Hai kamu, iya kamu. Bisakah aku tau apa yang kamu sembunyikan saat ini.
•••Suara yang sangat ia kenali terdengar dari balik dinding, langkahnya terhenti, matanya menatap dinding tersebut dengan bingung.
Karena penasaran, ia langkahkan kakinya mendekat ke arah asal suara. Ia sangat mengenali suara salah satu dari mereka.
Sebelum niat untuk menguping terlaksana, seseorang dari balik dinding keluar dengan wajah datar.
Cantika mengerjapkan matanya kaget, "Rian?"
Rian melirik sekilas ke arah Cantika, ia melanjutkan langkahnya meninggalkan Cantika.
Cantika mengerutkan dahinya bingung, "dia kenapa?"
"Cantika?!"
Cantika menoleh, ia menatap bingung Nabila yang memasang ekspresi kaget.
"Kalian ngapain?"
Nabila menggeleng, "gakpapa."
Cantika menatap Nabila tidak percaya, "serius? Lo marah-marah lagi sama Rian?"
Nabila mengangguk, "gue kesel sama dia."
Cantika menghembuskan napasnya lelah, "udahlah, gak usah marah-marah lagi. Kasian Rian."
Nabila berdecak, "orang kaya dia dikasihani? Najis."
Cantika menggeleng, "udah yuk, ke kelas. Bentar lagi bel masuk."
"Hm."
Cantika menarik lengan Nabila pelan, dirinya tidak mengerti kenapa Nabila begitu membenci Rian.
"Pokoknya Tik, lo jauh-jauh dari Rian. Gue males banget liat tuh orang."
Cantika menghela napas, "untuk setahun ke depan lo akan sering liat dia. Kan sekelas."
"Ya bodo, gue bener-bener benci sama dia. Sok ganteng banget, ew."
Cantika dan Nabila sama-sama memasuki kelas yang nampak ramai, Nabila terlebih dahulu melangkahkan kaki ke mejanya. Sedangkan Cantika, ia menatap ke arah Rian yang sedang berbicara dengan Tara.
Tatapan mereka berdua bertemu, Cantika tersenyum tipis ke arah Rian. Lalu senyum itu luntur saat Rian tidak membalas senyumnya.
"Kenapa tuh orang?"
"Cantika!! Sini duduk, ngapain sih?!"
Cantika menganggukan kepalanya ke arah Nabila, ia melangkahkan kakinya menuju meja yang akan menemaninya setahun ke depan.
KAMU SEDANG MEMBACA
[Bukan] Cinta Pertama
Teen Fiction[COMPLETED] Ketika waktu berputar begitu cepat, rasanya ia tidak rela saat masa-masa bahagianya berakhir. Waktu dan takdir bekerja sama atas kisah mereka, mempermainkan perasaan begitu saja sesuka hati. Menerbangkan hati dengan rasa bahagianya, la...