Setelah Mingyu sang icon kenistaan kost udah nelangsa sambil mendayu-dayu disudut rungan, sekarang anak-anak lanjut ke pertanyaan selanjutnya.
"Gantian gue yang baca ya neng sekarang." Ujar Ochi ke Boo.
Dan Boo pun langsung ngangguk setuju, "Iya deh kang, eneng letih. Kering tenggorokan, huh." Boo langsung nyerobot air putih diatas meja terus diteguknya hingga kandas.
"Sip. Kalo gitu sekarang giliran koko sama cici ya."
Jun langsung senyum cerah waktu giliran dia sama sang cinta tiba. Beda lagi sama Hao yang duduk disebelahnya. Dia mah cuman mandang anak kost lain dengan tatapan yang lugu nan polos aja.
"Pertanyaan pertama dari—"
"Eh kang tunggu." Ochi yang awalnya mau baca jadi kepotong karena Mingyu bersuara. Langsung aja dia liat Mingyu yang ada dipojok ruangan dengan tatapan bingung. Begitu pula dengan penghuni lain.
"Napa Ming? Udah bisa menerima dengan tabah hasil interview sebelumnya yak wkwk." Canda Ochi. Mingyu cuman pasang muka sepet aja terus dia balik duduk ditempat awalnya yang disebelah Wonu.
"Bukan jir. Gue tuh cuman mau mastiin aja kalo kalian udah pada nyiapin sabar se Candi Borobudur. Soalnya sekarang ini kita mau menghadapi ujian yang sesungguhnya." Ujar Mingyu dengan serius.
Anak-anak lain awalnya gagal paham sama omongan si the kill. Tapi pas inget kata sabar tadi, mereka langsung nepuk jidat berjamaah.
"Alah bener jir." Ujar Ochi dengan dramatis.
"Yodah takis aja lah gengs. Nasib. Etapi kalo si Hao jawabnya ngawur, tolong pegangin gue ya gengs. Sapa tau gue berniat mau nampol gitu." Ujar Dokyum. Dan anak-anak lain langsung pada ngangguk cepet dan siapin mental.
"Heh bazeng! Berani lo nampol cinta gue, gue wushu lo kuda poni!" Ancem Jun tiba-tiba dengan muka sangarnya.
Anak-anak yang lain langsung buang muka semua pura-pura gak tau. Ninggalin Dokyum yang kicep ditempat.
"Eh udah udah. Ndak boleh ngomong begitu, Jun. Mas juga ndak boleh mancing emosi orang kayak gitu. Mbak ndak suka." Satu-satunya orang paling netral dikostan ngasih wejangan buat Dokyum sama Jun.
Dokyum sama Jun yang ditegur langsung minta maaf sambil nyengir nista ke Jisu.
"Huh, oke gue udah siap tempur. Kita mulai ya gengs. Pertanyaan pertama ada dari MarindaFitri. Katanya, koko kenapa lu sok narsis padahal muka gitu-gitu aja. Terus untuk cici, kenapa cici ngambil boneka kemaren?? Sok dijawab."
"Sorry ya ini bukan narsis tapi percaya diri karena punya muka gans ngahaha... Apalagi muka gue ini kan yang paling top sekostan ngehehe..." Jun dengan segala narsis percaya dirinya.
"Alah ngaca dikaca retak ae bangga." Cibir Mingyu.
"Daripada lo, udah ngaca dikaca segede Piramida tapi tetep aja gak keliatan, yekan? Wuahaha!" Balas Jun sambil ketawa ngejek Mingyu.
Anak-anak lain udah pada ketawa aja liat perdebatan dua orang yang sama-sama lucknut ini.
"Kalo gitu sekarang cici lagi yang jawab." Ujar Ochi ke Hao.
Beberapa detik gak ada jawaban. Anak-anak kost sabar nunggu Hao yang sekarang lagi berpose mikir.
Lewat 5 menit masih gak ada jawaban. Anak-anak masih sabar nunggunya.
Lewat 15 menit anak-anak udah mulai kesel. Tapi mereka masih mencoba untuk sabar.
Dan pas di menit ke 30—menit dimana anak-anak udah ada yang molor ditempat, tiba-tiba Hao bersuara, "Eum..."
KAMU SEDANG MEMBACA
Kost-kostan Sepentin [Seventeen]
FanfictionHanya menceritakan kehidupan sehari-hari 13 pria dengan bermacam-macam kepribadian yang tinggal disatu atap rumah bernama "kost-kostan Sepentin". ⚠This is bxb story with main pair:⚠ ▶SEOKSOO ▶JEONGCHEOL ▶MEANIE ▶SOONHOON ▶JUN...