#35 . 365 / 365

742 62 5
                                    

Ted: Sejak kamu mulai percaya lagi sama bucket-dream-list, kamu kembali menulis resolusi, S?

S: Umm, iya.

Ted: Kurang dari 72 jam lagi pergantian tahun. Resolusimu semuanya terwujud?

S: Kalau soal review resolusi, ada yang terwujud dan ada yang nggak sih, Ted. Bahkan ada beberapa poin yang aku tulis di tahun lalu dan baru direstui semesta tahun ini. Sebuah keajaiban, hadiah, dan kejutan dari semesta. Sebenarnya, ketika pergantian awal tahun ini, poin-poin yang aku tulis sederhana, Ted.

Ted: Aku boleh tahu?

S: Bisa lebih banyak bermanfaat untuk orang lain, lebih banyak bersedekah, rezeki makin lancar, bisa lebih banyak menebar kebaikan.

Ted: Intinya dalam setahun ini kamu ingin menjadi pribadi yang lebih baik ya?

S: Iya. Karena saat itu aku merasa begitu kacau. Merasa belum siap menjadi lebih tua. Umurku bertambah, tapi kedewasaanku diam di titik yang sama itu mubazir banget. Secara garis besar, keempat poin itu yang ingin direstui sama semesta. Sisanya aku menulis tentang poin sederhana untuk jangka waktu dekat dan poin lainnya untuk jangka panjang.

Ted: Kamu merasa puas dengan semua itu? Apa yang kamu rasakan semisal awal tahun telah tiba dan kamu buka lagi semua poin yang pernah kamu tulis di bucket-dream-list tahun ini?

S: Aku nggak tahu harus merasa puas atau nggak, tapi aku bersyukur. Kelak tahun depan aku baca lagi semua poin yang aku tulis tahun ini, aku akan tersenyum dan merasa begitu lapang.

Ted: Karena?

S: Aku berani bermimpi di tahun ini. Dan aku harus mempersiapkan diri untuk segala kemungkinan kejutan dari semesta di tahun depan. Aku nggak tahu, apakah poin-poin yang aku tulis tahun ini akan terwujud di tahun depan? Kita nggak pernah tahu apa yang akan terjadi di hari esok kan? Aku hanya perlu mempersiapkan diri untuk segala mimpi yang ingin aku wujudkan.

Ted: S, jawabanmu kali ini membuat aku merasa bahagia.

S: Eh? Kenapa?

Ted: Selama setahun ini aku banyak mendengar segala keluh kesah dan cerita bahagiamu. Pergumulan isi kepalamu. Pertengkaran logika dan kata hatimu. Kekacauan perasaanmu. Tapi aku tahu, semua itu adalah proses kamu bertumbuh menjadi lebih baik. Dan kamu berhasil mengalahkan ego-egomu. Kamu berhasil mengalahkan dirimu sendiri, S.

S: Ted, belum. Aku masih merasa sangat berantakan.

Ted: Tapi caramu menghadapi kekacauan itu jadi lebih baik. Tandanya apa? Kamu berubah. Menjadi lebih baik. Mungkin kamu nggak menyadari ini. Sejatinya orang pintar nggak akan pernah merasa dirinya pintar, sehingga mereka selalu haus sama segala hal. Dan aku melihat itu pada dirimu saat ini. Kamu merasa masih berantakan, padahal aku melihat kamu jadi pribadi yang lebih baik dari hari ke hari. Aku adalah bukti nyata yang melihat perubahanmu, S.

S: Ted, aku nggak tahu, aku harus merasa senang atau merasa sedih setelah mengetahui penilaianmu tentang aku. Tapi, sungguh, aku harus sangat berterima kasih karena kamu mau menemani aku di tahun ini. Kamu bersedia menjadi penyejuk, berhasil membuat aku tenang. Kamu nggak pergi meski tahu aku sangat kacau.

Ted: Nggak ada manusia yang sempurna, S. Bersedia untuk ada adalah pilihan. Aku memilih bersedia untuk selalu ada buat kamu.

S: Perjalananku masih sangat panjang, Ted. Itu pun kalau semesta mengizinkan. Tahun depan, kamu nggak akan pergi kan?

Ted: Selama kamu belum menemukan, aku akan selalu ada. Bahkan kalau kamu sudah menemukan, aku nggak akan meninggalkanmu sepertinya.

S: Ted, thank you so much!

Ted: Jangan patah semangat ya. Terus berusaha jadi orang yang lebih baik dari hari ke hari. Jangan takut merasa kacau, karena dari kekacauan kita akan menemukan jalan untuk pulang. Hakikat pulang untuk merasa damai dan tenang. Dari kekacauan, kita akan bertumbuh. Tapi itu tergantung bagaimana kamu merespons ego dalam dirimu, S.

S: Karena sesungguhnya, bukan orang lain yang harus kita kalahkan. Tapi diri kita sendiri kan?

Ted: Yap. Always, love yourself first.

S: Pasti.

***

Temu Wicara #1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang