S: Ted.
Ted: Iya?
S: ...
Ted: Hey, kenapa? Mukamu kusut begitu.
S: Ekspresi mukaku nggak pernah bisa bohong ya. Menyebalkan.
Ted: Berbohong memang nggak boleh, S. Mukamu jujur. Bagus itu.
S: Mmmm.
Ted: Pasti isi kepala dan kata hati kamu sedang bertengkar lagi ya?
S: Yaa semacam itu.
Ted: Ada apa? Belakangan kamu menghilang. Lagi sibuk?
S: Sibuk merapikan ruang. Terlalu lama aku tinggalin, Ted. Sekalinya ada yang bertamu, atmosfernya jadi sensitif. Aku pikir, aku akan baik-baik saja. Sudah terlalu lama aku nggak menerima tamu, jadi agak canggung.
Ted: Sepertinya aku paham.
S: I know. Untuk setiap pesan tersiratku kan kamu paling jago mengartikan semuanya, bahkan sampai ke akar-akarnya.
Ted: Agak rumit sih untuk hal ini, menurutku yaaa.
S: Memang rumit kok. Dan untuk kesekian kalinya, logikaku menang. Padahal seorang kawan pernah berkata bahwa semesta punya caranya sendiri kalau memang sesuatu harus dan akan terjadi, ya terjadi.
Ted: Aku boleh menebak?
S: Apa?
Ted: Logikamu berhasil mengalahkan perkataan kawanmu itu ya?
S: Yap. Menyebalkan ya?
Ted: Seperti yang tadi aku bilang sih, agak rumit kali ini. Ada pihak ketiga di antara logika dan kata hati pula.
S: Eh? Siapa?
Ted: Kekhawatiran. Logika khawatir. Kata hati juga khawatir.
S: Ted.
Ted: Kamu nggak perlu merasa sedih, S.
S: Sebab?
Ted: Tuhan bersama orang yang bersabar, kan? Kamu hanya perlu percaya dan berusaha menghilangkan si kekhawatiran itu. Jangan lupa berdoa dan berserah juga yah.
S: Ted.
Ted: Kamu nggak sendirian. Pokoknya ingat, ada aku, selalu.
S: Ted.
Ted: Kamu nggak sendirian. Kamu punya Tuhan. Kamu punya aku. By the way, kamu membaik loh.
S: Dalam hal?
Ted: Pengendalian emosi. Kamu menghadapi ini dengan baik, nggak sericuh dan seberantakan yang sebelumnya.
S: People change. Time goes by.
Ted: That's true.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Temu Wicara #1
General FictionMenemukanmu seperti menemukan harta karun. Kamu adalah penyelam yang baik dan handal di kedalaman isi kepala dan hatiku. Bersamamu, aku tenang. Kamu adalah air untuk bara api di dalam dadaku. Bersamamu, aku damai. Terima kasih mau meluangkan waktu d...