"Rafa!"
Terdengar sorang perempuan memanggil nama Rafael dari kejauhan. Tetapi Rafa tidak memgubrisnya sama sekali,malah ia langsung berjalan ketika melihat orang yang memanggilnya.
"Cie doi lewat"ucap Neira kepada Anjani yang sedaritadi memperhatikan Rafa dari jauh. "Apaan si"kata Anjani sambil memakan bakso yang ada di mangkuknya.
Neira sebagai teman satu kelas dan chairmate baru Anjani hanya bisa terkekeh melihat kelakuan temannya yang satu ini.
Setau Neira,Anjani adalah salah satu dari sekian banyak fans Rafa yang sudah mengagumi Rafa selama satu tahun.
Anjani mulai menyukai Rafa dari dia kelas 10. Walau sudah satu tahun menekuni pekerjaannya yaitu 'ngintilin' Rafa,tetap saja tidak ada perubahan status antara Rafa atau pun Anjani.
Rafael Zaydan Carney adalah kapten basket di sekolah dan termasuk mostwanted di kalangan adik kelas dan angkatannya.
Rafa atau Rafael terbilang cuek tentang masalah cewe,tak ada satu pun siswi di sekolahnya yang dekat dengan Rafael. Kecuali sahabatnya dari kecilnya, Vella.
Kebetulan sekali bahwa Vellancia silvana lavenchia adalah sahabat dekat Anjani sejak kelas 10. Anjani baru mengetahui bahwa Vella adalah sahabat Rafael ketika mereka sudah menjadi sahabat.
(Kan dulu belum,soalnya masih saling kenal doang,pas mereka udah deket banget Vella baru cerita semuanya ke Anjani)
Anjani pun berdiri dari tempat duduknya yang di ikuti Neira. "Ngga di abisin baksonya?"tanya Neira saat melihat mangkuk bakso Anjani.
"Ngga,nanti lu protes"katanya sambil berjalan ke pintu keluar kantin sambil di ikuti Neira. "Oiya,kan lu makannya bisa setengah abad"jawab Neira.
Baru saja mereka sampai di depan pintu kelas mereka,tiba tiba ada sesuatu yang menarik perhatian Neiran dan Anjani.
"Rafa,jadi kan?"tanya Zeira,perempuan yang tadi di kantin memanggil Rafa. "Ya" ucap Rafa singkat dan langsung masuk kedalam kelasnya yang berada di sebelah kelas Anjani dan Neira.
Anjani dan Neira yang melihat pun tidak bisa menahan tawanya. Mereka tertawa sambil berlari memasuki kelas,agar tidak ketahuan oleh Zeira.
"Anjir,lu liat ga mukanya si Rafa?"tanya Neira sambil berusaha menahan tawanya. "Iya anjir,langsung muter matanya gitu terus mukanya flat banget!"jawab Anjani yang juga sambil menahan tawa.
"Apa lagi reaksinya si Zeira"kata Neira yang membuat mereka tertawa lebih kencang lagi. "Merah anjir mukanya"lanjut Anjani yang membuat mereka terlihat seperti orang gila.
"Haduh,capek!"kata Anjani memaksakan untuk berhenti tertawa dan langsung ke tempat duduknya dan Neira.
Tiba tiba Anjani melihat dua orang bodoh tengah duduk di tempat mereka sambil memainkan Hp mereka.
Neira pun mulai menjalankan aksinya "heh!"kata Neira sambil memukul kepala Rino dan Adit. "Pindah!"kata Neira judes,tetapi tatapan mereka berdua tetap saja melihat layar Hp.
"Yaudah si,duduk aja di tempat gua sama Adit!"kata Rino yang malah nyuruh Neira dan Anjani duduk di tempat mereka yang berada di sebrang tempat duduk Neira dan Anjani.
Saat Neira ingin membalas ucapan Rino, Anjani pun memberi kode agar tidak membalas omongan Rino. Akhirnya Neira mengalah dan duduk di tempat Rino dan Adit.
Rino dan Adit memang seperti itu,mereka berdua keras kepala dan susuah di atur ketika sedang bermain game yang sedang booming akhir akhir ini.
Baru saja Anjani ingin berbicara kepada Neira,tiba tiba Adit memotong. "Nih gue sama Rino udah"katanya ke arah Anjani dan Neira.
Akhirnya mereka semua menukar tempat duduknya seperti awal yang seharusnya. Neira pun berdecak kesal karena kelakuan temannya.
"Dit,ngga ke kantin?"tanya Anjani karena ia tidak melihat Adit saat di kantin tadi "Ngga,tadi bawa bekel" ucap Adit sambil mematikan benda pipih yang sedari tadi ia pegang.
🌛🌛🌛
KRIIIIING!!.
Akhirnya suara bel yang di tunggu seluruh murid pun berbunyi,yaitu bel pulang. Satu persatu kelaa pun mulai kosong,dari kelas 10 hingga 12.
Hampir seluruh kelas 11 sudah keluar kelas, tetapi hanya kelas Anjani masih berada di dalam kelas karena pelajaran terakhir mereka adalah Bu Rita.
Semua murid di kelas Anjani terlihat sangat serius dan pandangan mereka tidak terlepas dari papan tulis. Bu Rita selalu mengoceh seenak jidat saat jam terakhirnya.
"Yasudah,itu aja. Kalian pulang,jangan main atau nongkrong!"ucap Bu Rita yang membuat semua murid terdiam karena tidak ada yang berani menjawab.
Akhirnya mereka pun keluar dari kelas mereka saat Bu Rita juga sudah keluar. Sebelum pulang,Anjani selalu piket karena hari ini adalah hari senin.
Kini di kelas hanya ada beberapa teman Anjani dan juga ada Adit. "Anjani!masih lama ga?"tanya Neira yang menunggu Anjani di depan pintu kelas.
Anjani yang sedang menyapu pun nengok ke arah Neira. "Lu duluan pulang aja,gua naik ojek online"kata Anjani dan langsung di oke-in oleh Neira.
Setelah 10 menit akhirnya piket Anjani pun selesai tapi tugasnya belum selesai,sebagai sekertaris ia harus menaruh agenda kelas ke ruang guru. Karena dulu agenda kelasnya pernah hilang,entah siapa yang mengambilnya.
Kini di kelas hanya tinggal ia dan Adit. "Dit,gua mau ke ruang guru. Lu mau ikut atau gua tinggal?"tanya Anjani sambil membawa Agenda kelas dan spidol spidol kelas.
"Lu ke sana duluan aja,nanti kalo udah selesai gue ke ruang guru"kata Adit sambil menyapu di bagian belakang kelas. "Okedeh,tiati"kata Anjani sambil pergi dari dalam kelasnya.
Anjani yang sedang membawa Agenda dan spidol yang ia peluk bagaikan doi pun sedang berlari sambil meloncat loncat dari kelasnya ke ruang guru.
Tanpa ia sadari,ia menabrak seseorang dan membuatnya jatuh serta barang bawaannya.
BRUG!
Anjani yang jatuh pun di tolong oleh seseorang yang menabraknya,setelah itu Anjani langsung membereskan agenda yang berjatuhan di lantai dan juga di bantu.
"Sorry ya tadi gua nabrak lu"kata Anjani sambil menhambil spidolnya. Orang yang sedang di ajak ngobrol pun hanya terdiam sambil membantu Anjani.
Saat ia berdiri,ia pum melihat siapa yang ia tabrak dan membuat pipinya merah dan badannya keringetan. "Sorry ya"kata Rafa.
Anjani tak bisa berkata apa apa selain menunduk melihat lurus ke arah sepatunya dan Rafael. "Gua duluan. Makasih"Anjani pun berlari memasuki ruang guru dan menaruh agenda di atas meja wali kelasnya.
Saat ia berbalik,ia terkejut lagi oleh seseorang. "BA!" kata orang tersebut sambil memegang kedua pundak Anjani. "Astagfurullah Adit!"kata Anjani sedikit berteriak yang membuat Adit terkekeh.
Walau begitu,Adit dan Anjani menyadari bahwa seluruh guru di sana memperhatika mereka berdua. Akhirnya mereka berlari ke luar ruang guru dan menuju gerbang untuk pulang.
Sekarang lingkungan sekolah sudah lumayan sepi,karena hanya ada beberapa kakak kelas cabe dan pak satpam.
Anjani pun membuka ponselnya dan membuka aplikasi ojek online. "Naik ojek online?"tanya Adit yang dari tadi memperhatikan Anjani. "Iya"jawab Anjani singkat sambil memencet kata 'pesan' si layar ponselnya.
"Yah,padahal gua bawa motor"Adit sambil meninggalkan Anjani ketika abang ojek online nya sudah datang. "Kenapa ga bilang!"teriak Anjani.
Adit pun tersenyum miring saat meninggalkan Anjani. Akhirnya Anjani pun naik ke atas motor dan tak lupa memakai helmnya.
Di perjalanan ponsel Anjani berdering beberapa kali,tetapi ia abaikan. Pasti Neira batin Anjani dan lansung mematikan layar ponselnya.
Ting!
Anjani pun penasaran dan membuka siapa yang menge-chat nya. Sedetik kemudian ia langsung mematikan ponselnya sampai benar benar mati.
***
Halo teman teman!
Bodo amat ceritanya rada absurd.
Makasih ya udah mau baca dan vote!G.

KAMU SEDANG MEMBACA
Prince Charming
Teen FictionMemang seharusnya cewek itu takdirnya dikejar bukan mengejar namun itu tidak berlaku bagi Anjani, sudah mengaggumi Rafa selama dua tahun bukan lah hal yang mudah. Anjani Gwens cewek cuek, judes, dan cantik tidak sepopuler Rafa. Hidup nya hanya bisa...