Pagi ini masih tetap sama bagi Hinata. Terbangun dengan keadaan hanya memakai dalaman dan dililit oleh suaminya. Mereka tidak berbuat yang ena-ena. Mereka hanya tidur, Tapi Naruto selalu meminta Hinata untuk tidak memakai piyama. Jika Hinata menolak pasti suaminya itu akan merobek paksa bajunya.
Hinata pernah mencoba bertanya. Tapi yang dirinya dapat bukanlah jawaban malah sebuah ancaman. Dan Naruto tidak pernah main-main dengan ancamannya. Naruto adalah seorang mantan pemain wanita. Setiap hari selalu bersama sederet wanita. Bersenang-senang dan mabuk. Tapi itu dulu, Hinata juga tidak pernah melihat lagi suaminya itu menegak alkohol sampai mabuk. Mungkin Hinata harus sedikit percaya bahwa suaminya itu sudah berubah.
Sebenarnya Hinata lelah, Lelah karena setiap hari selalu ada seorang wanita sang menyerangnya. Empat bulan sudah dirinya sah menyandang status sebagai nyonya Namikaze. Dan sudah ada dua puluh wanita yang mencari masalah dengannya. Mereka semua selalu mengatakan dirinya harus menjauhi Naruto. Jika saja dia bisa sudah dia lakukan.
Menjauh dari Naruto adalah hal yang mustahil. Suaminya itu selalu mengikuti kemanapun dirinya pergi. Jika ada tugas kelompok maka dengan kekuasaan yang suaminya itu punya, Hinata selalu berakhir dengan sang suami dan para sahabatnya. Itu sukses membuatnya semakin dibenci.
Boruto sudah lancar berbicara. Usianya sudah satu setengah tahun lebih. Bahkan anaknya itu sudah bisa sedikit berlari. Semakin besar Boruto juga terlihat makin mirip dengan Naruto. Terutama ekspresi datarnya itu. Hinata sedikit benci mengingatnya. Apalagi saat mengingat kemesuman anaknya itu menurun dari mana.
Suaminya itu memang tidak meminta jatahnya setiap hari. Hanya beberapa kali dalam sebulan. Tapi percayalah, Hinata selalu berakhir dengan tidak bisa berjalan. Dan dia sungguh tidak ingat karena Hinata selalu ketiduran setelah bermain beberapa ronde.
Suara air dari wastafel itu memenuhi dapur. Tangan putih Hinata dengan cekatan mencuci sayur dan juga ikan. Seperti pagi biasanya Hinata akan memasak. Kedua mertuanya kembali ke Amerika satu minggu lalu karena ada keperluan mendesak. Itu membuat Hinata kembali membawa Boruto ke kampus karena tidak ada yang menjaga anak itu.
Soal pengasuh, Hinata tidak akan pernah mau memakai jasa pengasuh. Dirinya tidak percaya apalagi banyak berita tentang pengasuh yang menculik anak majikan. Lagipula putranya tidak pernah rewel,dia anak yang baik. Tapi satu hal yang membuat Hinata malu. Boruto selalu menggoda beberapa Mahasiswi di Universitasnya.
Menggoda dalam arti memasang wajah imut dan pura-pura meminta bantuan agar dapat sebuah pelukan. Hinata sempat menganga tapi Suaminya malah menyeringai. Membawa anak ke area kampus memang tidak dilarang. Dilarang sekalipun tidak akan ada yang berani menegur. Siapa yang mau berurusan dengan Namikaze.
Sepasang lengan kekar mengagetkan lamunan Hinata.
"Kau sedang apa?" suara serak khas bangun tidur itu milik suaminya. Hinata memutar mata bosan.
"Sudah tahu aku sedang memasak! Kenapa kau bertanya?".
Naruto terkekeh kecil di ceruk leher Hinata. Tangan pemuda itu merayap dan menangkup sempurna dua asset menggiurkan sang istri. "Oh yang benar saja! Bisakah kau berhenti?! Aku sedang memasak!" tangan putihnya mencoba menjauhkan jari sang suami yang dengan lancang memainkan ujung dadanya. Suaminya ini kelewat mesum.
"Tidak mau!"
Naruto kembali melakukan aktifitasnya. Hinata hanya diam, tapi dalam sudut hatinya dia memang menikmati ini. Tapi kewarasannya tidak mengijinkan hal ini terus berlanjut. Dengan sentakan kasar sebuah pisau menancap sempurna pada talenan didepannya. Gerakan jari Naruto berhenti. Bahkan Papa muda itu mundur beberapa langkah menjauhi sang istri. Naruto harus kabur jika tidak ingin mati hari ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
YUME O TSUZUKI
RomanceHidup seorang Playboy kaya raya yang melenceng dari jalurnya. kemunculan seorang gadis cantik miskin yang selalu menggendong anak kecil berparas mirip dengannya. apa yang sebenarnya terjadi. apa itu anaknya?. Disc. Chara : M. Kishimoto main chara:...