✨ Part 12

2.6K 249 29
                                    

Kamu... Kembali. Tapi aku bingung, haruskah aku merasa senang saat ini.
•••

Suasana sunyi terasa di meja makan, Tara melirik kedua Orang tuanya yang sibuk dengan makanan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Suasana sunyi terasa di meja makan, Tara melirik kedua Orang tuanya yang sibuk dengan makanan. Menghembuskan napasnya pelan, Tara menyuapkan satu sendok nasi ke dalam mulutnya dengan tanpa minat.

"Gimana sekolah kamu?"

Tara berhenti mengunyah, ia menyambar segelas air mineral yang berada di depannya, "baik."

"Masih ikut OSIS?"

"Hm."

"Bagus, kamu harus aktif ikut organisasi. Olimpiade?"

Tara menghela napas, "seminggu lagi ada olimpiade."

Athana menganggukan kepalanya, "bagus, kamu juga harus sering ikut olimpiade."

Vira menatap ke arah putri semata wayangnya, "lulus sekolah kamu harus milih jurusan kedokteran, masa depan kamu akan cerah."

Tara menghela napas, "tapi aku gak mau Mah, aku mau milih pendidikan. Aku mau jadi guru."

Vira menatap tajam Tara, "gak ada tapi-tapian, Mama udah daftarin kamu les."

"Mah." Tara menatap ke arah Vira dengan tatapan sendunya. "Tanpa les aku bisa kok."

Vira menggeleng, "gak, Mama gak mau kamu keluyuran gak jelas. Lebih baik kamu les pulang sekolah, daripada jalan-jalan gak jelas ke mall."

Tara mendengus, "aku udah turutin apa yang Mama mau."

"Gak usah membantah Tara."

Tara meletakkan sendok dan garpu di atas piring dengan kencang, "aku selesai."

Tara berlari menaiki anak tangga menuju kamarnya, membanting pintu kamar dengan keras dan menguncinya. Melangkahkan kakinya menuju balkon kamar, dibukanya pintu balkon agar udara malam masuk ke dalam kamarnya.

Angin malam langsung menyambut Tara, menghembuskan napasnya pelan. Tara berdiri di pembatas pagar, menatap bintang-bintang yang terlihat di atas.

Tring

Bunyi notifikasi ponselnya mengalihkan tatapan Tara, ia melangkahkan kakinya menuju ke dalam kamar. Menyambar ponselnya yang berada di atas nakas, satu pesan masuk dari seseorang membuat dirinya tersenyum.

Mood yang tadinya buruk berubah menjadi baik, jarinya menari di layar ponsel. Membalas pesan masuk dari seseorang yang selama ini selalu menemaninya.

[Bukan] Cinta Pertama Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang