dari satu-satunya mulut dirumah ini. "Kau sudah bangun?" Hinata menoleh dan menemukan wajah kusut Naruto dan Boruto. Bayi gembul yang digendong ayahnya itu bahkan beberapa kali menguap.
"Wah ini cucu Granny yang tampan"
Tangan Kushina mengambil paksa Boruto dan seketika mata biru kelam Naruto mendelik tidak suka.
"Jangan melotot! Atau kau tidak mendapat Sarapan" Hinata memperingatkan Naruto, membuat Kushina sangat kagum
"Kau berani mengancamku?" suara Naruto begitu dingin mata birunya bahkan seakan ingin keluar dari rongganya. "Iya! Kenapa?! Kau tidak suka?!" tantang Hinata pada suami kuningnya.
"Tidak"
Naruto kalah telak. Ayah muda itu selalu tidak bisa menang jika berdebat dengan Hinata. Bukannya takut, Di dunia ini tidak ada yang dia takuti. Hanya saja dia tidak bisa memandang wajah itu terlalu lama. Apalagi bibir yang semalam -aahh sudahlah.
Kursi kayu berukir mahal itu bergeser. Tangan Tan itu meraih mangkuk yang berisi nasi hangat. Bahkan asapnya masih mengepul. "Tidak kuliah?" tanya Naruto tanpa memandang wajah Hinata. Tangan Tan miliknya bergetar. Hatinya meruntuki kelakuannya barusan. Untuk apa dia bertanya jika sudah tahu. Bodoh.
KAMU SEDANG MEMBACA
YUME O TSUZUKI
RomanceHidup seorang Playboy kaya raya yang melenceng dari jalurnya. kemunculan seorang gadis cantik miskin yang selalu menggendong anak kecil berparas mirip dengannya. apa yang sebenarnya terjadi. apa itu anaknya?. Disc. Chara : M. Kishimoto main chara:...