Seperti biasa, tempat ini selalu ramai. Terdengar beberapa orang bercengkrama satu sama lain. Ditemani oleh suara musik klasik yang dimainkan oleh band di tengah tempat ini.
"Maaf yaa, kantor lagi ribet akhir-akhir ini aku sibuk." Iqbaal menyatukan kedua telapak tangan menekuk wajah, menunjukkan mata puppy eyes.
Bukannya merespon, Steffi malah tertawa. Iqbaal pun mengerutkan dahi.
"Ada yang lucu?" Tanya Iqbaal polos.
"Kamu." Jawab Steffi.
"Aku kenapa?"
"Ngapain kaya gitu segala. Iya aku maafin kok." Steffi memberikan senyuman termanisnya.
"Serius?" Iqbaal mengerutkan dahi. "Biasanya kamu ngambek." Mendengar ucapan Iqbaal membuat Steffi melotot tajam.
"Eh eh bukan gituu." Iqbaal menyangkal.
"Hehe, karena aku juga sibuk, jadi ga ngerasa sepi kalo ga ada kamu." Steffi kembali tersenyum.
"Kamu ga selingkuh kan?"
"Kamu mau aku tonjok?" Steffi mengepalkan telapak tangan dan mengarah pada Iqbaal.
Iqbaal terkekeh melihat tingkah kekasihnya. "Udah deh, yuk dimakan. Karel udah masakin ini makanan buat kita." Iqbaal menarik turunkan kedua Alisnya.
Steffi pun mulai menyuap nasi goreng yang di pesannya.
"Eh baal, kantor kamu benar-benar sibuk ya?" Tanya Steffi di sela kesibukannya mengunyah makanan.
"Iya sibuk steff. Kenapa?"
"Aku mau cerita tentang Salsha." Steffi meletakkan sendok dan garpu yang di pegangnya. Saat ini Steffi serius menatap Iqbaal. Melihat perlakuan Steffi. Iqbaal pun melakukan hal yang sama. Berhenti melakukan aktivitas makannya.
"Cerita aja." Iqbaal tersenyum.
Steffi pun menceritakan kejadian dimana Salsha dalam keadaan yang benar-benar takut saat di ganggu oleh seorang lelaki dihalaman butiknya.
Terlihat Iqbaal terbalak kaget, ketika mengetahui bahwa Salsha menunggu Aldi untuk menjemput nya. "Kejadiannya kapan?" Iqbaal bertanya ketika Steffi selesai berbicara.
"Seminggu yang lalu sih."
Terlihat Iqbaal berfikir.
"Coba deh kamu inget, seminggu yang lalu Aldi gimana dikantor." Lanjut Steffi.
Terlihat Iqbaal mengangguk masih dalam diam nya untuk berfikir.
Iqbaal meletakkan jari telunjuknya pada dahi. "Aku inget."
Steffi mengangguk menautkan kedua alis meminta jawaban.
"Seminggu yang lalu sih Aldi memang banyak lembur, terus pernah suatu pagi dia dateng agak siangan. Dan aku nanya in Karin kan karena berkas aku dibawa dia, dia jawab karin sakit." Iqbaal mengangkat bahu.
"Karin?" Lagi-lagi Steffi menautkan kedua Alis.
"Sekertaris Aldi yang pernah aku bilang ituloh."
"Yang rambutnya sebahu?" Steffi memukul meja restaurant. Menyebabkan beberapa pengunjung memperhatikan Iqbaal dan Steffi. Iqbaal melihat sekeliling dan tersenyum.
"Jangan gitu dong steff, mereka nyangkanya kita berantem deh pasti." Iqbaal menggenggam tangan Steffi.
"Maaf." Steffi berucap pelan. "Jadi bener? Karin yang rambutnya sebahu?" Tanya Steffi lagi.
Dan Iqbaal mengangguk. "Baal aku gamau tau, kamu harus cari tau Karin sakit dirawat atau engganya. Terus cari tau dimana Karin Karin itu dirawat. Kamu harus mastiin apa Aldi ikut campur atau engga" Cerocos Steffi.
![](https://img.wattpad.com/cover/127120841-288-k212208.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Understanding (Completed)
FanficCover by @evitafauziaah 💕 Cerita pertama dengan tanda baca yang masih tak beraturan. Juga dengan tatanan bahasa yang tidak memenuhi KBBI🙏