✨ Part 47

1.5K 152 12
                                    

Untuk apa kita memperjuangkan orang yang tidak pantas untuk kita perjuangkan. 
•••

"Panas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Panas." Ambar menyandarkan tubuhnya pada dinding, mengipaskan dirinya dengan kertas.

Cantika menganggukan kepalanya, mengipaskan bagian lehernya dengan tangan.

"Bagi dong Dev es teh nya." Ambar mencolek bahu Devina.

Devina menatap sinis Ambar, "nih, besok-besok jangan malas ke kantin. Gue yang rugi kalau lo minta minuman gue terus."

Ambar berdecak, "malas."

Suara gaduh dari kelas samping membuat semua yang berada di kelas terdiam. Pembatas yang hanya terbuat dari kayu bisa membuat mereka mendengar dengan jelas kegaduhan tersebut.

"Siapa sih?! Gak tau orang lagi tidur apa ya!!" Alvin menatap pembatas kayu tersebut dengan kesal.

Putra menekan kepala Alvin agar tidur kembali, "tidur lagi udah, gak usah bacot. Biarin aja kelas samping berisik."

Alvin mendengus, ia membaringkan kepalanya di atas meja. Menutup wajahnya dengan tas yang cukup besar.

Brakk

Teriakan anak perempuan saling terdengar, mereka menatap pembatas kayu yang terlihat rusak karena seseorang yang jatuh di atasnya.

Alvin menatap pembatas kayu dengan kepala menggeleng, "gila... Sampai rusak."

"Haduh...." Runtuh seseorang yang terjatuh itu.

Ambar menyikut Cantika, ia mendekat ke arah Cantika, "kaya kenal, itu Rian bukan?"

Cantika memicingkan matanya, mengedikkan bahunya tak acuh, "gak tau, tapi kayanya iya."

"Kenapa ya?"

"Mana gue tau, emang gue siapa?!" Cantika memutar bola matanya malas.

Hana yang menjabat sebagai ketua kelas mipa3 menghampiri orang tersebut, "HEH!! GARA-GARA LO PEMBATAS KAYUNYA RUSAK!! POKOKNYA KALAU GURU MINTA GANTI RUGI, MINTANYA KE LO ATAU KE KELAS MIPA4. BUKAN KE KELAS KITA!!"

Orang tersebut mengubah posisinya menjadi duduk, ia menatap Hana kesal, "bawel."

Alvin menggelengkan kepalanya, "Rian!! Astaga naga dragon ball!! Lo ngapain di situ!! Lo mau jadi peseluncur yang handal?!"

Rian berdiri, merapikan bajunya yang sedikit kotor. Menatap tajam seseorang yang tadi mendorongnya, "sialan lo, gara-gara lo nih."

[Bukan] Cinta Pertama Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang