23

2.5K 155 38
                                    

Aldi berjalan lunglai menyusuri koridor rumah sakit, sungguh sebenarnya ia sangat malas berpergian. Terlebih ia sangat lelah karena malam ini pukul 21.00 pm dirinya baru saja selesai dengan pekerjaan kantor.

"Loh. Nak Aldi?"

Aldi menoleh pada sumber suara. "Ayah." Aldi mencium punggung tangan lelaki yang baru saja Aldi sapa Ayah. Lelaki tersebut adalah ayah Salsha.

"Kamu sakit apa nak?" Hasdi menepuk pundak Aldi. Dan menoleh pada seseorang yang saat ini tepat disamping Aldi.

"Aldi ga sakit yah, ini nganter temen Aldi." Aldi tersenyum. "Oh iya, yah ini Karin, temen Aldi." Aldi memperkenalkan Karin pada Hasdi, Karin tersenyum dan menundukkan kepala menatap Hasdi. "Dan, Rin ini Ayah Hasdi, ayah Salsha pacar aku." Aldi menekan kata 'pacar' dalam kalimatnya.

Karin mencium punggung tangan Hasdi dengan sopan. Hasdi pun tersenyum ramah.

"Yaudah nak, ayah mau cek pasien." Hasdi mengusap Puncak kepala Aldi.

"Iya yah." Aldi tersenyum.

Aldi dan Karin melanjutkan langkahnya. Hingga Karin memasuki salah satu ruangan dokter dirumah sakit.

"Rin, kamu sendiri gapapa kan?" Aldi memberhentikan langkah kaki tepat didepan pintu. "Aku haus mau cari minuman." Aldi tersenyum.

"Eh iya gapapa kok di." Karin tersenyum dan memasuki ruangan dokter tersebut.
.
.
.
Aldi menekan beberapa digit angka lebih tepatnya pasporwd Apartemen miliknya.

Kling.
Aldi pun dengan sigap masuk kedalam Apartemen. Langkah nya langsung menuju ke dapur dan membuka lemari pendingin. Mata Aldi mengelilingi seluruh isi lemari pendingin tersebut.

Salsha. Pulpy orange. Arghh! Aldi berteriak kesal. Dan mengambil sebotol minuman dengan varian rasa jeruk tersebut.

Aldi duduk pada kursi meja makan.

FlashbackOn.

"Aldiii. Manaaa ih." Salsha berteriak terus menerus memanggil Aldi yang sedang berganti pakaian di kamar.

Aldi menghampiri Salsha, memperhatikan Salsha dengan kepala yang berada di dalam lemari pendingin.

"Ih, apasih sayang." Aldi bersender pada pintu lemari es.

"Mana pulpy orange nya." Salsha menatap Aldi dengan wajah kesal dan rambut berantakan.

Aldi terkekeh, mengacak rambut Salsha. "Awas, coba aku yang cari." Saat ini Aldi lah yang menggantikan posisi mencari minuman tersebut di dalam lemari pendingin.

"Ini." Aldi menatap Salsha dengan tangan kanan yang menggenggam botol pulpy orange dan menggerakkan nya tepat di depan wajah Salsha.

"Hehee, abisnya susah banget sih di cari nya." Salsha mengambil botol tersebut dari tangan Aldi, melangkahkan kaki menuju sofa dan duduk.

"Biar aja. Kalo ada orang yang kesini biar ga ambil minuman yang khusus buat kamu." Aldi ikut duduk di samping Salsha, menatap Salsha yang sedang meneguk minuman dari botol tersebut.

Seketika Salsha berhenti meneguk dan terkekeh. "Kaya ada yang kesini aja."

"Ada, Iqbaal sama temen-temen aku sering loh. Kadang iseng mau minum itu. Pernah aku larang, eh malah makin jadi. Jadi aku sumputin deh." Aldi menatap Salsha dengan tatapan serius.

"Itu namanya kamu pelit." Salsha mencubit pinggang Aldi.

"Iiihhh aku bukan pelit, tapi aku gamau kalo kamu dateng dan minuman itu ga ada, yang ada kamu bad mood." Aldi mencubit hidung Salsha dengan gemas.

Understanding (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang