Waktu terus berjalan tanpa henti. Detik demi detik, menit demi menit dilalui. Dan perasaan ini... Semakin lama semakin besar.
•••Cuaca terasa panas hari ini, sinar matahari membakar kulit. Cantika memainkan ponselnya dengan posisi tiduran. Nabila yang ada di sampingnya sibuk menonton anak laki-laki bermain futsal di tengah lapangan.
"Mereka gila apa ya?! Panas begini main bola," ujar Nabila.
Cantika melirik ke arah Nabila sekilas, "biarin aja."
"Tik, gebetan lo tuh. Keliatan ganteng kalau lagi keringetan."
Cantika mengalihkan tatapannya, menatap Rian yang sibuk berlarian mengejar bola.
"Biasa aja," ucapnya tak acuh.
Nabila mendengus, "sok biasa aja, padahal dalam hati mensyukuri ciptaan Tuhan yang lagi main bola."
Cantika berdecak, "jangan sok tau."
"Gak sok tau gue, bahkan gue tau kok lo pernah dianter sama dia. Ya kan?"
Cantika mendengus, "diem deh, itu karena kita pulangnya terakhir."
Nabila menatap Cantika seraya memicingkan matanya, "gue curiga kalau lo ngapa-ngapain sama Rian."
Cantika mencubit paha Nabila, "gak usah ngaco ngomongnya, kemaren dia bantuin gue piket."
Nabila tertawa pelan, "iya tau kok."
"Gak lucu."
Raut wajah Nabila langsung berubah saat mengingat sesuatu, "lo tau gak?"
"Gak."
Nabila mendengus, "dengerin gue, tapi maaf aja nih kalau lo bakal mikirin ucapan gue ini."
"Apa?"
"Sebenernya gue gak mau ngomong ini, tapi gue gak tahan. Maafin gue ya."
Cantika berdecak, "kenapa sih?!"
"Soal Rian."
"Hm."
"Mending lo jangan terlalu jatuh cinta sama dia."
Cantika menatap Nabila dengan kening berkerut, "kenapa?"
Nabila menghela napasnya, "gue gak mau lo tersakiti."
"Apa sih?!"
KAMU SEDANG MEMBACA
[Bukan] Cinta Pertama
Teen Fiction[COMPLETED] Ketika waktu berputar begitu cepat, rasanya ia tidak rela saat masa-masa bahagianya berakhir. Waktu dan takdir bekerja sama atas kisah mereka, mempermainkan perasaan begitu saja sesuka hati. Menerbangkan hati dengan rasa bahagianya, la...