Aldi memijit pelipisnya. Sejenak Aldi memikirkan sesuatu, Aldi terus mengingat apakah dirinya melupakan sesuatu. Aldi geram mengapa dirinya sangat lemah mengingat sesuatu belakangan ini. Pekerjaan membuat Aldi menjadi gila jika papa Aldi terus melimpahkan nya pada Aldi.
Klek
Aldi mengangkat wajah ketika pintu ruangannya terbuka. Muncul seseorang. Ah ternyata Iqbaal. Ya Iqbaal. Lelaki bertubuh cungkring namun mempunyai pesona yang cukup tinggi di gandrungi oleh wanita. Hidung yang bisa dibilang mancung, tubuh yang tinggi, dan wajah yang tampan menambah nilai plus untuk Iqbaal. Iqbaal adalah sahabat sekaligus parter kerja Aldi. iqbaal yang selalu memberi Aldi solusi disaat Aldi tidak tau harus bagai mana tentang apapun itu."Ngapain lo kesini." Aldi langsung bertanya saat Iqbaal datang menghampiri nya lalu duduk dikursi tepat dihadapanku.
"Sensi amat lo. Oh iya gimana Salsha? Di terima belum tuh skripsi?" Oh tuhan, untuk saat ini Aldi sangat berterima kasih pada manusia dihadapannya. Karena Iqbaal telah mengingatkan Aldi.
Aldi langsung mengambil handpone yang sedari tadi tergeletak dimeja kantornya. Jari-jarinya menekan layar touchscreen mencari kontak Salsha dan ya, Aldi menemukannya.
Tuutt.
"Shaaa, kamu kemana ajasih, gimana sayang skripsinya?"
Gadis itu belum menjawab pertanyaan Aldi.
Iqbaal mengernyitkan dahi.Ah sudahlah Aldi tak terlalu memikirkan manusia dihadapannya saat ini.
"Hallo Ald, kamu kenapa si tiba-tiba nelfon. Tumben, kamu ga nanya aku masih ngambek apa engga?" Salsha bukannya menjawab pertanyaan Aldi malah membicarakan yang tidak ingin Aldi bicarakan.
"Shaaa, aku minta maaf sha. Semalem aku lagi pusing banget sha. Ya? Kamu maafin aku kan? Gimana sama skripsi kamu sayang?"
"Cih, lebay lo." Ingin rasanya Aldi membungkam mulut Iqbaal saat ini.
"Tuh, kamu ga malu dikatain lebay? Siapa itu? Iqbaal ya, salam buat Iqbaal, eh nih ada Steffi juga, Steffi nitip salam." Salsha tetap tidak menjawab pertanyaan utama Aldi.
"Aduh udah deh malah bahas Iqbaal. Gmna skripsi kamu? Aku udah nanya 3 kali loh. Sekali lagi ga di jawab, kamu harus kasi aku cium ya. Hahaha." Entah mengapa Aldi merindukan gadisnya ini. Berbicara lewat telfon hanya membuat Aldi semakin rindu.
"Dih, apaansih kamu. Hmm kasi tau ga ya. Gausah deh biar kamu penasaran. Hahaha." Salsha tidak kunjung memberi tahu. Rasanya Aldi ingin menemui nya saat ini juga. Namun ada rapat yang tidak bisa ditinggalkan.
"Sha, kamu mah ngese- tuut tuttt..
Salsha mematikan sambungan telfon Aldi. Untung sayang. Batin Aldi
"Ngapa lo bawa-bawa nama gue?" Iqbaal mengernyit kan dahi bertanda ia sangat penasaran.
"Ada salam dari Salsha sama Steffi." Aldi melemparkan handphone keatas sofa.
"Wadaw si cantik. Asik. Okeh makasih Ald. Gue balik keruangan gue yak."
"Dih gila lo anak orang sampe kapan lo gantungin." Iqbaal mendengar ucapan Aldi, namun tak menjawab karna terlalu sibuk dengan fikirannya tentang Steffi.
Ya, Iqbaal mengenal Salsha dan Steffi. Sewaktu SMA mereka satu sekolah, namun Aldi dan Iqbaal adalah senior. Dimana Aldi dan Iqbaal kelas 12 dan Salsha Steffi kelas 10. Entah mengapa sampai saat ini Aldi belum bosan dengan gadisnya. Ya, Salsha. Aldi dan Salsha menjalin hubungan sudah hampir 4tahun. Sudah 3 kali putus karena berbagai masalah. Namun mereka dapat menyelesaikannya. Awal kedekatan Aldi dan Salsha saat Aldi sudah menjalani ujian nasional. Saat itu Salsha adalah wakil osis dan ikut membantu menyiapkan ruangan UN. Sejak saat itu mereka dekat. Panjang jika di ceritakan.
.
.
.
"Tuh, kamu ga malu dikatain lebay? Siapa itu? Iqbaal ya, salam buat Iqbaal, eh nih ada Steffi juga, Steffi nitip salam." Salsha berbicara sambil memakan sup macaroni yang tadi dibuat oleh Steffi. Salsha bahagia karna sahabatnya ini pintar sekali memasak.

KAMU SEDANG MEMBACA
Understanding (Completed)
FanficCover by @evitafauziaah 💕 Cerita pertama dengan tanda baca yang masih tak beraturan. Juga dengan tatanan bahasa yang tidak memenuhi KBBI🙏