Ada dinding batas diantara kita, aku memikirkan bagaimana caranya menghancurkan dinding tersebut agar kita kembali seperti sebelumnya.
•••Helaan napas terdengar lelah, Tara menyandarkan tubuhnya di dinding sekolah. Memejamkan matanya saat rasa pusing menyerang kepalanya.
"Minum, mau?"
Tara membuka matanya, menatap botol mineral yang terulur di depannya. Matanya beralih menatap ke arah Rian yang mengulurkan botol mineral tersebut.
Tara mengambil botol tersebut seraya tersenyum tipis, "makasih."
Rian mengangguk, ia duduk di samping Tara dengan tatapan lurus ke depan.
"Proposalnya udah diajuin ke Kepala sekolah?" tanya Tara.
Rian menggeleng, "belum, lagi dicek sama ketos." Menghembuskan napasnya perlahan. "Cape juga ya jadi OSIS, kita ketinggalan banyak materi di kelas."
Tara mengangguk, menyetujui ucapan Rian, "iya, tapi seru juga sih."
"Tara!!"
Tara menoleh ke arah sumber suara, ia menatap bingung ke arah Nita yang berlari ke arahnya dengan menarik lengan Nabila dan Cantika.
"Kenapa?" tanyanya, matanya melirik ke arah Nabila dan Cantika yang terlihat sebal. "Kalian kenapa bisa ditarik sama Nita?"
Nabila mendengus, "gak jelas temen lo, dari tadi nyariin mulu. Kangen kali!"
Nita mendengus, "bukan, gue cuman mau minta uang gue yang masih sama lo. Hari ini gue gak bawa uang, takutnya nanti istirahat gue gak ketemu sama lo makanya ke sini."
Tara mengangguk, tangannya merogoh saku seragam berlogo OSIS. Memberikan selembar uang limapuluh ribu ke arah Nita.
"Pas kan?"
Nita menganggukan kepalanya, "iya."
Nabila mendengus, "udah kan? Ayo ke kelas. Gue males di sini."
Cantika menyenggol lengan Nabila, "Bil, udah lah."
Nabila berdecak, "terserah."
Cantika melirik ke arah Tara dan Rian bergantian, tatapannya menunjukkan keingintahuan tentang Tara dan Rian.
"Kenapa Tik?" tanya Rian.
Cantika tersentak, menggelengkan kepalanya dengan wajah bingung menjawab pertanyaan Rian.
"Beneran?"
KAMU SEDANG MEMBACA
[Bukan] Cinta Pertama
Teen Fiction[COMPLETED] Ketika waktu berputar begitu cepat, rasanya ia tidak rela saat masa-masa bahagianya berakhir. Waktu dan takdir bekerja sama atas kisah mereka, mempermainkan perasaan begitu saja sesuka hati. Menerbangkan hati dengan rasa bahagianya, la...