Aku tidak mengerti apa yang aku rasakan, aku tidak tahu harus bertanya pada siapa tentang ini. Tentang perasaan semu yang selalu hadir di dalam hati.
•••Cantika menyusuri rak-rak novel di Gramedia. Ditangannya sudah ada dua novel berbeda genre.
"Cantik."
Cantika menoleh ke sebelah kanan, "Rian?"
Rian tertawa kecil, "jodoh ya kita."
"Apaansih?! Jodoh darimana."
"Dari matamu... Matamu kumulai... Jatuh cinta...."
Cantika menatap datar Rian, "apa ya?"
Rian terkekeh, "kok gak baper."
"Gak lah!!"
Rian melirik dua novel yang berada di tangan Cantika, "suka novel?"
Cantika mengangguk, "iya, gue suka."
"Pantesan lo suka nulis novel."
Cantika tersenyum tipis, "gue suka nulis novel karena gue bisa melampiaskan emosi gue."
Rian melirik jam tangannya, "lo ke sini sendiri?"
Cantika mengangguk, "emang mau sama siapa lagi?!"
"Bareng gue yuk, sekalian makan."
Cantika mengerjapkan matanya, "uang gue gak cukup buat makan, cukup buat beli novel doang."
Rian tersenyum manis, "gue bayarin."
"Hah?"
"Gue bayarin."
Cantika menggeleng, "gak ah, nanti ngerepotin."
"Gak kok, ayo." Rian menarik lengan Cantika menuju kasir.
"Lo sendiri?"
"Iya nih, belum ada yang pas dihati."
Cantika mengerutkan dahinya, "bukan itu maksud gue, maksud gue lo ke sini sendiri?"
Rian mengangguk, "iya, refreshing. Bosen di rumah."
"Makasih Mba." Cantika menerima kantung plastik berlogo Gramedia. Ia menatap ke arah Rian. "Jadi?"
KAMU SEDANG MEMBACA
[Bukan] Cinta Pertama
Teen Fiction[COMPLETED] Ketika waktu berputar begitu cepat, rasanya ia tidak rela saat masa-masa bahagianya berakhir. Waktu dan takdir bekerja sama atas kisah mereka, mempermainkan perasaan begitu saja sesuka hati. Menerbangkan hati dengan rasa bahagianya, la...