S: Ted, aku bingung.
Ted: Wajar.
S: Baru kali ini aku merasakannya. Begitu khawatir.
Ted: Beberapa tahun lalu, bukannya pernah memikirkan ini juga?
S: Berbeda, Ted. Kali ini merasa begitu khawatir. Yang sebelumnya nggak.
Ted: Mau menangis, S? Menangislah. Aku nggak akan pergi.
S: Aku merasa bersalah sama diriku sendiri juga.
Ted: Aku paham. Menyesal yah?
S: Sangat. Seperti menyia-nyiakan waktu selama ini. Sekarang sudah sampai pada masanya tapi aku malah ingin menyerah dan mundur.
Ted: Padahal seharusnya kamu hanya perlu percaya pada semesta.
S: Bahkan untuk merasa percaya saja aku lemah. Berkali-kali aku coba memadamkan kekhawatiran ini. Menenangkan diriku sendiri. Namun, untuk kesekian kalinya aku kalah.
Ted: Sudah saatnya kamu bergerak, S. Niatmu dari awal tahun pun ingin bergerak kan? Lakukan. Kalau nggak, selamanya kamu akan tetap kalah sama kekhawatiranmu sendiri.
S: Ya, aku memang belum mencobanya. Terlalu pesimis.
Ted : Jangan terlalu cepat menyerah. Bahkan kamu belum memulai.
S: Aku bisa, Ted?
Ted: Bisa. Lakukan, S.
***
![](https://img.wattpad.com/cover/125864767-288-k774.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Temu Wicara #1
General FictionMenemukanmu seperti menemukan harta karun. Kamu adalah penyelam yang baik dan handal di kedalaman isi kepala dan hatiku. Bersamamu, aku tenang. Kamu adalah air untuk bara api di dalam dadaku. Bersamamu, aku damai. Terima kasih mau meluangkan waktu d...