Ted: Kamu mau diam sampai kapan?
S: Bicara yang baik atau lebih baik diam, kan?
Ted: Kamu bisa tertekan sendirian kalau setiap marah kamu memilih diam, S.
S: Bukannya agama mengajarkan kita untuk diam ketika sedang marah ya? Mengantisipasi adanya sumpah serapah juga.
Ted: Merasa tenang setelah itu?
S: Sedikit. Ibadah saja kalau memang nggak bisa dibendung lebih lama lagi.
Ted: Setelah itu menangis nggak?
S: Yaa menangis. Kamu nggak perlu khawatir, Ted. Aku baik-baik saja.
Ted: Hmm. Aku nggak tahu kamu hanya sok kuat atau memang betul kuat.
S: Nggak perlu menyusahkan orang lain untuk apa saja yang kita rasakan. Orang lain nggak perlu mengetahui hal itu.
Ted: Kamu makhluk sosial, S. Kamu tetap butuh orang lain.
S: Silakan bersenang-senang dan membagi kebahagiaan dengan orang lain. Tapi untuk hal-hal tertentu, nggak perlu, Ted.
Ted: Kamu bisa membagi apa saja yang kamu rasakan ke aku.
S: Tanpa aku bagi, kamu paham apa yang aku rasakan. Sejauh ini, seperti itu.
Ted: Hmm.
S: Terima kasih selalu ada, tanpa aku minta.
Ted: Karena aku tahu, satu-satunya manusia yang seperti kamu, yaaa hanya kamu seorang.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Temu Wicara #1
Fiksi UmumMenemukanmu seperti menemukan harta karun. Kamu adalah penyelam yang baik dan handal di kedalaman isi kepala dan hatiku. Bersamamu, aku tenang. Kamu adalah air untuk bara api di dalam dadaku. Bersamamu, aku damai. Terima kasih mau meluangkan waktu d...