karangan dua-penguntit jago

68 26 33
                                    

Penguntit jago

"Beneran ga boong, serem banget!" Zera memutar kedua bola matanya kesal.

Keempat temannya tidak akan percaya dengan apa yang dilalui penulis muda itu hari ini.

Tatapan sederhana pagi tadi sudah membuat dunia nya berubah seratus delapan puluh derajat.

"Paling itu akal-akalannya Si Arang biar kita gak ganggu dia lagi." Kora beropini.

"Coba lo sebutin ciri-cirinya, gue apal kok semua murid disini," tawar Anes, kawan dekat Zera.

"Ciri-ciri nya itu, serem!" Zera bergindik ngeri, lalu memeluk dirinya sendiri.

-

Jangan nulis disini,nggak ada penghapus.

"Gimana Dam? Keren ga gue?" Joel bertanya tentang tulisan yang ia buat di papan tulis pagi ini.

"El, menurut lo apa itu dekriminasi?" Saddam mengalihkan topik.

Saddam yang serius dan Joel orang dengan motto hidup Life less serious, adalah teman ciamik yang masih langgeng sejak SMP.

"Menurut gue, deskriminasi itu adalah sensasi. Jadi setan-setan yang suka ngebully itu cuma mau cari sensasi." Joel menjawab berapi-api.

"Thanks Jo, gue tulis dulu,"
"Untuk karya Ilmiah lo lagi?"

Saddam hanya tersenyum.

"Ati-ati Dam, Karya Ilmiah bisa bikin mati! " Joel bergumam, "bisa bikin lo gak punya pacar, "

Saddam menggelengkan kepalanya, temannya itu selaku mengada-ada.

"Bisa bikin lo underweight, "
"Terus apa lagi? " tanya Saddam sambil menulis.
"Bikin digigit nyamuk, "
"Bikin kanker nggak? "
"Ia bikin kanker!!"

Saddam menatap keluar jendela dengan tatapan khasnya, dan melanjutkan Karya Ilmiah yang sangat ia cintai sekali.
Sekali, sekali, sekali.

Karangan Tanpa TintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang