Haruskah secepat ini aku merasakan sakitnya jatuh cinta.
•••Suasana ramai di bandara Soekarno Hatta sudah menjadi hal biasa. Seorang perempuan melangkahkan kakinya dengan tangan yang menggeret koper berwarna pink.
Senyum tersungging dibibir tebalnya, menghirup udara Indonesia yang sudah lama tidak ia rasakan.
"Non."
Panggilan itu membuat ia membuka matanya, dilihatnya sang supir yang sedang membukakan pintu mobil.
"Silahkan masuk Non, Nyonya sudah menunggu di rumah."
Perempuan tersebut tersenyum, dengan langkah anggun ia memasuki mobil. Kopernya ia berikan pada sang supir, ia menyandarkan tubuhnya di jok belakang.
Tangannya mengotak-atik ponselnya yang berwarna pink, kepalanya ia sandarkan di jendela mobil.
Matanya terpejam saat mobil melaju meninggalkan bandara, menikmati pemandangan kota Jakarta dengan kemacetan yang sudah menjadi hal biasa di kota metropolitan ini.
"Welcome Indonesia."
Senyum dibibirnya mengembang saat mengingat sesuatu.
"Selamat datang kembali Acha."
Matanya menatap keluar jendela, "aku kembali... Rian."
•••
Cantika melangkahkan kakinya mendekat ke arah Alvin dan Nabila, matanya menatap mereka berdua bergantian dengan tatapan tajam."Apa yang kalian sembunyiin?!"
Nabila dan Alvin saling lirik, tidak ada niatan untuk membuka suara sama sekali.
"Gue udah curiga sama kalian berdua."
Nabila berdehem, "Tik, ini... Gue bisa jelasin Tik."
"Jelasin apa?!"
"Tik, lo tenangin diri lo. Tarik napas perlahan, hembuskan."
Cantika menatap tajam Alvin, "gue lagi gak bercanda."
"Gue juga," cicit Alvin.
Cantika mendengus, "jelasin, semuanya yang gak gue tau."
Nabila menarik lengan Cantika pelan, menuntunnya menuju kursi panjang yang ada di sana.
Berdehem sebentar untuk menetralkan suaranya, "di sini, gue bakal jelasin semuanya. Tapi gue minta lo janji sama gue."
Cantika menatap Nabila dengan kening berkerut, "apa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
[Bukan] Cinta Pertama
Teen Fiction[COMPLETED] Ketika waktu berputar begitu cepat, rasanya ia tidak rela saat masa-masa bahagianya berakhir. Waktu dan takdir bekerja sama atas kisah mereka, mempermainkan perasaan begitu saja sesuka hati. Menerbangkan hati dengan rasa bahagianya, la...