✨ Part 49

1.4K 138 5
                                    

Pergilah sebentar, aku ingin memastikan hati ini jika kamu pergi. Apakah dia mencari atau tidak.
•••

Nabila menatap sekitar kantin yang terlihat ramai, ia berdecak sebal

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Nabila menatap sekitar kantin yang terlihat ramai, ia berdecak sebal. Menatap kedua temannya yang sibuk dengan mie ayam yang berada di depannya.

"Mau pergantian anggota OSIS, malah OSIS lama bikin pensi. Buat apa coba?!"

"Buat hiburan kali, lagian suka-suka OSIS lah. Siapa tau ini tugas terakhir mereka," ujar Nita seraya memakan mie nya.

Nabila mendengus, "iya sih. Tapi buat apaan?! Gue yakin seribu persen kalau nanti saat akhir tahun diadakan pensi lagi!! Gak rugi apa ya sekolah, pensi lagi pensi lagi. Uang lagi uang lagi." Ia menggelengkan kepalanya heran. "Terlalu kaya ini sekolah."

"Gakpapa, jadi waktu belajar kita gak membosankan. Lagian sekalian hiburan, anggap aja hadiah tahun terakhir kita di sini."

Cantika menganggukan kepalanya setuju dengan Nita, "jangan dibawa ribet Bil, nanti botak."

Nabila mendengus, mengibaskan rambutnya ke belakang. Matanya menjelajah kantin yang terlihat sangat ramai.

Cantika menghabiskan minumannya, ia berdiri seraya merapikan roknya. Menatap ke arah Nabila dan Nita yang sedang menatap ke arahnya.

"Gue mau ke kelas, ada sesuatu yang harus dikerjakan. Kalian masih mau di sini?"

Nabila menatap ke arah Nita, "gimana? Mau di sini atau ke kelas."

"Ke kelas aja, gue bosen di sini. Tapi beli nasi bakar dulu ya."

Cantika dan Nabila menganggukan kepalanya, mereka melangkahkan kakinya menuju stand penjual nasi bakar.

"Haduh gak usah dorong-dorong dong!! Mentang-mentang badannya daging semua!! Gak kaya gue yang tukang doang!!" kesal Nabila, ia menatap tajam seseorang yang mendorongnya dengan keras.

Nita menarik lengan Nabila, "gak usah mulai."

"Udah Nit?"

Nita mengangguk, memberikan dua nasi bakar milik Cantika, "tuh pesenan lo, mana pesenan gue."

Cantika memberikan botol air mineral pada Nita, mereka bertiga melangkahkan kakinya menuju kelas masing-masing.

"Kalau rame begini gue males banget ke kantin."

"Kenapa?"

"Keringatnya pada bau-bau, buseh... Itu mereka gak mandi apa ya di rumahnya." Nabila menggelengkan kepalanya.

"Yaelah, pake dicium segala." Nita memutar bola matanya malas.

[Bukan] Cinta Pertama Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang