Hati ini sangat sulit diatur, aku sudah memintanya untuk berhenti mencintaimu, tapi ia tidak mau.
•••Lapangan upacara terlihat sudah ramai oleh murid-murid SMA Merpati, hari Senin menjadi musuh bagi beberapa murid.
Cantika berlari menuju lapangan upacara, berlari menuju ruang UKS untuk menitipkan tas yang masih ia bawa.
Berlari dari depan gerbang hingga lapangan ternyata melelahkan, Cantika berlari di kerumunan murid-murid yang berbaris.
Mencari barisan kelasnya yang entah ada di mana, Cantika melihat-lihat barisan. Ia menggerutu sebal karena tidak menemukan barisan kelasnya.
Tiba-tiba saja tangannya ditarik, jika ia tidak menjaga keseimbangan mungkin dirinya akan terjatuh.
Cantika menatap kesal sang pelaku yang menarik lengannya, "ngapain sih narik-narik?!"
Orang tersebut yang tak lain adalah Rian tertawa, "panik banget, sampe gak fokus liat barisan kelasnya sendiri."
Cantika mendengus, napasnya tidak beraturan karena berlari. Memaki topinya hang sedari tadi ia pegang.
"Telat ya?"
Cantika mengangguk, "iya."
"Ngapain aja tadi malem? Sampai telat."
"Belajar, nanti ulangan fisika."
Rian membelalakan matanya, "serius?!"
"Iya." Cantika menatap Rian dengan kening berkerut. "Kenapa?"
"Fisika... Pelajaran ke berapa?"
Cantika mengerjapkan matanya seraya memasang wajah berpikir, "abis upacara, berarti jam pertama."
"Ya mampu aja, abis ulcara langsung pelajaran fisika. Ulangan lagi."
Cantika terkekeh kecil, tangannya membenarkan dasinya yang sedikit miring, "makanya... Jangan pacaran terus," ucapnya menahan nyeri di dadanya saat mengucapkan kalimat terakhir.
Rian mendengus, "siapa yang pacaran, tadi malem gue di ajak main PUBG sama Alvin. Sialan tuh orang."
Cantika menggelengkan kepalanya, tatapannya lurus ke depan saat ada guru yang berpatroli.
Rian melirik guru tersebut sekilas, lalu melirik Cantika yang fokus ke depan.
"Kok lo sama gue tingginya sama ya Tik?"
KAMU SEDANG MEMBACA
[Bukan] Cinta Pertama
Teen Fiction[COMPLETED] Ketika waktu berputar begitu cepat, rasanya ia tidak rela saat masa-masa bahagianya berakhir. Waktu dan takdir bekerja sama atas kisah mereka, mempermainkan perasaan begitu saja sesuka hati. Menerbangkan hati dengan rasa bahagianya, la...