1

7.9K 247 3
                                    

Masih amatiran nih😂 yuk dibaca, kalo ga suka ga bakal di next dah😂😂
.
.
.

Suara gemuruh hujan masih setia menemani dua insan yang sedang membicarakan sesuatu, sesuatu yang seringkali membuat mereka jenuh untuk membicarakannya, namun mereka tetap melakukannya.

"Sha ayolaah." Ucapnya sambil terus mengaduk secangkir jus jeruk yang sudah dipesan nya sejam yang lalu.

"Apasih Ald. Apa?" Gadis itu menjawab namun, pandangan nya terus tertuju pada benda elektronik kotak di hadapannya.

"Kamu tinggalin dulu tugas kamu, aku lagi ngomong, Sha." Pinta lelaki itu. Sambil meninggalkan kegiatan mengaduk minumannya, dan fokus untuk melihat gadis dihadapannya.

"Hmm." gadis itu hanya berdeham, dan menutup laptop nya agar bisa menuruti permintaan kekasihnya itu. "Kamu mau ngomong apa?" l
Lanjutnya.

"Aku minta kamu jauhin dia Sha." Ucapnya dengan dalam menatap mata gadis dihadapannya.

"Dia siapa maksud kamu? Karel? Ayolah Ald dia itu temen aku, dia yang selalu bantu aku disaat kamu sibuk dan ga ada waktu buat aku." Gadis itu berkata namun membuang pandangannya keluar jendela cafe yang basah karena embun hujan diluar.

Karel adalah, salah satu sahabat Salsha di kampusnya, Aldi mengenalnya, namun entah mengapa kekasihnya itu begitu sensi jika ia sedang bersama dengan Karel.

"Salshabilla, aku kenal Karel, aku tau dia gimana Sha, dia suka sama kamu." Ya dia adalah Salshabilla Adriani, Gadis yang mempunyai paras cantik, tubuh ramping, rambut hitam sedikit kecoklatan, bola mata cokelat, hidung yang bisa di katakan mancung, bibir mungil, seorang mahasiswa semester akhir yang sedang disibukkan dengan tugas akhirnya yaitu skripsi.

"Aldi, ayolah, jangan kaya anak kecil, kamu bilang gitu seolah aku bakal suka juga sama dia dan ninggalin kamu. Engga Ald." Ya dia, Alvaro Maldini yang kerap di sapa Aldi itu adalah kekasih dari Salsha, Lelaki yang mempunyai tubuh bisa dibilang sempurna dimata wanita, Ketika tersenyum matanya menyipit, Alis yang bisa dibilang tebal, hidung mancung, dan bibir yang menggoda *aduuh. Seorang manager disalah satu perusahaan ternama.

"Kamu bilang aku kaya anak kecil? Aku cuma takut Sha, takut yang kamu omongin itu bakal jadi kenyataan." Ia terus menerus menatap mata coklat milik Salsha.

"Udahlah Ald, kita udah dewasa, ga seharusnya debatin hal yang kaya gini. Kamu ngeraguin aku?" Kali ini Salsha balas menatap mata Aldi sembari tangan nya bergerak menggenggam tangan lelaki itu.

"Justru itu Sha, kita udah dewasa, jadi aku gamau kamu pergi dari aku, aku gamau kehilangan kamu Sha. Tolong." Ia memohon, Suara lelaki itu melemah.

"Kamu kenapa si? Kok jadi gini? Tumben deh, biasanya dingin sikapnya. Kenapa? Ada masalah dikantor?" Gadis itu menjawab seolah mengerti yang di rasakan kekasihnya itu.

Deg.
'Karena ini yang buat aku Cinta sama kamu Sha, kamu selalu ngerti sebelum aku cerita ke kamu kalo aku punya masalah.' Batin Aldi terus memuji gadis Salsha yang sekarang melepas genggaman Aldi karena sedang meneguk hot chocolate di tangannya.

"Kamu kenapa? Kok diem? Bener ya yang aku omongin?" Salsha meletakkan secangkir hot chocolate di meja cafe. Dan menatap Aldi dengan senyumannya.

'Oh tuhan, sungguh beruntung aku memiliki gadis seperti nya.' Lagi-lagi batin Aldi berbicara

"Aku gapapa, aku cuma pusing sama papa yang terus ngasi semua kerjaan dia ke aku." Aldi menjawab pertanyaan Salsha.

"Aldi, ayolah. Papa kamu mau kamu terbiasa sama banyaknya pekerjaan, papa kamu mau kamu pinter bagi waktu." Salsha terus mengembangkan seyum di bibirnya. Bibir itu. Aldi terus memandangi nya Oh sudahlah. Fikiran Aldi sangat kacau.

"Tapi Sha, aku cuma ga mau aku terlalu sibuk dan ga ada waktu buat kamu." Aldi mengacak rambut frustasi.

Benar dugaan Salsha, Aldi memang sedang ada masalah. Namun tunggu. Aldi berkata seolah Aldi tak ada waktu untuk Salsha, padahal saat ini mereka sedang menghabiskan senja berdua.

"Aldi, kamu apaansih, jangan berfikir kaya gitu, aku memang kesel kamu selalu sibuk sama kerjaan, tapi bukan berarti kamu kesel sama papa kamu yang ngelimpahin pekerjaannya ke kamu Ald, aku malah seneng kamu jadi pacar yang pekerja keras." Salsha tersenyum pada Aldi yang terus menerus mengacak rambutnya.

"Sha, aku sayang sama kamu. Aku mohon jangan pergi buat lelaki yang lebih banyak punya waktu buat kamu. Maafin aku Sha, aku selalu ga bisa bantu kamu ngerjain tugas." Cerocos Aldi sambil menarik tangan Salsha dalam genggamannya.

"Udahlah Ald, gapapa, kan ada Steffi yang selalu bantu aku. Kamu fokus sama kerjaan kamu, tapi inget, jaga kesehatan kamu ya, aku ga maafin kamu kalo sampai kamu ga jaga kesehatan." Ucap gadis itu penuh penekanan.

"Oke janji. Aku jaga kesehatan dan kamu jaga hati kamu buat aku ya." Ucapnya sambil menunjuk gadis dihadapannya sembari mengembangkan senyuman.

"Haha.." Gadis itu terkekeh melihat kelakuan kekasihnya yang menurut nya berlebihan. "Aldi, bukan berarti aku ga nyuruh kamu buat kamu jaga hati yaa, jangan genit genit sama sekertaris kamu itu." Gadis itu membesarkan ukuran matanya. Ya gadis itu memelototi kekasihnya.

"Jangan gitu dong Sha, jadi serem nih aku liat kamu. Iya sayang aku janji deh, walaupun sekertaris aku itu cantik, hmm." Ia menjawab dengan senyum mengejeknya.

"Ih kamu. Terserah kamu, jadiin aja dia pacar kamu." Salsha berucap sembari memanyunkan bibirnya yang mungil itu.

"Wahahaha." Aldi tertawa lepas melihat Salsha seperti itu. "Ya ampun sayang, aku bercanda ih, jangan manyun gitu, nanti aku iket itu bibir kamu." lanjutnya.

"Kamu jahat ngetawain aku segitunya ih." Salsha kembali menekuk bibirnya keatas.

"Udah udah, yuk pulang, hujannya udah reda tuh. Nanti bunda nyariin anak gadisnya." Aldi beranjak berdiri dan merangkul kekasihnya untuk jalan bersama keluar dari pintu cafe.

Dua insan itu pun masuk kedalam mobil dan pergi dari pelantaran parkiran cafe.

----------------------------------------------------
Yuhu maafkan kegabutankuu, maaf kalo masih banyak kesalahan, sesungguhnya ini hanyalah iseng semata. *wkwkwk apaan sih.
.
.
.
Ditunggu voment nya gengs😍💛

Understanding (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang