BAB 24

18.8K 1.2K 75
                                    

"Ada apa ini?!"

Pasangan senior Namikaze baru menginjakkan kaki di Mansion setelah kabur selama tiga hari tanpa kabar yang jelas. Membawa serta sang cucu dan seluruh maid. "Kau sakit Hinata?!" tanya Kushina mendekati menantunya sambil membelai kepala berhelai indigo itu.

"Dia hanya kelelahan karena aku melakukan pesan darimu Mom.." Jawab Naruto diikuti seringai sexy dibibirnya.

Kushina terlonjak senang sementara Hinata mengernyit bingung. "Wah! sebentar lagi akan ada cucu perempuan! Bolt kau akan punya adik!". Batita itu be rjalan kearah ibunya yang terlihat lemah. Dia tidak suka ibunya sakit.

Otak kecilnya mencerna apa yang baru saja neneknya katakan. Ibunya sakit karena ayahnya. Itulah situasi yang ditangkapnya. Tangan mungil gemuknya mengambil sebuah bola dari dalam saku celananya. Melempar kearah Naruto dan tepat mendarat diselakangan Pria itu.

Naruto menunduk, memengangi sesuatu yang berdenyut sakit. Semua yang melihat menahan tawa. Sebenarnya Boruto tidak sengaja melempar kesana. Tapi sepertinya tuhan juga mempunyai kehendak untuk ikut ambil bagian dalam menghukum Namikaze yang  mesum itu.

"Dad..dy no no no.."

Entah apa yang dimaksudkan Boruto. Langkah kecilnya yang belum sepenuhnya kuat menyangga tubuh gemuknya berjalan ke arah sang Ibu. "Mom my.. a..pa " Hinata sebagai seorang ibu tahu maksud perkataan anaknya. "Mommy tidak apa sayang. Terimakasih karena Boruto sudah membalas Daddy! " usapan sayang dari ibunya membuat anak itu tertawa gembira.

Naruto masih terus membungkuk. Merasakan nyeri yang amat sangat. Membuat kepalanya sedikit berdenyut sakit. "Rasakan!" seru Hinata melihat keadaan suaminya

"Wajahmu kenapa Naruto?"

Minato bertanya saat melihat luka lebam dan juga bekas goresan diwajah tampan anaknya. "Dia duculik!" Hinata memberikan jawaban karena Naruto hanya diam. Mungkin pemuda itu merasa gengsi tidak ingin harga dirinya yang selangit itu jatuh kedasar tanah berlumpur. Tapi itulah yang terjadi saat kau mempunyai istri yang kelewat ember.

"Dia diculik oleh Harem-nya dan di ikat di sebuah kursi. Kalian harus melihat mukanya saat itu! Dia begitu ketakutan dan badannya menggigil! Hahaha lucu sekali"

Benar kata sahabatnya, Perempuan memang merepotkan. Harga dirinya sebagai suami di injak habis oleh mulut berbisa istrinya. Sepertinya mulut itu perlu disumpal. Oral? Tidak buruk juga.

Boruto menyamankan kepalanya didekapan sang ibu "Mom cu..Mom cu. " Tangan gemuknya meremas Dada Hinata. Minato memalingkan wajahnya paksa karena Kushina menatapnya tajam. Sedangkan Naruto melotot tidak percaya. Anaknya ini sungguh mirip dirinya.

"Boruto-kun? Kau mau susu ya? Nanti Mommy akan membuatkannya. Sekarang Boruto-kun ikut Grandma dulu!" bayi itu tidak mau melepas tangannya dari dada Hinata. Kepala pirang kecilnya menelusup, mengusap-usap mencari kenyamanan disana. "Kau suka dada Mommy ya? Anak baik..". Kushina terkekeh geli dan sedikit miris. Cucunya juga mewarisi kemesuman putranya.

"Sudah! Biarkan Daddy menjada Mommy. Boruto-kun ikut Grandma ya?! Kita buka mainan yang tadi kita beli?! Ayo sayang!"

Bayi itu menggeleng dibelahan Payudara milik sang ibu. Naruto memandang risih dan sedikit cemburu pada anaknya. Tangan kekar itu menarik paksa tubuh sang anak menjauhi tubuh Hinata.

"Jangan Nakal!" perintah itu Naruto keluarkan.

Boruto juga berdarah Namikaze. Bayi itu tidak suka diperintah seperti ayahnya. Hanya ibunya saja yang bisa memerintahnya. Ditambah nenek dan juga kakek. Tapi tidak untuk ayahnya. Kaki kecil itu mendang-nendang angin karena tubuh gemuknya diangkat Naruto. Dan Nahas bagi Naruto. Perut hasil latihannya yang sangat sexy itu terkena tendangan telak kaki gemuk anaknya.

YUME O TSUZUKITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang