15

2.3K 148 1
                                        

Dua bulan sudah berlalu. Karel sudah resmi membuka restaurant yang ia impikan. Karel sangat bahagia bisa mewujudkan impiannya. Membuka restaurant di pusat kota, dan menarik perhatian masyarakat untuk mampir dan mencicipi hidangan yang tersedia pada menu restaurant nya.

"Lo kenapa dah?" Karel menghampiri Salsha yang sedari tadi mengaduk jus jeruk dan membiarkan nasi goreng yang sudah di pesannya.

"Gue lagi kesel aja rel." Salsha menghentikan aktivitas mengaduk jus jeruknya lalu menggunakan kedua tangan nya sebagai alas kepala yang diletakkan di atas meja.

"Gue perhatiin dari dapur, dari tadi lu manyun mulu. Kenapa?" Karel menatap Salsha.

"Aldi kayanya sibuk banget deh. Jadi jarang ada waktu buat gue."

"Ya ampun sha, gue kira butik lo ada masalah." Karel menggelengkan kepala. "Wajar lah, namanya orang kerja, gue yang cuma ngurus ginian aja sibuk." Karel tersenyum.

Salsha mengangkat kepala lalu mendengus sebal. "Karel. Gue sama Aldi ga cuma setaun dua taun. Dari dulu juga Aldi kerja. Tapi tetep ada waktu buat gue." Salsha menekuk wajahnya.

"Sha, mungkin Aldi ada masalah di kantornya."

"Biasanya kalo ada masalah dia selalu cerita ke gue." Salsha mulai menyentuh nasi goreng di piringnya. Dan memakannya.

"Dia ngabarin lo ga?"

Salsha menggelengkan kepala sebagai jawaban.

"Yaelah ribet amat si lu berdua. Udah lo sama gue aja."

Awww..
Jawaban Karel mendapatkan satu pukulan sendok tepat pada dahi nya. Ya, Salsha lah yang melakukannya.

"Sakit bego." Karel menggerutu sambil mengusap dahinya dengan kasar.

"Yeee, lo yang bego." Salsha mendelik tajam.

"Lagian ya sha. Kan gue udah pernah bilang, gue sayang sama lo. Mending lo sama gue."

Ucapan Karel membuat Salsha mengingat kejadian itu.

FlashbackOn.
Tring.
Salsha melihat handphone ditangannya saat mendengar nada dering yang menandakan pesan masuk.

Karel.
Sha, gue depan rumah.

Dengan terburu-buru Salsha menuju keluar rumah. Dan benar saja, sudah ada Karel dihalaman rumah Salsha.

"Ngapain lo?" Salsha menghampiri Karel yang berada di dalam mobilnya.

"Masuk aja, panas diluar." Karel membuka pintu mobilnya. Salsha pun menurutinya.

"Sha, gue sayang sama lo."

"Hahaha." Ucapan Karel dibalas dengan tawa oleh Salsha.

"Gue serius sha." Karel menggenggam kedua tangan Salsha. Dan membuat Salsha terdiam. Menatap Karel.

"Gue sayang sama lo dari awal kita ketemu. Waktu itu gue cuma ngira kalo rasa sayang gue ke lo sebatas kagum. Tapi nyatanya. 3 tahun kita sahabat an rasa itu masih ada sha. Gue sayang sama lo." Karel masih terus menggenggam tangan Salsha. Dan saat Salsha menyadari dengan cepat ia melepaskan genggaman Karel.

"Lo gila!" Salsha menggelengkan kepala.

"Engga sha. Gue serius."

"Lo tau kalo gue udah sama Aldi rel. Bahkan dari sebelum gue ketemu lo." Salsha menautkan kedua Alisnya. Menunjuk Karel dengan jari telunjuknya.

"Untuk itu gue mendem semuanya sha. Lo cewe ter ga peka yang pernah gue kenal."

"Gue peka rel. Tapi gue ngebuang prasangka gue, karena ada hati yang gue jaga dan gue sayang sama dia."

Understanding (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang