17

2K 144 22
                                    

Hujan mengguyur kota sedari siang hingga menjelang sore hari. Saat ini butik Salsha ramai pengunjung, Salsha memperhatikan kedua pegawai nya melayani pengunjung butik. Sesekali Salsha membantu di saat ada pengunjung yang menanyakan berbagai macam model sepatu.

"Maaf, ga bisa mba, kan udah ada bandrol harga nya."

"Masa ga bisa sih? Turun sedikit dong!"

Salsha memperhatikan Innes yang sedang berdebat dengan salah satu pengunjung, Salsha melihat sampai dimana Innes tahan melayani pengunjung yang menyebalkan seperti itu.

"Mohon maaf mba. Disini seluruh sepatu yang kami jual sudah ada bandrol harga masing-masing."

Salsha tersenyum memperhatikan Innes yang masih sabar menghadapi pengunjung tersebut. Sedangkan si pengunjung sudah memasang wajah yang menyebalkan. Bahkan sangat.

"Gimana sih! Cuma minta turun harga sedikit juga!"

Dahi Salsha mengernyit heran. Salsha memperhatikan si pengunjung. Salsha rasa si pengunjung sanggup jika membeli sepatu tersebut. Model sepatu pantopel yang cocok jika dikenakan orang kantoran dengan hak sedikit tinggi. Salsha menghampiri karna merasa kasihan jika Innes terus-menerus mendapat bentakan.

"Maaf ada apa?" Salsha bertanya sopan.

"Mba, sebaiknya mba bicara dengan atasan saya." Innes tersenyum kepada pengunjung tersebut. "Mba Salsha, saya permisi, saya melayani pengunjung yang lain." Innes menundukkan kepala lalu pergi.

Salsha tersenyum. "Ada apa mba?"

"Ini serius harga segini?" Si pelanggan menunjuk bandrol harga yang tertera. Idr 576rb.

"Iya mba, apakah ada yang salah?" Salsha tetap tersenyum.

"Aduh sepatu ginian harga segitu. Di toko lain ga segitu."

Salsha berusaha menahan tawa. "Maaf mba, bisa dilihat bahan dan kualitas nya. Sangat berbeda. Sepatu ini saya yakin bisa tahan hingga 2 tahun. Wajar jika saya memberi harga seperti itu."

"Ah masa sih?" Si pengunjung memperhatikan sepatu, memperhatikan detail sepatu tersebut. "Maaf deh mba, saya ga jadi beli."

Salsha benar-benar tak habis fikir. Kenapa tidak sedari tadi saja bicara jika tidak ingin membeli. Mengapa harus berdebat dengan Innes dan juga dengan nya dahulu. Salsha sudah sangat sering menemukan pengunjung seperti itu. Karena itu Salsha mudah melayani dengan sikap tenang nya.

Tring.
Salsha merogoh saku bomber yang dikenakan saat dirasa handphone nya berbunyi. Segera Salsha melihat sumber yang menyebabkan handphone tersebut berbunyi.

1newnessage.
Ald❤
Dibutik kan? Bawa mobil ga kamu?

Me
Yes Ald. Aku tadi bareng kak Bimo. Jadi ga bawa mobil. Why?

Ald❤
Nanti pulang aku jemput aja ya. Tunggu aku❤ See you💋

Me
Okey, too❤
(Read)

Salsha melihat jam yang melilit pada pergelangan tangan kirinya.
17.45 pm.
Salsha melihat jendela butik, rintik hujan masih setia terjatuh, namun sudah tidak terlalu deras. Sudah menjelang malam ternyata. Batinnya, karena melihat kondisi lampu-lampu jalan yang mulai menyala.

Mata Salsha menyipit karena melihat seorang lelaki yang keluar dari mobil dan berlari kecil sambil menutupi kepala menghindari hujan lalu memasuki butik.

Understanding (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang