BAB 17

16.5K 1.3K 34
                                    

Kayuhan pada sepeda mahal dengan label Limited edition itu terhenti. Kedua kaki berbalut sneakers lusuh menyangga kedua sisinya. "Hai! lama tidak bertemu Hinata!" lelaki bertanda aneh didahinya itu turun dari mobil dan berjalan menghampiri Hinata yang sedang memandangnya datar.

"Siapa ya?"

Kaki kekar itu berhenti melangkah. "Kau lupa padaku?" pria itu memastikan bahwa perempuan itu masih mengingatnya. Memang sudah lama, sekitar tujuh tahun mereka tidak beremu.

"Aku Kimimaru"

Mata keperakan Hinata itu membola, bunyi sepeda terguling terdengar nyaring, Disertai tubrukan yang membuat tubuh pria tegap itu terhuyung kebelakang.

"Astaga Nii-san bagaimana kabarmu? Aku dengar kau keluar Negeri. Dan apa kau sudah menikah sekarang?"

Pria itu terkekeh tangannya mengelus rambut sebahu Hinata. Mereka berpelukan layaknya sepasang kekasih yang sudah lama tidak bertemu. Sepasang mata mengawasi mereka. Jari itu meremas setir begitu kuat. Netra birunya menggelap dan giginya mengatup seakan ingin menghancurkan satu sama lain.

"Aku dengar Neji sudah meninggal" Hinata tersentak, pelukan itu spontan terlepas. Senyumannya luntur dan kakinya mundur beberapa langkah.

"Aku tidak- "

"Tak apa" wajahnya mencoba tersenyum tapi mata peraknya menghianati.

Hinata memang terlihat baik dimata orang lain. Tegar adalah hal pertama yang mereka lihat dari perempuan itu. Tapi salah. Semua salah saat kau melihat lebih dalam pada pancaran keperakannya yang menyendu. Hanya ada kesedihan dan juga rasa kehilangan yang amat sangat. Tapi kehadiran Boruto setidaknya masih mampu menyokong keinginannya untuk bertahan hidup.

Hinata tersenyum walau matanya sudah meloloskan beberapa tetes air mata. Sebagian orang terang-terangan melirik. Dipikiran meraka saat ini adalah, Pertemuan kerinduan antara pasangan kekasih yang berakhir dengan salah satu pasangannya yang berpindah kelain hati. Hingga membuat sang gadis menangis.

Kimimaru akan memeluk Hinata jika saja sentakan kuat dibelakang tubuhnya tidak menghalanginya maju. Tubuh pria itu bahkan terhuyung beberapa langkah kebelakang.

"Jauhi Istriku!"

Perkataan dingin itu membuat permata perak itu berhenti menangis. "Naruto?!" Hinata memandang syok pada sosok tegap yang sedang merangkulnya posesif. Mata biru pria itu memandang berbahaya pada sosok Kimimaru yang berwajah datar.

Naruto menatap Hinata,dan entah kenapa Hinata merasakan badannya menggigil sekarang.

"Kau mencoba selingkuh eh is-tri-ku?"

Hinata merasa tidak asing dengan situasi ini. Apakah Naruto sedang membalas dendam karena tadi Hinata merusak acara pemuda blonde itu saat sedang bersama jalangnya.

Hinata tersenyum kikuk pada Kimimaru. Situasi sekarang sungguh aneh. Semua mata yang tadinya memandang kasihan pada Hinata sekarang berbalik memandangnya sinis. Mereka melihat ternyata kekasih sang wanita yang selingkuh terlebih dulu ditinggal menikah dengan pria lain. Mereka berasumsi tanpa tahu apa yang sebenarnya telah terjadi.

Ketiga sosok itu bahkan tidak sadar telah menjadi aktor dan aktris dadakan yang sedang melalukan drama berjudul selingkuh karena diselingkuhi. Konyol.

Naruto meremas bahu mungil dipelukannya. Tatapan mata itu kini tertuju tepat pada pria didepannya. "Siapa kau?" Naruto berkata dingin, Kimimaru terkekeh. Ternyata yang tunangannya katakan adalah benar. Namikaze Naruto dengan sifat dinginnya.

"Aku adalah cinta pertama Hinata"

Dua permata biru itu sedikit melebar. Remasan pada bahu Hinata sedikit mengendur dan akhirnya terlepas. Naruto tidak tahu kenapa tubuhnya bereaksi seperti ini. Tulangnya mendadak terasa menghilang. Kakinya bahkan sedikit bergetar. Naruto tidak berbicara apapun. Langkah kakinya menjauh. Rasa sesak ini begitu tidak nyaman.

YUME O TSUZUKITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang