#16 . Jangan Lupa Bahagia

941 87 8
                                    

Ted: Nggak lelah seperti itu terus, S?

S: Maksudnya?

Ted: Kamu itu selalu mengesampingkan kepentingan kamu buat orang lain.

S: Masa sih? Selalu? Sepertinya aku lebih banyak egonya.

Ted: Aku tanya, sudah berapa banyak kamu mengalah?

S: Memangnya hal-hal seperti itu harus dinominalkan ya? Jatuhnya seperti nggak ikhlas.

Ted: Nah ini. Kamu selalu memandang segala hal sama. Tolok ukurnya seperti itu. Jadinya kamu nggak sadar kamu melakukan apa.

S: Lalu aku harus apa?

Ted: Sekali-kali memanjakan diri kamu sendiri, S. Kamu butuh apa. Kamu ingin apa. Nggak segala hal harus kamu lumat sendiri seolah nggak butuh padahal butuh. Tandanya kamu nggak sayang sama diri kamu sendiri.

S: Prioritas, Ted.

Ted: Kok aku lama-lama muak ya sama konsep hidup kamu soal prioritas.

S: Kamu kenapa, Ted? Kenapa harus marah-marah? Nggak biasanya kamu seperti ini.

Ted: Aku mulai gerah melihat kamu selalu seperti itu. Mau sepele, mau besar, apa-apa yang bisa bikin kamu bahagia sering banget kamu kesampingkan untuk orang lain. Lagi-lagi alasannya prioritas. Apa pun. Segala aspek.

S: Ted? Are you okay?

Ted: Perihal hati pun kamu juga sama.

S: Kamu lagi kenapa sih? Aku baik-baik saja kok.

Ted: Berhenti pura-pura, bisa?

S: Ted, fungsi kita di dunia apa? Bermanfaat untuk orang lain. Sebaik-baiknya manusia adalah yang bermanfaat untuk orang lain. Toh dari banyak kejadian juga bikin aku belajar menjadi lebih baik kok. Mengontrol ego salah satunya.

Ted: Tapi bukan berarti selalu mengalah, S.

S: Hati-hati jatuhnya malah cinta dunia kalau begitu. Hidup kita buat siapa? Menjadi bahagia banyak caranya kok. Kalau satu dua hal harus kita kesampingkan, berarti ada hal bahagia lain yang akan datang. Sesimpel itu kan?

Ted: Pernah merasa lelah seperti itu terus?

S: Mmm. Pernah kok. Tapi aku tahu aku punya Tuhan. Everything will be alright.

Ted: Aku nggak tahu lagi bagaimana caranya ubah mindset kamu soal ini.

S: Makasih ya, Ted, kamu mikirin aku sampai sebegininya. Tapi serius deh, nggak ada yang sia-sia di dunia ini. Seperti lagunya Banda Neira nih, yang patah tumbuh yang hilang berganti. Percaya sama takdir Tuhan saja. Kamu wudhu gih, biar adem hehe.

Ted: Biasanya aku yang jadi air buat kamu. Sekarang kamu yang jadi air buat aku.

S: Hehe fungsinya kita ya itu. Saling bahu-membahu, karena nggak selamanya kamu damai dan aku berombak. Nggak menutup kemungkinan juga aku jadi semriwing angin dan kamu jadi daun kering yang terbawa angin.

Ted: Tapi kamu mau janji sama aku?

S: Janji apa?

Ted: Jangan lupa bahagia!

S: Pasti.

***

Temu Wicara #1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang