#11 . Semesta yang Bekerja

1.1K 109 1
                                    

Ted: Kamu berubah, S.

S: Katanya aku terlalu hati-hati.

Ted: Masih memikirkan hal itu? Astaga! Aku rasa soal itu sudah mendalam.

S: Siapa yang menyangka akan jadi seperti ini?

Ted: Lipatan-lipatan kertas yang kamu buang sepertinya nggak berfungsi.

S: Benar kata kutipan yang banyak bertebaran di media sosial, Ted. Aku karma sama kata-kata sendiri.

Ted: Mm?

S: Semakin berusaha untuk melupakan justru semakin sulit.

Ted: Lalu kamu akan melakukan apa ke depannya?

S: Entah. Untuk saat ini aku akan tetap biasa saja.

Ted: Karena?

S: Belum mau. Belum saatnya.

Ted: Belum mau bagaimana, kamu sudah sering merindu. Belum saatnya bagaimana, kamu kan nggak tahu kapan kamu siap atau tidak. Mau kamu berusaha sekeras mungkin untuk menepis itu, aku rasa kamu nggak akan mampu.

S: Justru karena itu belum saatnya, aku nggak mau. Sebelum bertumbuh dengan baik, justru ingin aku tepis. Selagi masih berat sebelah.

Ted: Aku tanya sekali lagi, terus kamu mau melakukan apa ke depannya?

S: Mau fokus sama apa yang harus aku lakukan saja. To do list  aku masih banyak, Ted. Belum saatnya memikirkan hal itu.

Ted: Jangan mengadu ke aku kalau sudah merindu lagi ya.

S: Tanpa aku mengadu, sepertinya kamu bisa tahu haha. Tolong bantu aku supaya bisa menepis ini dengan baik.

Ted: Apa pun keputusan kamu, pasti akan aku dukung kok.

S: Thanks ya, Ted.

Ted: Aku boleh ngomong sesuatu?

S: Apa?

Ted: Yang bertumbuh dengan baik justru yang datang tanpa direncanakan. Semesta yang bekerja. Karena dari banyaknya manusia yang kamu temukan setiap hari, justru kamu bisa jatuh ke salah satunya. Dan itu nggak bisa kamu kendalikan. Lagi, karena semesta yang bekerja.

S: Konteksnya di sini, aku jatuh sendirian, Ted. Tenang saja. Masih bisa aku kendalikan kok. Belum saatnya.

Ted: Aku boleh bertanya sesuatu?

S: Apa?

Ted: Nggak mau kamu perjuangkan?

S: Nggak.

Ted: Kenapa?

S: Aku berserah sama semesta. Biar diatur sama semesta. Kan janjinya seperti itu. Perihal itu sudah ia tentukan dan kita nggak perlu khawatir. Cerminan diri kan? Biar jadi kejutan saja nantinya.

Ted: Kalau bukan dia yang bilang 'kamu terlalu hati-hati'?

S: Ya biarkan. Apa yang aku rasakan saat ini hanya bumbu dari peran yang harus aku lakukan di sini. Seperti kata kamu tadi, Ted.

Ted: Yang mana?

S: Semesta yang bekerja.

***

Temu Wicara #1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang