Ted: Aku nggak suka berisik. Lebih menyukai hal-hal yang bisa membuat aku merasa tenang.
S: Tapi sepertinya kamu bisa dengan mudah merasa nyaman di tengah keramaian.
Ted: Aku bisa merasa nyaman sendirian di tengah keramaian. Terkadang aku juga suka ingar-bingar. Tapi aku lebih menyukai ketenangan.
S: Sepertinya kita sama.
Ted: Aku nggak seperti kamu, S. Kamu supel, bisa dengan mudah mengobrol dan sapa sana-sini, bahkan dengan orang yang belum kamu kenal.
S: Oya? Hahahaha. Kamu juga bisa sangat ramah dengan orang yang baru kamu kenal.
Ted: Aku nggak sesupel kamu.
S: Aku nggak menyukai keributan, mendengar bentakan, teriakan, dan orang marah-marah. Nggak suka. Nggak bisa. Kadang semua hal itu membuat kepalaku sakit yang kemudian berujung aku harus minum obat pereda sakit kepala.
Ted: Karena kamu mencintai kedamaian.
S: Ya, sangat!
Ted: Kok kita sama sih?
S: Karena aku tahu hidup hanya sekali, bukankah lebih baik diisi dengan kedamaian? Kalau saat membuat kekacauan tiba-tiba nyawa aku diambil, kan aku yang rugi. Pulang dalam keadaan nggak baik.
Ted: Makanya kamu lebih memilih diam kalau kamu merasa sangat ingin marah dan meledak-ledak kan? Sabar bukan namanya itu?
S: Apa pun namanya. Sepertinya kamu memahamiku dengan baik.
Ted: Tuhan bersama orang-orang yang sabar, S.
S: Ya, semoga.
Ted: Jangan lupa bahagia ya.
***

KAMU SEDANG MEMBACA
Temu Wicara #1
General FictionMenemukanmu seperti menemukan harta karun. Kamu adalah penyelam yang baik dan handal di kedalaman isi kepala dan hatiku. Bersamamu, aku tenang. Kamu adalah air untuk bara api di dalam dadaku. Bersamamu, aku damai. Terima kasih mau meluangkan waktu d...