Cepat atau lambat waktu akan memberitahu semua yang tersimpan, siap tidak siap kita harus menerimanya.
•••Di koridor sekolah terdapat seorang perempuan dengan kepala tertunduk, tangan yang saling bertaut, dan tubuhnya yang disandarkan pada kursi panjang di depan kelas.
Perempuan tersebut melirik koridor sekolah yang sudah mulai sepi, ia berdiri dari posisinya. Mengintip dari kaca jendela kelasnya.
Suara langkah kaki terdengar, ia mengalihkan tatapannya ke arah orang tersebut. Melangkahkan kakinya mendekat, kedua tangannya mencengkram tali tas dengan kuat.
"Udah?"
Rian mengangguk, ia mengunci pintu kelas, "ayo."
Langkah kaki mereka menggema di koridor sekolah, Tara melangkahkan kakinya seraya menunduk.
Mereka melangkahkan kakinya menuju ruang guru, Rian membalikkan tubuhnya ke arah Tara yang masih menunduk.
"Tunggu di sini." Rian melirik sekitarnya yang nampak sepi. "Aku kasih kunci ke wali kelas."
Tara mengangkat kepalanya, menganggukan kepalanya pelan. Matanya melirik kursi panjang yang ada di depan ruang musik.
"Aku... Di sana."
Rian mengangguk, ia membuka pintu ruang guru. Tara menghembuskan napasnya pelan, melangkahkan kakinya menuju kursi panjang yang ada di depan ruang musik.
Tangannya memainkan ponselnya, hembusan napas lega terdengar. Sudut bibir Tara terangkat, menatap layar ponselnya dengan perasaan lega.
"Kenapa senyum-senyum?!"
Tara tersentak, ia menatap Rian dengan senyum tipis, "ini... Mama aku gak chat. Biasanya kalau aku pulang telat suka dicariin."
Rian mengangguk, "kamu udah izin sama supir kamu?"
Tara mengangguk kepalanya, "udah kok, aku bilang mau les."
"Les?"
"Iya, hari ini aku ada les. Tapi bukan les khusus dokter atau bimbel. Cuman buat hilangin penat kok, les musik."
Rian mengangguk, "oh."
Mereka menuruni anak tangga, melangkahkan kakinya menuju ujung parkiran motor.
"Tapi Yan... Jangan sampai pulang malem ya. Pasti dicurigain."
"Iya."
Rian mengkode agar Tara segera naik, Tara yang mengerti maksud Rian langsung bergegas naik.
KAMU SEDANG MEMBACA
[Bukan] Cinta Pertama
Teen Fiction[COMPLETED] Ketika waktu berputar begitu cepat, rasanya ia tidak rela saat masa-masa bahagianya berakhir. Waktu dan takdir bekerja sama atas kisah mereka, mempermainkan perasaan begitu saja sesuka hati. Menerbangkan hati dengan rasa bahagianya, la...