16

2.2K 144 20
                                        

Steffi membuntuti Salsha yang saat ini sedang berjalan menyusuri sekeliling butik dengan tangan kiri yang memegang papan clip dan bolpoin di tangan kanannya. Steffi terus memperhatikan Salsha yang sibuk mencatat jenis-jenis sepatu di rak butiknya.

"Sha, lo kan punya pegawai. Kenapa ga mereka aja sih yang data kaya begituan?"

Langkah Salsha terhenti. "Steff, kita ga boleh terlalu ngandelin orang. Terkadang kita harus turun tangan. Lagian kasian mereka tadi abis bantuin bongkar barang baru." Salsha menjatuhkan diri pada sofa di depannya.

"Terbaik memang Boskuu." Steffi menepuk pundak Salsha.

"Bisa aja lo." Salsha terkekeh kecil. "Nganggur lo? Kok kesini." lanjutnya.

"Bahasa lo gitu banget dah. Bukan nganggur tapi lagi free." Steffi mendelik kesal.

"Iya deh iya, terserah lo." Salsha memejamkan matanya. Menenangkan pikiran.

"Eh shaa, pinjem charger dong. Gue ga bawa powerbank nih." Steffi menepuk-nepuk bahu Salsha. Membuyarkan ketenangan pikiran Salsha.

"Hih!" Salsha berdecak kesal. "Ambil diruangan gue, di laci!" Lanjut Salsha diikuti dengan jari telunjuk yang menunjuk ke arah pintu ruang pribadi milikknya.

Tanpa menjawab, Steffi dengan sigap berlari memasuki ruangan itu.
.
.
Salsha hanya diam, masih belum menjawab rentetan pertanyaan yang di berikan oleh Steffi.

"Sha! Jawab gue!" Steffi mengguncang bahu Salsha dengan perlahan.

"Steff stop please!" Salsha menepis kedua tangan Steffi. Dan menyatukan kedua tangan bertanda memohon.

"Sha! Ayolah. Itu gimana maksudnya?!" Steffi tak henti mengumpat.

FlashbackOn.
Steffi membuka pintu dan masuk, Steffi tetap fokus pada tujuan awal yaitu mengambil charger milik Salsha. Steffi nampak berfikir.

'Tadi Salsha bilang dimana ya.' Tanyanya pada diri nya sendiri.

Steffi berjalan menuju meja kerja Salsha setelah ia mengingat bahawa charger milik Salsha berada pada laci meja kerja.

Dengan cepat Steffi membukanya.

Sreettt.
Steffi terus mengacak isi laci Salsha mencari charger yang Salsha maksud. Setelah menemukannya. Steffi dengan cepat mengambil. Namun, mata Steffi menangkap amplop cokelat yang berada di dalam laci Salsha.

Steffi tak bermaksud lancang. Namun, Steffi semakin penasaran ketika melihat isi yang sedikit terlihat dari Amplop tersebut. Dengan geram. 'Shit!' Umpatnya. Steffi mengambilnya ketika Steffi mengetahui isi dari Amplop cokelat tersebut.

FlashbackOff.

Melihat Salsha yang terus diam membuat Steffi mengusap wajahnya kasar. "Jelasin ke gue apa maksud dari poto ini Salsha."

Steffi mencoba menurunkan nada bicaranya. Steffi rasa ia terlalu keras bertanya pada Salsha.

Steffi kembali memandang 3 lembar foto yang di pegang nya. Dalam lembar foto pertama terlihat Aldi merangkul seorang wanita. Lembar kedua terlihat Aldi menggandeng tangan wanita tersebut. Dan foto terakhir terlihat Aldi mengusap rambut seorang wanita. Steffi memanas ketika ia perhatikan ketiga foto tersebut dengan wanita yang sama.

"Steff udah lah, mungkin itu ga sengaja." Salsha mengalihkan pandangannya. Beralih menatap jendela ruangan pribadinya.

"Lo bilang ga sengaja? Ini dengan waktu yang berbeda sha! Lo liat baju mereka beda di setiap foto ini!" Steffi menunjuk 3 lembar foto tersebut dengan kesal.

Understanding (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang