Hari-hari berat sudah Salsha lalui. Setelah tiga hari yang lalu ia mendapatkan kabar buruk, sungguh Salsha menghabiskan sepertiga malam dengan menangis. Salsha belum bertemu Aldi, Salsha tak ada keberanian untuk membicarakan hal tersebut. Namun, malam ini Aldi mengajak Salsha untuk makan malam. Salsha pun menerima ajakan Aldi, dan memang seharusnya ini adalah waktu yang tepat untuk bicara.
Alunan musik klasik yang disuguhkan membuat para pengunjung restaurant sangat terbawa oleh suasana. Saat ini Salsha sudah bersama dengan Aldi disebuah restaurant salah satu hotel ternama yang berada di lantai 5, Aldi sengaja memesan meja di pinggir jendela agar Salsha dapat menikmati keindahan kota dimalam hari dari atas.
Aldi terus mengembangkan senyum memandangi Salsha yang saat ini sangat cantik mengenakan dress selutut berwarna putih dengan list hitam pada bagian pinggang. Rambut digerai lalu pada bagian ujung sedikit di catok, wedges cantik berwarna hitam. Aldi selalu tertarik pada gaya fashion kekasihnya ini.
Salsha sangat canggung saat ini. Fikirannya seakan meminta agar Salsha cepat membicarakan nya pada Aldi. Namun, Salsha sangat gugup karena saat ini tidak biasanya Aldi menyuguhkan dinner romantis bersamanya. Dimeja sudah disuguhkan setangkai bunga Mawar berwarna putih. Salsha terus berfikir bagaimana ia memulai untuk bicara pada Aldi.
"Sha."
"Ald."
Keduanya berucap bersamaan.
Ah sial. Salsha merutuki kebodohan nya dalam hati, mengapa tidak sedari tadi saja ia mulai bicara, saat ini disaat Salsha ingin memulainya justru Aldi juga mulai berbicara.
"Kamu duluan deh." Aldi tersenyum.
"Eh engga kamu aja yang duluan." Salsha ikut tersenyum.
"Ladies first." Aldi menaikkan satu Alis sambil tersenyum.
"Aku bosen duluan terus, kali ini harus kamu yang duluan." Salsha melipat tangan diatas meja. "Oke, kenapa?" Salsha memandang Aldi yang saat ini dihadapannya.
"Jangan potong aku waktu lagi ngomong ya, kamu diem aja dengerin aku. Cuma boleh ngangguk sama geleng aja. Oke?"
"Oke." Salsha tersenyum dan bersiap mendengarkan Aldi.
"Kamu inget waktu awal kita ketemu?"
Salsha mengangguk.
"Iya, saat itu aku kakak kelas kamu di SMA, aku lagi ujian dan kamu panitia yang ngebantu nyiapin semuanya."
Salsha mengangguk.
"Kamu tau ga fikiran aku waktu liat kamu yang selalu bolak balik ke kelas karena kamu panitia absensi?"
Salsha menggeleng.
"Boleh juga nih cewe."
Salsha memukul bahu Aldi yang saat ini sedang terkekeh.
"Oke oke. Lanjut. Sejak saat itu aku coba cari tau kamu, kamu bayangin ga sih, aku lagi ujian malah sibuk stalking semua sosial media kamu, nanya-nanya ke temen kamu yang saat itu memang Steffi. Lalu, aku mulai berani nge DM kamu lewat ig. Waktu udah mulai deket sama kamu disitu aku nyesel." Aldi menggantungkan ucapannya. Membuat Salsha membelakkan mata.
"Nyesel karena, kenapa sih aku baru sadar kalo aku punya Adik kelas seasik dan secantik kamu. Aku nyadar nya pas udah mau lulus."
Salsha terkekeh pelan.
"Dan, aku berhasil dapetin kamu. Bahagia banget karena aku lelaki yang beruntung punya pacar kaya kamu. Berkali-kali aku buat kesalahan tapi kamu selalu ngertiin aku. Kamu selalu maafin aku. Aku ga ngerti hati kamu terbuat dari apa." Aldi berucap lembut dan menggenggam kedua tangan Salsha dengan lembut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Understanding (Completed)
Fiksi PenggemarCover by @evitafauziaah 💕 Cerita pertama dengan tanda baca yang masih tak beraturan. Juga dengan tatanan bahasa yang tidak memenuhi KBBI🙏